Friday, December 17, 2010

Seberapa besar ketergantungan anda pada Teknologi Informasi



Dear all,

Seperti kita ketahui, saat ini begitu banyak peralatan Teknologi Informasi yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari peralatan telekomunikasi bergerak, PC/notebook maupun digital kamera. Perkembangan teknologi jaringan juga memungkinkan kita selalu bisa terkoneksi baik melalui jaringan telephone dan jaringan data. Hampir dikatakan, interaksi kita antar manusia sudah berubah dari pertemuan fisik menjadi pertemuan virtual/maya. Dalam artikel ini, saya akan batasi tulisan ini pada topik komunikasi menggunakan telepon dan akses dan pengolahan data/informasi menggunakan PC/notebook melalui Internet.

Bagian 1. Komunikasi menggunakan telpon dan SMS/email/chatting

Sejalan dengan kebiasaan kita dalam memakai peralatan-peralatan tersebut, terjadi perubahan dimana kita menjadi semakin tergantung padanya. Pada saat kita ingin berkomunikasi dengan orang lain, cukup dengan menekan tombol maka terjadilah koneksi antar kita dengan lawan bicara. Tidak diperlukan hapalan terhadap nomer yang dituju karena semua sudah tersimpan dalam address-book. Tanpa harus melihat muka (ekspresi) dan bahasa tubuh lawan bicara, kita berusaha melakukan interaksi dua-arah mengandalkan nada bicara dan konten percakapan kita. Jika hal itu sulit dilakukan (misal karena kesibukan, sungkan, takut dll) maka komunikasi kita akan digantikan oleh text baik melalui SMS/email/chatting.

Adakah yang merasa bahwa komunikasi digital seperti itu bagaimanapun berbeda dengan komunikasi tradisional kita selama ini. Mulai dari usaha kita untuk mencari/mendapatkan lawan bicara sudah mengalami perubahan. Dahulu pada saat kita akan bertemu dan melakukan komunikasi, pasti kita akan menyiapkan diri untuk mengerti dan memahami siapa lawan bicara nanti. Pertemuan dengan anggota keluarga, teman, rekan kerja, atasan/bawahan, orang yang pertama kenal dan lain-lain akan membutuhkan persiapan yang berbeda. Kadang-kadang kita harus menyiapkan seksama topik pembicaraan, gaya bicara & bahasa tubuh sesuai dengan kebutuhan bahkan pakaian/kostum yg kita kenakan. Boleh dibilang, seluruh anggota tubuh kita akan diajak bekerja sama dalam proses komunikasi nanti.

Pada saat kita akan berkomunikasi secara digital baik melalui telpon atau SMS/email/chatting, terjadi perubahan mendasar dalam diri kita. Proses pencarian lawan bicara cukup diwakili dengan menekan tombol di address-book telpon atau email. Tidak butuh suatu usaha yang rumit untuk berbicara/menulis suatu topik baik kepada atasan, rekan kerja, teman, anggota keluarga dan lain-lain. Dengan 1 tombol, anda dapat menghubungi siapapun di dalam ratusan atau ribuan Contact di telpon/email/chatting anda. Setelah terjadi koneksi, tidak butuh persiapan mental apakah usaha kita akan ditolak atau diterima. Berbeda rasanya ketika kita sudah susah payah mencari suatu orang untuk ditemui, begitu ketemu malah ditolak untuk berkomunikasi. Bahkan ketika kita mengirim SMS/email/chatting, kadang tanpa berpikir panjang kita langsung mengirimkan pesan ketika tanpa mempertimbangkan reaksi yang akan timbul dari orang yang kita hubungi tersebut.

Terjadi kecenderungan percakapan suara di telpon maupun teks di SMS/email/chatting menjadi lebih “ringan” nilainya dibanding percakapan tradisional. Dengan beranggapan kita tidak berhadapan langsung, efek atau reaksi yang akan timbul sering kita abaikan. Etika dan sopan santun kadang akan diabaikan, termasuk pemahaman yang kita dapat bisa berbeda karena keterbatasan indera kita dalam menangkap jawaban dari lawan bicara. Sudahkan anda merasakan hal ini? Pernahkah anda merindukan suatu komunikasi yang lebih berkualitas dengan seseorang karena selama ini hanya tergantung pada peralatan Teknologi Informasi?

