Friday, October 24, 2008

HOAX, sepele tapi mengganggu


Dear all,

Sebelumnya, silahkan perhatikan foto di atas ini? Sempat menghebohkan karena dianggap terjadi beneran tapi akhirnya terbukti hasil rekayasa. Akhir2 ini kita juga sering disibukkan dengan datangnya email, SMS atau message di YM mengenai penutupan account di Yahoo jika kita tidak memforward berita tsb ke temen2 yang lain. Akibatnya beberapa orang panik dan langsung memforward berita itu ke semua teman yang ada di address book email, SMS atau YM kita. Sebenarnya apa sih yang menarik di hal-hal seperti ini. Kita coba lihat arti kata HOAX menurut Wikipedia berikut ini:
"A hoax is a deliberate attempt to dupe, deceive or trick an audience into believing, or accepting, that something is real, when in fact it is not; or that something is true, when in fact it is false."

Jadi kita lihat sebagian besar informasi yang dikirim melalui email, SMS, YM atau bahkan dimuat disuatu website/blog dengan isi yang mengajak pembaca untuk percaya dan melakukan suatu hal bisa jadi adalah informasi yang tidak bisa kita percayai. Hoax kadang hanya digunakan untuk practical joke (sekedar bercanda) tapi bisa juga ke hal-hal serius. Bahkan dalam beberapa hal bisa menjadi Social Engineering Attack yang berbahaya pada suatu sistem tertentu. Atau ditujukan untuk menjatuhkan kredibilitas personal/perusahaan tertentu.

Penulis sendiri pernah mengalami hal buruk pd thn 2000 pd saat masih kuliah di The University of Melbourne. Waktu itu ada email masuk mengenai dampak buruk minuman CocaCola (maaf menyebut produk), disertai foto2 yang meyakinkan ttg dampak itu. Karena semasa tinggal di Indonesia biasanya lgsg forward, saat itu saya forward ke milist Department di kampus saya. Apa yang terjadi? Dalam hitungan menit saya langsung ditelpon dan diemail oleh Administrator Sistem di kampus dan diperingatkan utk tidak memforward berita2 seperti itu yang belum tentu isinya benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, email saya juga bakal mengganggu orang2 yg tidak membutuhkan berita seperti itu. Sejak itu saya kapok dan tidak pernah sama sekali memforward berita kalau kita betul2 tidak yakin akan kebenaran isinya.

Isi email, SMS atau message di YM bisa sangat beragam, mulai berita buruk ttg produk suatu perusahaan, ttg kebahagiaan yg akan didapat, ttg malapetaka yg akan didapat dan lain sebagainya. Jika kita tidak mencermati dengan seksama, kadang kita akan tertipu utk melakukan suatu tindakan yang bisa berakibat kurang baik. Sebagai contoh, ada yg sampai mau memberikan username & password utk mengakses suatu layanan, parahnya lagi PIN utk akses Internet Banking (disebut sebagai Social Engineering Attack). Atau paling tidak akan mengganggu (annoying) ke orang lain dengan berita yang meresahkan, mengejutkan atau memberikan janji2 palsu. Di era dimana komunikasi menjadi jauh lebih mudah karena Teknologi Informasi (email, SMS, YM, website dll), diperlukan kehati-hatian kita dalam menerima informasi, disaring mana yang benar, kemudian kita forward kepada orang yang membutuhkan saja. Jangan sampai kita ikut terlibat dalam menyebarkan berita yang tidak benar dan mengganggu orang lain. Teknologi Informasi telah merubah pola orang dalam bersosialisasi dan berinteraksi. Semoga berguna buat anda. Salam, Surahyo.

Thursday, October 16, 2008

Kenapa Netbook (UMPC) menjadi populer?


