Tuesday, July 17, 2007

Tantangan Networking Specialist

Dear all,

Mungkin semua sudah tahu apa itu network/jaringan yg digunakan sebagai infrastruktur Sistem Informasi di berbagai organisasi/perusahaan. Secara umum, hampir semua perusahaan mempunyai jaringan yang bisa menghubungkan antar PC dan peripheral lain baik secara lokal (LAN), antar kota/negara (WAN) atau bahkan ke jaringan publik (Internet). Dengan kata lain, komunikasi data dengan mudah dilakukan antar PC, divisi, kantor cabang, partner, customer dan lain-lain.

Tapi kalau kita cermati, kebanyakan jaringan yang dibuat adalah sekedar menghubungkan antar PC atau antas sistem dengan peralatan2 seperti hub/switch dan router. Lalu dibuat pengkabelan dengan UTP, Coaxial, Wireless, Fiber Optic dan sebagainya. Apakah sekedar menghubungkan seperti itu sudah cukup? Sepertinya tantangan bagi ahli jaringan sekarang semakin kompleks dan terus berkembang.

Saya beberapa hari lalu baru memberikan materi workshop Networking dengan Cisco Device di Makasar. Beberapa peserta yang dari Banking dan industri lain menanyakan tentang pengelolaan jaringan yg baik itu seperti apa. Terlihat sekarang bahwa data yang dilewatkan di atas jaringan bukan hanya sekedar text biasa seperti jaman kita menggunakan DOS dulu. Ada aplikasi2 yang sifatnya sangat penting misal Core Banking System (CBS), Enterprise Resource Planning (ERP) dll yang membutuhkan perlakuan berbeda ketika melewati suatu jaringan. Misal maksimal delay (waktu tunggu) yang diijinkan tidak boleh melebihi waktu tertentu agar koneksi tidak bermasalah. Bahkan tantangan untuk bisa mengkoneksikan antar kantor cabang bisa menjadi sumber sakit kepala bagi ahli jaringan, ketika bandwith yang disewa dari provider besarnya hanya terbatas.

Aplikasi2 yang berjalan di atas suatu Sistem Informasi di perusahaan sekarang semakin beragam dengan menggunakan tidak hanya text tapi juga gambar, suara, video dll. Trafik yang semakin kompleks tadi membuat jalur di atas jaringan menjadi tidak optimal karena terjadi perebutan jalur, antrean yang panjang, kemacetan dan lain-lain. Jadi secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa seorang Networking Specialist semakin banyak. Kalau dulu cukup mempelajari cara pengkabelan dan setting peralatan jaringan (network device), sekarang harus memahami tipe aplikasi yang lewat, proses bisnis antar divisi/kantor/partner, prioritas bagi aplikasi tertentu, jumlah user/divisi/cabang/partner/customer dan lain sebagainya. Belum lagi ada tantangan untuk menyatukan komunikasi suara dan video di atas jaringan, dengan konsep Unified Communication yaitu integrasi Voide, Video dan Data di atas infrastruktur yang sama.

Ilmu-ilmu baru bagi seorang Networking Specialist misal seperti Traffic Management, Quality of Service, Intelligent Network, Unified Communication dan lain-lain menjadi semakin populer dan dibutuhkan. Mereka tidak mungkin hanya cukup dengan memahami pengkabelan, setting switch/router, TCP/IP saja. Untuk itu, seorang Networking Specialist harus selalu meng-upgrade knowledge dan skill agar sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi/perusahaan sekarang. Demikian cerita dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca. Salam, surahyo

Tuesday, July 10, 2007

Enterprise Information System (EIS)

Sering kita melihat bahwa aplikasi/software yang dipakai sehari-hari di atas PC adalah aplikasi yang sifatnya individual. Artinya aplikasi tsb hanya digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai tersebut, misal MS Office/OpenOffice, Photoshop, Acrobat Reader dan lain-lain. Tentunya hal ini sudah sangat mencukupi jika memang informasi yang diolah hanya diperlukan oleh pemakai tsb saja. Dengan skala yang sedikit lebih luas, ada juga aplikasi yang melayani kebutuhan suatu bagian/divisi saja. Misal aplikasi kepegawaian, aplikasi keuangan, aplikasi penjualan dan sebagainya. Di dalam aplikasi seperti ini, antar pemakai di divisi yang sama bisa saling berbagi informasi dengan mudah.

Sekarang bagaimana dengan informasi yang harus digunakan oleh divisi/bagian lain? Semua informasi ttg berapa banyak barang yg terjual di divisi Sales apakah dengan mudah bisa langsung diketahui oleh bagian Keuangan juga bagian Logistik? Saat-saat inilah kita akan membutuhkan suatu sistem informasi yang bisa menyatukan semua informasi yang ada di masing-masing bagian/divisi tadi. Oleh beberapa textbook, sistem informasi ini sering disebut Enterprise Information System (EIS).

Hal mendasar dari EIS adalah platform teknologi yang bisa menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu (single) informasi secara lojikal, sehingga Enterprise (perusahaan/organisasi) bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Dalam hal ini, tidak hanya sekedar penggunaan teknologi jaringan misal LAN (local area network) sehingga antar divisi terhubung secara fisik tapi juga integrasi proses bisnis masing2 divisi. Dibutuhkan juga penyatuan semua database secara lojikal, sehingga bukan hanya antar divisi tapi juga pengaksesan informasi untuk semua level di organisasi baik dari staf operasional, manajer maupun direktur.

Contoh EIS yang sering kita dengar adalah Enterprise Resource Planning (ERP), Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM) dan masih banyak yang lainnya. Tantangan terbesar dalam implementasi EIS adalah tingkat kesulitannya karena sangat kompleks, membutuhkan waktu lama, biaya mahal dan belum tentu berhasil. Walaupun begitu, sekarang makin banyak pilihan untuk solusi EIS ini. Sehingga perusahaan bisa menentukan solusi mana yang paling cocok. Beberapa contoh vendor EIS misal SAP (www.sap.com), Oracle (www.oracle.com) maupun yang lain. Tidak menutup kemungkinan, EIS juga bisa dibangun sendiri oleh staf IT internal suatu perusahaan, selama memenuhi syarat2 di atas.