Bagian 2. Akses dan pengolahan data/informasi menggunakan PC/notebook melalui Internet

Di bagian 2 ini saya akan coba membahas bahwa saat ini begitu mudahnya kita mendapatkan data/informasi dari Internet dengan menggunakan PC/notebook kita (termasuk mobile phone juga). Mari kita coba bandingkan masa lalu dimana kita belum mengenal Internet dan bersusah payah untuk mendapatkan data/informasi termasuk pengolahannya.

Dahulu setiap kali kita membutuhkan data/informasi, pasti akan ada usaha kita untuk baik membaca dari buku, paper ilmiah atau populer, majalah dan lain-lain. Kita cenderung akan lebih fokus dan berusaha menikmati, bahkan kalau sangat menarik kita bisa masuk dalam konteks tersebut sambil berimajinasi. Sebuah kenikmatan membaca buku yang mungkin bagi rekan-rekan mulai berkurang frekuensi-nya di saat-saat sekarang.

Saat ini, dengan adanya Search Engine misal Google maupun yang lain, setiap kali membutuhkan informasi kita cukup mengetikkan kata kunci (keywords). Bahkan dengan adanya Ensiklopedia seperti Wikipedia maupun ringkasan-ringkasan dari situs formal maupun non-formal seperti Blog, Forum dan sejenisnya membuat kita cepat mendapatkan informasi yang kita inginkan tanpa harus membaca utuh satu buku atau artikel aslinya.
Hal baiknya adalah kecepatan kita dalam menemukan informasi yang kita butuhkan, terlepas dari keakuratan informasi tersebut. Bahkan relatif kita bahkan bakal dibanjiri oleh berbagai informasi, sampai kadang kita mendapatkan kesulitan untuk memilah mana yang penting mana yang bukan.

Hal yang tidak menguntungkan adalah ketergantungan kita pada sumber-sumber digital tersebut, sehingga begitu tidak ada koneksi dengan sumber (baik Internet maupun offline), kita kadang mengalami kebingungan dalam membaca dan memahami informasi (atau bahkan knowledge) dan sulit dalam mengambil keputusan. Apalagi jika sumber-sumber tersebut tidak mempunyai cadangan/backup, sehingga jika terjadi gangguan/kerusakan akan membuat kita harus memulai dari awal lagi untuk memahami suatu informasi/knowledge.

Pernahkan kita mencoba untuk menyimpan catatan-catatan penting pada buku/notes lagi? Pernahkah kita mencoba memahami dan meresapi suatu informasi/knowledge yang penting ke dalam otak kita, dengan anggapan mungkin sumber digital itu tidak ada lagi? Pernahkah kita mencoba mengambil keputusan dengan mengingat semua memori yang ada dalam kepala kita, tanpa bantuan informasi/knowledge digital? Bagaimanapun juga, otak kita adalah sebuah supercomputer terhebat di jagat raya ini, yang merupakan ciptaan Allah SWT. Informasi/knowledge di sekeliling kita (secara analog) baik merupakan manusia. Lingkungan hidup bahkan benda mati pun merupakan sumber-sumber yang tidak akan habis dipelajari.

Sekali waktu, silahkan rekan-rekan mencoba berjalan pada suatu lingkungan yang segar alami di pedesaan, pegunungan atau pantai tanpa membawa peralatan digital apapun untuk coba menguji lagi sistem analog di tubuh kita apakah masih mampu berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan kita (manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lain). Sebuah renungan sederhana dari penulis untuk diri sendiri, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan juga. Salam, surahyo.

Thursday, August 12, 2010

Filter Konten Internet oleh Pemerintah (pro dan kontra)

Dear all,

Mungkin beberapa hari ini beberapa rekan merasakan penurunan kecepatan ketika mengakses Internet. Bisa jadi saat itu konten yang sedang anda akses sedang diperiksa oleh suatu sistem untuk memilah apakah layak untuk diteruskan atau tidak. Tentunya tidak semua akses mengalaminya, karena pintu keluar (gateway) masing-masing ISP berbeda-beda. Dari beberapa sumber, yang saat ini pasti mengalami proses filtering adalah Telkom, Indosat, Indosat Mega Media (IM2), XL Axiata, Bakrie Telecom, dan Telkomsel. Sedangkan ISP-ISP lain belum bisa dikonfirmasi, kemungkinan besar tidak dilakukan filtering terutama untuk ISP-ISP kecil.

