Friday, February 4, 2011

Peran TI dalam pemberitaan: kecepatan vs akurasi


Dear all,

Sudah lama tidak menulis Blog, tiba-tiba jadi ingin menulis opini mengenai sebuah berita yang berkembang di dunia maya (Internet). Sebelumnya, saya hanya mengikuti berita Mesir, lalu mulai terusik dengan adanya berita seorang dokter Indonesia yang tewas dalam demonstrasi di Kairo. Berita tersebut muncul di Facebook dan saya mencoba mengikuti di beberapa situs media online (Detik, vivanews, Tempo Interaktif dan lain-lain). Reaksi pertama adalah merasa turut berduka cita dan kagum dengan pengorbanan mbak Imanda Amalia, yang kebetulan dari UGM juga. Tapi dengan berjalannya waktu, saya merasa ada kejanggalan dalam berita-berita tersebut karena isinya makin simpang siur sehingga diragukan kebenarannya.

Berawal dari pengakuan seseorang yang mendapat pesan dari BBM yang berisi seperti ini (dikutip dari beberapa situs pemberitaan):

"Doakan Manda,Kami terjebak dalam baku tembak, Ambulance tertembak, Terkena lemparan batu, Blom bisa dievakuasi karena massa makin memanas."

kemudian di upload di Facebook pada Group Science of Universe oleh seorang admin. Saat ini berita sudah di remove dan mendapat komentar dari banyak orang. Maka, setelah pesan itu beredar, kabar bahwa ia tewas di tengah baku tembak di Kairo tersebut menjalar cepat di Facebook, Twitter, milis, dan portal-portal berita di Indonesia.

Sekedar berapa link yang bisa rekan-rekan baca mengenai berita tersebut, disusun berdasarkan kronologis waktu update terbaru:

Facebook, group Science of Universe:
http://www.facebook.com/Science.Of.Universe
dan beberapa update status rekana-rekan di Facebook yang mengucapkan duka cita.

Detik.com: metoda searching kata kunci "Imanda"
1. Anis Matta: Pemerintah Tak Wajib Usut Identitas Imanda Amalia (Jumat, 04/02/2011 11:16 WIB)
http://us.detiknews.com/read/2011/02/04/111641/1559982/10/anis-matta-pemerintah-tak-wajib-usut-identitas-imanda-amalia
2. Kronologi Tewasnya 'Manda' dan Simpang Siurnya Berita (Jumat, 04/02/2011 10:53 WIB)
http://us.detiknews.com/read/2011/02/04/105250/1559948/10/kronologi-tewasnya--manda--dan-simpang-siurnya-berita
3. Tak Ada Nama Imanda Amalia di UNRWA di Semua Negara Timur Tengah (Jumat, 04/02/2011 10:25 WIB)
http://us.detiknews.com/read/2011/02/04/102551/1559905/10/tak-ada-nama-imanda-amalia-di-unrwa-di-semua-negara-timur-tengah
dan seterusnya, total ada 20 link.

vivanews, cuplikan berita di AnTeve:
Tidak Ada WNI yang Tewas di Lapangan Tahrir (Jum'at, 4 Februari 2011, 10:53 WIB)
http://us.video.vivanews.com/read/12895-tidak-ada-wni-yang-tewas-di-lapangan-tahrir_1

Tempo Interaktif
1. Imanda Amalia Bukan Warga Indonesia atau Australia (Jum'at, 04 Februari 2011 | 14:00 WIB)
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/02/04/brk,20110204-311065,id.html
2. UGM Sebut Imanda Sehat dan Ada di Yogyakarta (Jum'at, 04 Februari 2011 | 09:23 WIB)
http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/02/04/brk,20110204-310975,id.html
3. Teka-teki Perginya Sang Perawat Pengungsi (Jum'at, 04 Februari 2011 | 03:37 WIB)
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/02/04/brk,20110204-311065,id.html
4. Kabar Kematian Imanda di Mesir Ditarik dari Facebook (Kamis, 03 Februari 2011 | 13:44 WIB)
http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/02/03/brk,20110203-310844,id.html
dan beberapa berita lain yang rekan-rekan bisa cari melalui Google.