Dear all,

Baru-baru ini saya membeli Netbook, sebuah istilah baru utk notebook dengan ukuran layar yang kecil (kurang dari 10 inch), dengan spesifikasi yang minimal untuk menjalankan sebuah Sistem Operasi dan beberapa aplikasi bisnis. Sebagai gambaran, processor ada yg menggunakan Intel Atom, VIA, dan beberapa processor yang cocok utk kebutuhan ringan dan hemat konsumsi baterai. Memory bisa mulai ukuran 512 MB sampai 2 GB, dan storage bisa berupa harddisk 2.5 inch standar notebook atau menggunakan Solid State Disk (SSD) yang kecil, cepat aksesnya, tidak rentan guncangan tapi harga lebih mahal dari HD biasa dengan ukuran yang sama.


Beberapa ciri lain dari Netbook ini adalah kemampuan baterai yang cukup lama (lebih dr 4 jam), bobot yang ringan (kurang dr 1 kg), webcam, tanpa optical drive dan harga yang murah (rata2 di bawah USD 500). Merk yang saya beli kebetulan adalah Aces Aspire One harga 4.7 juta waktu itu, dg spesifikasi Intel Atom 1.6 GhZ, RAM 1 GB, HD 120 GB, webcam, 3 USB port, VGA, SD/MMC Card reader, WiFi, battery 6 cell dan berwarna biru. Package yang saya beli menyertakan Windows XP Home Edition dan MS Office 2007 trial edition utk 60 hari. Saya coba membuat partisi baru utk installasi Linux GOS dan berjalan dengan lancar kecuali butuh driver WiFi.

Saya mencoba menggunakan Netbook ini utk mengajar di beberapa tempat,cukup nyaman utk digunakan krn ukuran kecil, ringan, dan cukup utk menjalankan aplikasi2 standar seperti Office (MS Office & OpenOffice), browser (IE, Firefox, Safari), email application (Outlook, Thunderbird dll), Multimedia (music, video) dan lain-lain. Dengan penggunaan normal, battery 6 cell bisa lebih dari 5 jam. Tampilan fisik pun tidak mengecewakan, cukup menarik perhatian orang lain utk memberikan perhatian ke Netbook ini. Cuma karena saya biasa bekerja dengan IBM Thinkpad X60, tidak bisa dibandingkan kecepatan dan kehandalannya. Dan juga krn layar sangat kecil (8.9 inch), pastinya cukup melelahkan utk kerja dalam waktu yg lama. Beberapa produk lain adalah Asus Eee PC, Lenovo S, HP Mini Note, MSI Wind, Dell Inspiron Mini dll.

Kenapa Netbook menjadi populer akhir2 ini, terlihat bahwa orang semakin membutuhkan akses Internet yang ringan, kecil, mudah dan murah. Bahkan digunakan utk kebutuhan bisnis yg ringan pun bisa dilayani oleh Netbook ini. Dari beberapa sumber, Intel pernah menyatakan agak menyesal mengeluarkan Intel Atom utk kebutuhan Netbook ini krn cukup powerful utk kebutuhan bisnis ringan, sehingga bisa berkompetisi dg produk Intel yg lbh mahal utk low entry seperti Centrino dll. Tapi menurut pendapat saya pribadi pun, selama ini kita sering membeli sebuah produk IT (seperti notebook) dengan spesifikasi yang berlebihan dibanding kebutuhan kita. Bisa jadi, utk kebutuhan standar kita cukup membutuhkan notebook dg spesifikasi spt Netbook ini. Konsumen bakal makin dimanjakan dengan solusi murah karena masing2 vendor akan bersaing utk mendapatkan pembeli. Semoga bisa memberikan wawasan baru. Salam, surahyo.

Kenapa (tidak) harus pakai Blackberry?


Dear all,

Sekarang sering sekali terdengar berita mengenai Blackberry, sebuah smartphone bikinan perusahaan Kanada yg bernama Research In Motion/RIM (http://www.rim.com). Mengapa sekarang begitu populer di Indonesia? Apakah ini seperti fenomena Nokia Communicator beberapa waktu yang lalu? Secara pribadi, saya menganggap hal itu hampir mirip. Mari kita coba lihat dulu sejarah tentang solusi berbasis Teknologi Informasi ini.