Saat ini Kominfo sedang menerapkan bersama ISP akan menggunakan DNS Nawala dan database Massive Trust Positif. Silahkan diakses situs-situs berikut untuk penjelasan detailnya:
1. http://www.trustpositif.depkominfo.go.id/
Sebagai ringkasan, tujuan utama Trust Positif adalah:
Internet Aman & Sehat: Internet yang aman dan sehat dengan perlindungan terhadap akses internet berdasarkan daftar informasi sehat dan terpercaya (TRUST+™ List)
Perlindungan: Perlindungan pada masyarakat terhadap nilai-nilai etika, moral, dan kaedah-kaedah yang tidak sesuai dengan citra Bangsa Indonesia.
Penghematan: Penghematan terhadap pemborosan penggunaan akses internet (internet utilization) di Indonesia.


2. http://www.nawala.org/
Nawala Nusantara adalah sebuah layanan yang bebas digunakan oleh pengguna internet yang membutuhkan saringan situs negatif. Nawala Nusantara akan membantu menapis jenis situs-situs negatif yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan, nilai dan norma sosial, adat istiadat dan kesusilaan bangsa Indonesia seperti pornografi dan perjudian. Selain itu, Nawala Nusantara juga akan menapis situs Internetyang mengandung konten berbahaya seperti malware, situs phising(penyesatan) dan sejenisnya.

Sebelum berdiskusi lebih lanjut, saya coba akan menyarankan rekan-rekan untuk membaca sebuah berita mengenai Surveillance Pervasif dibawah pemerintahan Obama di Amerika dengan menggunakan sistem yang disebut "Einstein". Link ada di:
http://www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=14249
atau anda bisa membaca terjemahan oleh Google Tranlate di bawah ini:
http://translate.google.com/translate?js=y&prev=_t&hl=en&ie=UTF-8&layout=1&eotf=1&u=http%3A%2F%2Fwww.globalresearch.ca%2Findex.php%3Fcontext%3Dva%26aid%3D14249&sl=en&tl=id
Secara garis besar, pemerintah Obama mengawasi trafik Internet di Amerika dengan menggunakan "Einstein" yang dihubungkan ke database raksasa milik NSA (National Security Agency) bekerjasama dengan operator telekomunikasi AT&T, mungkin dengan Verizon dan Bell South juga.

Suatu hal menarik dari berita mengenai Surveillance Pervasif dibawah pemerintahan Obama adalah dipersiapkannya aturan hukum berupa dokumen "Pengkajian Dampak Privasi" atau Privacy Impact Assessment (PIA) for EINSTEIN 2. Dokumen tersebut dapat didownload di:
http://www.dhs.gov/xlibrary/assets/privacy/privacy_pia_einstein2.pdf
Disini dijelaskan bahwa pemerintah berhak mengawasi " aktivitas berbahaya "dan bukan informasi pribadi masyarakat.

Saya sengaja tidak hanya fokus pada konten Pornografi yang pasti tidak baik buat kita semua, apalagi di bulan Ramadhan. Tapi lebih juga kepada seberapa jauh dan seberapa bisa Pemerintah mampu mengontrol konten Internet yang diakses masyarakatnya. Selain Sistem Filtering yang harus dipersiapkan dengan baik (dalam artian Sistem yang handal, cepat dan akurat), tapi juga banyak hal lain yang harus diperhatikan. Mulai dari sosialisasi dan edukasi ke para pengguna Internet, aturan hukum yang melindungi kepentingan Pemerintah dan masyarakat.

Dari sisi teknologi, berikut saya cuplikan gambar topologi sistem Filter dari situs trust Posistif milik Kominfo:


Secara mudah bisa dijelaskan bahwa setiap kali rekan-rekan mengakses Internet, alamat yang anda tuju akan dibandingkan dengan daftar (list) mana yang boleh dan mana yang tidak. Detail daftar tersebut dapat di download di situs berikut:
http://trustpositif.depkominfo.go.id/files/downloads/database.html