Belajar dari pengalaman masa lalu dimana peran TI sudah semakin besar dalam proses penyebaran berita, keuntungan yang pertama bisa kita peroleh adalah kecepatan penyebarannya. Di era sebelum dimanfaatkannya TI, berita hanya bisa kita dapat setelah sekian saat peristiwa terjadi dan dipublikasikan melalui radio, TV ataupun surat kabar. Sekarang dengan pemanfaatan TI seperti SMS, email, jejaring sosial dan lain-lain, suatu berita akan cepat sekali menyebar sehingga kita bisa memantau-nya secara interaktif. Belum lagi, sumber berita bisa berasal dari mana saja karena era sekarang sudah menggunakan istilah Citizen Journalism.

Tapi dalam berjalannya waktu, mulailah timbul masalah baru yaitu tentang akurasi berita. Sebelum kasus Imanda ini, yang sekarang diragukan kebenarannya, penulis sendiri mengalami kebingungan karena beberapa kerancuan dalam pemberitaan seperti waktu meletusnya gunung Merapi di Jogja. Waktu itu sering beredar berita yang tidak akurat, mulai mengenai Awan Panas yg salah diberitakan oleh satu stasiun TV, SMS menyesatkan oleh orang2 tidak bertanggung jawab dan lain-lain. Sebenarnya jika kita cermati, tidak harus berupa berita besar seperti ini, penipuan-penipuan melalui SMS dan email sudah merupakan contoh baik dalam penyalahgunakan TI dalam pemberitaan. Misal berita duka anggota keluarga lalu diminta uang, minta pulsa, dapat hadiah dan lain-lain.

Saya sebagai pengamat/praktisi TI hanya ingin sekedar membagi pengalaman bahwa suatu konten informasi di TI sangat rentan untuk dimanipulasi tanpa kita sempat mengkonfirmasinya. Sumber yang tidak jelas pun, asal ditulis dengan meyakinkan akan bisa mengarahkan suatu niat/tujuan dari pembuat berita bagi para pembaca/audiens-nya. Ini semua karena pemanfaat berita itu adalah manusia yang akan membuat suatu persepsi sendiri terhadap konten informasi tersebut. Selain itu, kita pun karena ingin segera menyebarkan informasi tersebut, biasanya tanpa melakukan konfirmasi juga segera meneruskan berita tersebut ke jaringan kita.

Sekedar referensi, mungkin rekan-rekan bisa membaca beberapa tulisan saya terdahulu mengenai hal ini:
1. Penipuan melalui Yahoo Messenger (atau Facebook dan lain-lain)
http://surahyo.blogspot.com/2010/06/penipuan-melalui-yahoo-messenger-atau.html#links
2. Ancaman Keamanan pada Digital Lifestyle
http://surahyo.blogspot.com/2009/03/ancaman-keamanan-pada-digital-lifestyle.html#links
3. Once we release a content on the Internet, then it will not be removable forever
http://surahyo.blogspot.com/2010/08/once-we-release-content-on-internet.html#links
4. Perlukah etika dalam pemanfaatan media elektronik (berbasis TI)?
http://surahyo.blogspot.com/2010/01/dear-all-sekedar-tulisan-ringan-mungkin.html#links
5. Hoax, sepele tapi mengganggu
http://surahyo.blogspot.com/2008/10/hoax-sepele-tapi-mengganggu.html#links
dan lain-lain.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil disini adalah mengenai pentingnya pemanfaatan TI di berbagai bidang termasuk Pemberitaan, tapi harus bisa digunakan dengan tepat (proper) agar bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Konfirmasi mengenai akurasi konten informasi adalah mutlak, dan sumber berita harus bisa dilacak. Beruntunglah banyak rekan-rekan yang sekarang mendalami IT Forensic yang bisa dijadikan sumber untuk melacak darimana isi berita itu berasal. Saya menunggu rekan-rekan yang berkecimpung di bidang tersebut untuk bisa menyumbangan keahliannya dalam diskusi topik kali ini.
Salam, surahyo.