Pada awalnya, RIM menciptakan software yang mempermudah akses email dengan meniru cara kerja pager 2 arah. Atau dengan kata lain, email yang masuk ke server bisa langsung dikirim ke suatu device yang terkoneksi secara wireless yang kemudian bisa dibalas secara langsung juga. Dengan kata lain, kita tidak harus berada di depan komputer utk membaca/membalas email tapi cukup menggunakan device khusus utk itu. Untuk itu dibutuhkan aplikasi email-client di device yang kita pegang dan aplikasi konektor dengan email server di kantor. Ini yang sering kita sebut "push-email", atau email yang datang ke server bisa langsung "didorong" ke device kita sehingga bisa direspon dengan cepat.

Lalu apa bedanya dengan kita menggunakan HP (Smartphone/PDA-Phone) yang bisa membuka email account yang kita punyai? Umumnya jika kita ingin membuka email, kita harus connect dulu secara aktif melalui GPRS/3G/3.5G ke server email baru download ke HP kita. Atau dengan kata lain, kita "menarik" email dari server ke HP, yang disebut "pull-email". Akibatnya, bisa jadi ada beberapa informasi penting yang mestinya direspon cepat menjadi tidak berguna karena kita lupa/tidak sempat utk "menarik" email tersebut. Dengan melihat demand yang tinggi utk para staff perusahaan yang sering mobile dan membutuhkan akses email secara cepat, akhirnya meluncurkan HP yang sudah mempunyai aplikasi push email yang terintegrasi di dalamnya. Saat ini, HP Blackberry sudah sangat banyak sekali tipenya, mulai dari yang murah sampai yang mahal seperti Blackberry Bold.

Solusi Blackberry ini masuk ke Indonesia pada Desember 2004 oleh operator Indosat dan partner RIM yaitu Starhub. Pada mulanya tidak begitu mendapat respon yang cukup, karena pada awalnya solusi ini ditujukan buat pelanggan dari perusahaan. Operator lain (Telkomsel, Excelcom dll) menyikapi dengan membuat solusi aplikasi Blackberry Connect yang bisa diinstall pada Smartphone/PDA-Phone biasa seperti Nokia, Sonny Erricson dll. Saat itu orang masih merasa beda jika mempunya Nokia Communicator maupun sejenisnya.

Perlahan tapi pasti, solusi ini akhirnya juga diberikan ke pelanggan biasa (bukan perusahaan), sehingga bisa memberikan kemudahan dalam mengakses email dimana saja. Pengguna Blackberry semakin banyak, sehingga membentuk komunitas sendiri. Dari fungsi utama utk bisa selalu berinteraksi dengan pekerjaan di kantor melalui push-email, menjadi suatu simbol status dalam pergaulan. Tapi, apakah kita benar2 membutuhkan solusi seperti itu? Kita lihat bagaimana para pengguna ini di dalam perusahaan, apakah mereka merasa terbantu atau justru kadang2 terganggu?

Banyak staff yang mobile kadang merasa terganggu dengan push-email karena mereka tidak bisa berkilah lagi bahwa email belum/tidak bisa dibaca. Bahkan malam hari atau weekend dimana saatnya kita istirahat, email akan selalu masuk dan memaksa kita utk memberikan respon. Di negara maju, sudah timbul suatu penyakit yang disebut "crackberry" atau kecanduan Blackberry. Istilah ini dipopulerkan Paul Levy, presiden dari Boston Medical Center.