Tapi bagaimanapun juga, setiap sistem pasti punya kelebihan dan kekurangan. Menurut beberapa pakar IT, sistem yang dipakai Kominfo bakal bisa mengalami overload sehingga bisa berhenti total jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, tidak semua konten yang negatif saja (pornografi, judi, phising dll) akan terblokir tapi juga beberapa situs lain misal Iklan, Bisnis berbasis Internet dan lain-lain pun bisa terblokir. Butuh suatu persiapan yang matang untuk membangun sistem filtering yang bisa memilah konten tapi juga tetap handal dengan trafik yang tinggi. Belajar dari pemerintah China dan Amerika yang sangat serius dalam hal ini, bahkan mereka juga mempersiapkan aturan hukum sehingga kalau ada yang merasa dilanggar privasi-nya, bisa diselesaikan melalui jalur hukum. Ingat, yang diawasi bukan hanya konten negatif saja, konten APAPUN bisa diawasi.

Sesuai dengan bulan Puasa ini, sebenarnya filter yang paling efektif adalah di dalam hati/pikiran kita sendiri. Kita sendirilah yang bakal tahu apa yang boleh dan apa yang tidak sesuai dengan Agama yang kita anut dan etika yang berlaku di masyarakat. Bagi yang tetap berkeinginan mengakses konten negatif, berapa kuat/hebat sistem filtering dipakaipun, tetap akan ada cara lain untuk mengaksesnya. The choice is yours.....!

Semoga tulisan pendek ini bermanfaat buat bahan diskusi kita semua. Mohon maaf dengan keterbatasan pemahaman dan pengetahuan penulis.

Terimakasih dan salam
Surahyo

Wednesday, August 11, 2010

Once we release a content on the Internet, then it will not be removable forever



Dear all,

Setelah lama tidak menulis Blog yang serius mengenai TI, saya coba rangkum beberapa kejadian yang terjadi baru-baru ini menyangkut masalah penipuan melalui media elektronik, atau kasus penyebaran konten yang tidak layak di Internet, atau pemanfaatan Internet utk mengintimidasi orang/kelompok lain dan sebagainya.

Sebagai referensi awal, silahkan kalau ada waktu bisa dibaca beberapa tulisan saya sebelumnya:
1. Penipuan melalui Yahoo Messenger (atau Facebook dan lain-lain)
http://surahyo.blogspot.com/2010/06/penipuan-melalui-yahoo-messenger-atau.html
2. Perlukah etika dalam pemanfaatan media elektronik (berbasis TI)?
http://surahyo.blogspot.com/2010/01/dear-all-sekedar-tulisan-ringan-mungkin.html
3. Ancaman Keamanan pada Digital Lifestyle
http://surahyo.blogspot.com/2009/03/ancaman-keamanan-pada-digital-lifestyle.html
4. Jangan lupakan sisi keamanan (pada jaringan WiFi anda)
http://surahyo.blogspot.com/2009/03/jangan-lupakan-sisi-keamanan-pada.html
5. Hacker dan Security System
http://surahyo.blogspot.com/2006/11/dear-all-kalau-melihat-judul-di-atas.html

Kasus real yang saya hadapi baru-baru ini adalah penipuan melalui Yahoo Messenger, dimana seseorang berhasil mengambil alih account YM seorang teman dan mencoba menipu saya dengan meminta tolong utk transfer uang melalui ATM. Kasus lain adalah tadi pagi seorang teman dosen menemukan seorang mahasiswa yang menulis di blog tentang bagaimana dia melakukan kecurangan dalam mengerjakan ujian. Atau lain waktu saya menemukan foto-foto saya digunakan orang lain tanpa seijin saya. Dulu waktu aktif menulis blog-pun, saya sering menemukan orang lain meng-copy isi blog saya tanpa seijin saya.


Secara garis besar, apapun kegiatan yang kita lakukan di Internet baik itu berupa email, blog, situs jejaring sosial, upload video di Youtube maupun hal yang sejenis akan bertahan di dunia maya tanpa batasan waktu. Hal ini termasuk komentar kita di status FB, Notes, Blog dan lain sebagainya. Kenapa saya bisa mengutarakan demikian, karena konten yang kita unggah ke Internet bukan berada di sistem kita saja (PC/Notebook dan server kita), tapi juga dengan cepat akan menyebar baik diketahui maupun tidak ke seluruh sistem yg lain. Kalaupun kita men-delete isi email, komentar, Notes, blog dll pun, ada sistem lain (PC milik seseorang, server di tempat lain dll) yang sudah terlanjur meng-copy dan bahkan menyimpan di dalam memory temporary maupun permanen (didownload dan disimpan). Setelah itu konten tersebut akan cepat sekali menyebar ke berbagai sistem yg lain.

Dalam konteks keamanan, hal ini juga sangat berbahaya karena ada pihak tertentu bisa memanfaatkannya. Dalam konteks privacy, ada pihak lain yang semestinya tidak perlu menikmati suatu konten pribadi yg akhirnya menjadi milik publik. Dalam konteks etika, dengan mudah kita menjelek2kan seseorang atau suatu kelompok yg bisa dikonsumsi orang lain yg tidak perlu terlibat. Dan masih banyak masalah2 lain yang bisa timbul karena kecerobohan kita tersebut.

Monggo silahkan coba sebuah eksperimen sederhana bagaimana konten yg kita buat bisa otomatis diamati orang lain. Coba buatlah sebuah konten dengan nama sebuah negara yg sedang menjadi isu kontroversial akhir-akhir ini. Konten bisa berupa status, komentar, foto, notes, video dan lain-lain. Lalu setelah itu, ketikkan nama negara tersebut di "Search" Facebook, muncul di kategori "Interest". Klik link tersebut, disana silahkan klik "Related Posts", maka konten yg anda buat otomatis ada disana. Silahkan dicoba.....

Eksperimen berikutnya, silahkan kunjungi situs:
http://www.copyscape.com/
lalu masukkan Blog atau situs yang anda kelola untuk mencari situs-situs lain yang meng-copy konten kita tanpa ijin.

Atau permahir fungsi "Search" di Facebook untuk mengetahui apakah ada orang lain yang memperbincangkan kita, dan yang pasti adalah Google sendiri kalau di-optimalkan akan menjadi pelacak yang sangat hebat utk konten2 tertentu baik dari kita maupun orang lain.
Sebagai contoh, saya masih bisa menemukan konten berupa email di milist tahun 1999:
http://www.dbai.tuwien.ac.at/marchives/fuzzy-mail99/0962.html
tanpa harus masuk ke dalam milist tersebut. Usia konten ini berarti sudah 11 tahun!

Saya coba menunggu dulu komentar dan pertanyaan rekan2 FB, nanti akan saya bahas lebih mendalam lagi dalam bentuk diskusi, Semoga bermanfaat bagi rekan2 FB.


Salam,
Surahyo

Friday, June 18, 2010

Penipuan melalui Yahoo Messenger (atau Facebook dan lain-lain)


Dear all,

Sekedar mengingatkan bahwa akhir2 ini marak penipuan dengan mengatasnamakan teman/kolega/keluarga kita melalui Yahoo Messenger, Facebook, email dan lain-lain.
Ini sekedar contoh baru beberapa menit lalu, salah satu account YM kolega saya di Jakarta yang diambil alih seseorang.
Tambahan:
Kasus Butet di DetikNews:
http://www.detiknews.com/read/2010/05/27/151629/1365210/10/percakapan-butet-dengan-pembajak-akun-ym-jajang-c-noer
dan di Internet Sehat
http://ictwatch.com/internetsehat/2010/06/09/belajar-dari-kasus-butet-kenali-modus-pembajak-akun-ym/

Sejak awal percakapannya sudah aneh karena gaya bahasa-nya lain, catatan beliau adalah senior saya. Tapi karena saya penasaran, saya coba layani dan dipancing-pancing utk mendapat data tentang orang tersebut. Sayang mungkin akhirnya dia sadar, karena terus berhenti. Tapi paling tidak saya bisa mendapatkan Nama, No Rekening dan Kantor Cabang Bank yang dia pakai. Sebenernya kalau mau lebih sabar tadi, saya bisa dapat Alamat dan No HP. Sekalian secara teknis saya coba lacak IP Address utk mengetahui lokasi, sayang dia gak Accept file yang saya kirim. Yang saya dapat IP Server Yahoo terdekat yaitu 98.137.130.28:5050.