Kembali kita sebagai pengguna biasa, apakah kita benar2 membutuhkan akses email setiap saat? Jangan2 email yang terkirim ke kita hanya Spam Email yang mengganggu? Kemudian jika kita memang membutuhkan push-email, apakah kita juga harus menggunakan Smartphone dari Blackbery itu sendiri? Padahal saat ini banyak aplikasi yang bisa berfungsi seperti Blackberry Connect utk mengintegrasikan device kita ke server email. Beberapa aplikasi tadi bahkan ada yang gratis, dan bisa terkoneksi ke mail server umum (bukan perusahaan) seperti Google Mail dll. Saya sendiri sebagai praktisi/pengajar/pemerhati IT yang pekerjaannya sangat tergantung email tidak selalu membutuhkan layanan push-email, apalagi harus menggunakan smartphone khusus utk itu. Saya hanya menggunakan sebuah Smartphone biasa, lalu menggunakan aplikasi gratis (misal Emoze) utk mendapatkan push-email, yang lucunya malah sering saya non-aktifkan. Kebetulan saya cukup disiplin utk mengecek email manually, dan rajin membersihkan Spam Email di beberapa email account saya (perusahaan maupun umum). Sekali lagi, kembali ke kita sendiri utk mengevaluasi seberapa butuh solusi ini, berapa banyak biaya yang musti disiapkan, untuk apa pemanfaatannya dll. Semakin paham tentang solusi berbasis IT, semakin bijak dan cermat kita dalam menggunakannya. Sekali lagi ini adalah pendapat pribadi saya, semoga berguna. Salam, surahyo.

Saturday, August 2, 2008

Price War, apakah strategi terbaik dari Operator Seluler?



Dear all,

Menurut beberapa sumber seperti Kominfo dan lain-lain, sektor telekomunikasi telah mengalami pertumbuhan 48%, terutama telepon nirkabel FWA yang mencapai 78% dan sektor selular yang mencapai 51% dari tahun sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan pemahaman yang makin baik dari masyarakat Indonesia terhadap kebutuhan telekomunikasi nirkabel, sehingga mereka menyisihkan dana untuk membeli mobile phone (handphone) dan kartu SIM dari operator. Bisa terlihat mulai dari direktur perusahaan sampai masyarakat bawah seperti penjual sayur, tukang becak pun memiliki handphone (HP), sehingga HP bukan merupakan barang mewah lagi seperti beberapa tahun lalu.


Selain vendor pembuat HP yang menikmati keuntungan ini, tentunya para operator seluler juga merasakan pertumbuhan customer mereka. Beberapa tahun lalu, kita harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan nomer (SIM Card). Sekarang dengan biaya yang sangat murah, bahkan tidak masuk akal menurut saya, setiap orang bisa membeli nomer baru untuk HP mereka. Jika kita mengingat konsep CRM (Customer Relationship Management), para operator sedang giat-giatnya melakukan tahap kesatu yaitu Acquire (mendapatkan) customer baru.

Dengan cara memberikan kemudahan mendapatkan Kartu Perdana, banyak orang yang bisa mempunyai beberapa nomer sekaligus. Bahkan uniknya (berbeda dengan negara lain), kita biasa memiliki 1 nomer GSM dan 1 nomer CDMA. Hal itu membuat para operator berani menyatakan bahwa mereka mempunyai jutaan atau puluhan juta pelanggan berdasar jumlah nomer yang berhasil mereka jual. Apakah ini benar-benar data yang bisa dipercaya? Menurut saya pribadi, hal ini tidak bisa dikatakan sebagai data akurat. Banyak pelanggan yang beli nomer baru hanya karena iming-iming Kartu Perdana murah plus pulsa/sms murah. Setelah itu, bisa jadi mereka pindah ke operator lain (Customer Churn) karena tawaran yang lebih menarik.

Bahkan program registrasi yang mestinya digunakan untuk mendata pelanggan lebih detail (Customer Database) tidak berjalan dengan semestinya. Operator sebenarnya bisa menggunakan database ini untuk melakukan tahap kedua di CRM yaitu Enhance (meningkatkan) hubungan dengan customer. Pengalam an saya pribadi, setiap kali pergi keluar Jawa dimana saya terpaksa tidak bisa menggunakan nomer CDMA sehingga saya beli nomer baru CDMA. Setiap kali saya beli, maka registrasi akan dilakukan. Anehnya, beberapa kali saya registrasi dengan nomer yg berbeda, sistem dari operator tidak memberitahu bahwa nama saya telah terdaftar dsb. Akhirnya, saya pun bisa registrasi dengan nama asal-asalan dengan nomer KTP asal-asalan pula. Jadi untuk apa sistem registrasi ini?