Silahkan dijadikan sebagai pelajaran, terutama agar kita berhati2.
Tips pertama: Pahami dan hapalkan gaya menulis teman kita. Dari usia, jabatan, keakraban, kegiatan2 yg pernah dilakukan bersama dll pasti akan ingat di otak. Jika ada percakapan yg melenceng dari itu, berhati-hatilah. Percayakan pada insting, kalau gaya nulis/bicara udh beda...that must be something wrong.
Tips berikutnya adalah konfirmasi ke pemilik asli baik melalui telpon maupun yang lain.
Selain itu, rutin mengganti password dan menggunakan kombinasi huruf besar/kecil, angka, & karakter.


----- deleted conversation---------
xxxxx: nanti coba saya konfirmasi lagi..
xxxxx: oia mas,saya bisa minta tolong dulu tidak?
surahyo: gimana mas?
xxxxx: mas,d atm ada saldo 2juta ga?
surahyo: gimana?
xxxxx: ada saldo 2juta ga?
surahyo: ada sih
xxxxx: bsa tolong transfer dulu nda mas?nanti jam 3 saya kembalikan
xxxxx: tolong
surahyo: ke rekening mana?
xxxxx: mas pake rek apa?
surahyo: mandiri ada, bca ada
xxxxx: yang bsa langsung yang mana mas?
surahyo: terserah saja aku manut
xxxxx: makasih mas
xxxxx: 1234567789 (dia menuliskan no rekening)
xxxxx: ini mas
xxxxx: bsa sekarang kan?
surahyo: atas nama?
surahyo: cabang mana
xxxxx: suatunama cabang suatukota
surahyo: oke...ini rekening siapa?
xxxxx: adik ku.
xxxxx: gmn?
surahyo: oke no problem
surahyo: mohon alamat lengkap dan no HP
---------------------------------------------------------
dan sementara berhenti sampai disini.

Berikut hasil email dari pemilik account yang diberi notifikasi Yahoo bahwa ada yg merubah password-nya:
---------------------------- Original Message ----------------------------
Subject: Your Yahoo! password was changed
From: yahoo-account-services-us@cc.yahoo-inc.com
Date: Mon, June 14, 2010 11:54 am
To: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
--------------------------------------------------------------------------


Your Yahoo! ID is: pr*******
(ID partially hidden for your privacy)

The password for your Yahoo! ID was recently changed. You don't need to do
anything, this message is simply a notification to protect the security of
your account.
Your new password may take a few moments to become active. If it doesn't
work on your first try, please try it again later.

- Didn't change your password?
1. Someone changed your password on June 14, 2010 at 11:54am ICT. Please
sign in to your Yahoo! account to confirm you still have access after the
change.

2. Reset your password (https://edit.yahoo.com/forgot?intl=us&partner)
from any sign-in screen by clicking the forgotten password link.


3. Visit the Yahoo! Security Center (http://security.yahoo.com/) to learn
how to protect yourself from phishing attacks.

Regards,
Yahoo! Account Services
********************************************************
Please do not reply to this message. Mail sent to this address cannot be
answered.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Semoga bermanfaat, salam.

Surahyo

Saturday, January 9, 2010

Perlukah etika dalam pemanfaatan media elektronik (berbasis TI)?


Dear all,

Sekedar tulisan ringan (mungkin tidak bermutu) dari saya di akhir tahun ini, untuk menyikapi beberapa kejadian akhir-akhir ini yang berhubungan dengan media elektronik baik Facebook, email, chat, blog, TV dan lain-lain.

Saat ini kita memasuki era dimana pengisi suatu konten berita (pendek/panjang) tidak hanya dari pengelola media, tapi bahkan para pembaca/anggotanya. Trend penulisan blog yang dahulu hanya digunakan untuk curhat, sekarang bisa digunakan untuk sarana marketing yang efektif. Mailing list yang dulu banyak digunakan untuk tukar cerita antar anggota yang mempunyai minat sama, bisa digunakan untuk menyebarkan infomarsi secara cepat. Facebook yang awalnya untuk berinteraksi antar anggota, sebagai media pengganti bersosialisasi secara fisik, sekarang pun bisa digunakan untuk menyebarkan berita, sarana marketing bahkan menggalang suatu kesepakatan bahkan gerakan dan lain-lain.