Semestinya sistem registrasi bisa mengenali dan memahami siapa pelanggan operator tersebut, kemudian bisa memberikan pelayanan customized sesuai dengan kebiasan kita menggunakan nomer tersebut. Kemudian akhir-akhir ini yang lebih menjengkelkan, nomer GSM saya yang merupakan nomer paska bayar dengan biaya yang lumayan tinggi per bulannya, sering mengalami masalah. Hal ini terjadi juga pada nomer istri saya, nomer-nomer staf saya yang juga paska bayar. Nomer kami sering tidak bisa dipanggil atau memanggil. SMS kadang bisa sampai bisa tidak. Saya hanya berpikir, apakah ini gara-gara tiap operator memberikan tarif luar biasa murah ke pelanggan pra bayar? Yang terjadi secara teknis mungkin terjadinya overloaded pada sistem ataupun BTS, sehingga pelanggan sulit menghubungi dan dihubungi. Seharusnya juga, nomer paska bayar diatur melalui jalur tersendiri sehingga tidak kehabisan resource dari sistem (bandwith dll).

Dengan harga super murah ke semua pelanggan terutama pra bayar, membuat operator panen pelanggan baru. Tapi apakah dengan strategi seperti ini akan membuat pelanggan semakin puas dengan layanan? Jika operator tidak memiliki backup keuangan yang kuat, dalam beberapa bulan kemudian mereka bisa kolaps karena keuntungan semakin tipis, pelanggan bisa pindah ke operator yang lebih murah. Selain itu, pelanggan akan semakin bijak melihat operator mana yang asal murah, dan operator mana yang bisa menjaga kualitas layanan. Operator pun akan kesulitan untuk memantau mana pelanggan loyal yang perlu diberi perlakuan khusus dan pelanggan yg hanya bergabung karena pulsa/sms murah saja.

Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, kebanyakan pelanggan disana adalah paska bayar. Jumlah nomer yang dikeluarkan dari operator bisa dikelola dengan baik, kebiasaan penggunaan layanan dari pelanggan bisa dipahami dengan baik, sehingga layanan menjadi semakin baik. Strategi mendapatkan pelanggan baru bukan diberi iming-iming harga murah saja, tapi juga layanan yang konsisten dan prima. Pelanggan tidak perlu membeli nomer-nomer baru seperti di Indonesia, yang hanya dipakai sesaat lalu dibuang. Entah kapan operator di Indonesia bisa memulai strategi yang lebih bijak dalam mendapatkan (acquire), meningkatkan (enhance) dan mempertahankan (retain) para pelanggan mereka. Saya sebagai pelanggan paska bayar (GSM & CDMA) menginginkan layanan yang lebih baik dari operator dengan cara memberikan koneksi yang baik & konsisten, mengenali kebiasaan saya dalam pemakaian, memberikan layanan yang spesifik ke masing-masing pelanggan, dan tentu dengan tarif yang masuk akal (tidak harus terlalu murah). Semoga ada perubahan dalam beberapa bulan ke depan. Salam dari saya, terimakasih. Surahyo

Thursday, February 7, 2008

On-Demand Customer Relationship Management



Dear all,

Melanjutkan artikel saya tentang Customer Relationship Management (CRM) beberapa waktu lalu, tidak ada salahnya juga bisa kita diskusikan konsep (relatif) baru dalam pengelolaan CRM itu sendiri. Saat ini, banyak perusahaan yang sudah menerapkan CRM baik menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI)maupun dengan cara manual (analog). Bagi perusahaan yg menerapkan CRM dengan menggunakan TI, tantangan terbesar adalah bagaimana Sistem Informasi tersebut bisa sesuai dengan kebutuhan dan investasi yang dilakukan bisa memberikan keuntungan. Apalagi jika perusahaan tersebut belum mempunyai konsep dan framework CRM yang jelas, yang sesuai dengan jenis usaha dan karakter dari para customernya. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan merasa penerapan aplikasi CRM mereka menjadi tidak optimal.

Tantangan di atas bisa diartikan bahwa tanpa melalui pemahaman yang menyeluruh terhadap konsep CRM pada suatu perusahaan, dan kemudian terjadi penerapan aplikasi CRM yang sudah jadi, bisa mengakibatkan perusahaan hanya sekedar mengikuti fitur/fungsi dari aplikasi CRM itu sendiri. Kustomisasi sangat dimungkinkan,tapi biasanya membutuhkan biaya yang besar dan effort yang tidak sedikit. Sedangkan jika perusahaan tersebut mengembangkan sendiri (in-house development), sangat tergantung dari siklus Planning, Development dan Implementation yang bisa dikelola dengan baik atau tidak, termasuk kualitas SDM IT perusahaan tersebut.

Melihat peluang seperti yang tersebut di atas, beberapa solusi baru dalam CRM mulai diperkenalkan sejak beberapa tahun yang lalu. Salah satu yang sangat terkenal adalah solusi On-Demand CRM yang diperkenalkan oleh Salesforce.com (http://www.salesforce.com). Salesforce.com berusaha memberikan suatu paradigma baru dalam penggunaan Sistem Informasi dalam perusahaan, dimana kita tidak membutuhkan lagi hardware maupun software yang harus kita beli, install dan maintenance. Suatu konsep yang sering disebut sebagai ASP atau Application Service Provider. Jika suatu perusahaan membutuhkan solusi CRM, yang mereka butuhkan adalah account di Salesforce.com lalu perusahaan tersebut bisa mempunyai solusi CRM yang bisa digunakan secara langsung selama terkoneksi ke server On-Demand CRM tersebut. Keterangan ada di http://www.salesforce.com/platform/why-ondemand/index.jsp

Bisa dijelaskan, bahwa On-Demand CRM adalah menyewa solusi CRM pada suatu provider IT menggunakan koneksi Internet. Dikatakan On-Demand karena kita bisa memakai kapanpun kita mau dan bayar sesuai dengan layanan yang kita pakai saja. Jadi yang dibutuhkan adalah PC di perusahaan yang terkoneksi ke server Salesforce.com melalui Internet, lalu buka account yang sudah terdaftar, kemudian kita bisa menggunakan layanan baik untuk kebutuhan Sales, Marketing, Customer Service maupun yang lain. Biaya yang dikeluarkan mulai dari $10/user/month utk group edition atau bahkan kita bisa mencoba Free-Trial Edition selama 1 bulan utk sekedar mengetahui berapa cocok solusi itu utk kita. Bahkan ditawarkan solusi untuk Personal Edition tanpa biaya, silahkan dicoba deh. Biaya bisa dilihat di http://www.salesforce.com/products/editions-pricing/

Hebatnya lagi, Salesforce.com menawarkan juga solusi integrasi ke server database internal perusahaan sehingga kita bisa langsung berinteraksi ke database customer yang sudah kita punyai sebelumnya. Sebagai kesimpulan, solusi On-Demand seperti ini ke depan akan semakin banyak diminati, dimana perusahaan bisa lebih fokus ke Core-Business mereka, tidak lagi direpotkan dengan pengembangan, implementasi dan maintenance sistem informasi mereka. Tentunya tidak semua jenis Sistem Informasi Perusahaan bisa disewa seperti ini, karena ada beberapa jenis harus tetap di-implementasi di dalam perusahaan menyangkut kerahasiaan data, ketergantungan dan lain lain. Selamat mencoba solusi baru ini, salam. Surahyo