Hal yang bagus dari media elektronik adalah kecepatan dalam penyebarannya, sehingga efek yang diperoleh bisa secara instan. Tapi di lain pihak, kadang kebenaran berita belum tentu bisa dikonfirmasi dari awal, atau dibaca secara instan tanpa melihat kontekstual seperti kita berbicara langsung secara fisik, kadang-kadang bisa menimbulkan kesalahpahaman, kebingungan bahkan tuntutan hukum. Akhir-akhir ini kita cukup disibukkan dengan berbagai berita seperti Prita, KPK, Luna Maya dan sejenisnya. Bahkan liputan penggrebekan Noordin M Top selama 17 jam itu pun menimbulkan fenomena tersendiri. Sehingga kadang kita pun perlu mencermati apakah ada suatu koridor yang mampu membatasi kita supaya tidak timbul efek-efek yang berakibat negatif di kemudian hari.

Kesulitan dalam mengelola informasi/berita dalam media elektronik termasuk blog, email & FB ini adalah bagaimana mengontrol siapa saja yang berhak memanfaatkannya, apa efek yang akan ditimbulkannya dan seberapa jauh efek itu akan tertinggal, kalau ada koreksi apakah mudah dilakukan, dan lain sebagainya. Perlu diingat, apapun yang kita tulis baik itu hal baik maupun buruk akan selalu tertinggal di media elektronik sampai kapanpun. Walaupun sumbernya dihapus, masih ada copy-copy lain yang masih tertinggal. Apakah berupa log file pada server, di forward ke email/blog/FB lain, di-print-out untuk dikoleksi dan lain-lain.

Beberapa orang akan mengatakan bahwa hal tersebut harus diatur melalui suatu aturan baku seperti UU maupun yang sejenis. Tapi beberapa orang mengatakan bahwa etika sudah bisa digunakan untuk hal seperti ini. Untuk bisa membuat, memanfaatkan dan memelihara suatu UU yang berhubungan dengan hal-hal seperti ini pasti membutuhkan usaha yang tidak mudah, bahkan terjadi di negara-negara yang sudah maju. Sehingga mungkin kita bisa mencoba memahami dan menelaah lagi suatu yang pernah kita miliki, terutama sebagai umat beragama dan manusia yang berbudaya, yaitu etika. Etika bisa merupakan suatu kesepakatan di dalam suatu lingkungan yang memberikan arahan mana yang baik, buruk, salah, benar dan lain-lain. Sehingga memang di lingkungan berbeda bisa berlainan etika-nya.

Kembali pada pemanfaatan media elektronik (berbasis TI), mengingat adanya kelebihan dan kekurangan yang disebut di atas, sepertinya kita butuh etika dalam menuliskan, mengungkapkan, membagikan berbagai informasi kepada semua orang. Kekakuan penyelesaian masalah karena penggunaan aturan baku (misal hukum) kadang-kadang akan membuat kesulitan kita dalam mendapatkan solusinya. Insya Allah, jika kita bisa bersikap bijak dan memahami etika yang berlaku, dan pasti mengacu pada ajaran agama kita masing-masing, solusi bisa kita dapatkan dengan baik.

Sekali lagi, ini hanya sekedar tulisan saya yang sangat sederhana, tanpa landasan pemahaman yang mendalam mengenai topik di atas. Paling tidak saya mencoba untuk belajar menulis sesuatu yang lebih berguna baik melalui Notes, status, komentar, foto dan lain-lain. Kadang masih terjadi kekhilafan dalam hal-hal tersebut, baik di blog, email, & FB tapi saya akan berusaha memperbaikinya. Ketidak hati-hatian saya dalam menulis status, memberikan komentar pada orang lain tanpa konfirmasi atau cek-ricek, mengupload foto yang tidak berkenan dan masih banyak yang lain. Mohon maaf jika selama ini ada hal-hal yang disengaja ataupun tidak, yang menimbulkan ketidaknyamanan Blogger yang lain. Jika dimungkinkan, pasti akan saya usahakan untuk memperbaikinya.

Sebagai penutup, saya kebetulan menemukan sebuah tulisan di blog yang saya coba pahami dan renungkan artinya. Sebuah cara bagi saya untuk melakukan koreksi diri terhadap diri saya yang sering melakukan kesalahan. Silahkan dibaca di:

Bicara Menentukan Peribadi:
http://jqafsadr.blogspot.com/2009/02/bicara-menentukan-peribadi.html

Semoga bermanfaat buat rekan-rekan Blogger, salam dan terimakasih
Surahyo