Saturday, January 9, 2010
Perlukah etika dalam pemanfaatan media elektronik (berbasis TI)?
Dear all,
Sekedar tulisan ringan (mungkin tidak bermutu) dari saya di akhir tahun ini, untuk menyikapi beberapa kejadian akhir-akhir ini yang berhubungan dengan media elektronik baik Facebook, email, chat, blog, TV dan lain-lain.
Saat ini kita memasuki era dimana pengisi suatu konten berita (pendek/panjang) tidak hanya dari pengelola media, tapi bahkan para pembaca/anggotanya. Trend penulisan blog yang dahulu hanya digunakan untuk curhat, sekarang bisa digunakan untuk sarana marketing yang efektif. Mailing list yang dulu banyak digunakan untuk tukar cerita antar anggota yang mempunyai minat sama, bisa digunakan untuk menyebarkan infomarsi secara cepat. Facebook yang awalnya untuk berinteraksi antar anggota, sebagai media pengganti bersosialisasi secara fisik, sekarang pun bisa digunakan untuk menyebarkan berita, sarana marketing bahkan menggalang suatu kesepakatan bahkan gerakan dan lain-lain.
Hal yang bagus dari media elektronik adalah kecepatan dalam penyebarannya, sehingga efek yang diperoleh bisa secara instan. Tapi di lain pihak, kadang kebenaran berita belum tentu bisa dikonfirmasi dari awal, atau dibaca secara instan tanpa melihat kontekstual seperti kita berbicara langsung secara fisik, kadang-kadang bisa menimbulkan kesalahpahaman, kebingungan bahkan tuntutan hukum. Akhir-akhir ini kita cukup disibukkan dengan berbagai berita seperti Prita, KPK, Luna Maya dan sejenisnya. Bahkan liputan penggrebekan Noordin M Top selama 17 jam itu pun menimbulkan fenomena tersendiri. Sehingga kadang kita pun perlu mencermati apakah ada suatu koridor yang mampu membatasi kita supaya tidak timbul efek-efek yang berakibat negatif di kemudian hari.
Kesulitan dalam mengelola informasi/berita dalam media elektronik termasuk blog, email & FB ini adalah bagaimana mengontrol siapa saja yang berhak memanfaatkannya, apa efek yang akan ditimbulkannya dan seberapa jauh efek itu akan tertinggal, kalau ada koreksi apakah mudah dilakukan, dan lain sebagainya. Perlu diingat, apapun yang kita tulis baik itu hal baik maupun buruk akan selalu tertinggal di media elektronik sampai kapanpun. Walaupun sumbernya dihapus, masih ada copy-copy lain yang masih tertinggal. Apakah berupa log file pada server, di forward ke email/blog/FB lain, di-print-out untuk dikoleksi dan lain-lain.
Beberapa orang akan mengatakan bahwa hal tersebut harus diatur melalui suatu aturan baku seperti UU maupun yang sejenis. Tapi beberapa orang mengatakan bahwa etika sudah bisa digunakan untuk hal seperti ini. Untuk bisa membuat, memanfaatkan dan memelihara suatu UU yang berhubungan dengan hal-hal seperti ini pasti membutuhkan usaha yang tidak mudah, bahkan terjadi di negara-negara yang sudah maju. Sehingga mungkin kita bisa mencoba memahami dan menelaah lagi suatu yang pernah kita miliki, terutama sebagai umat beragama dan manusia yang berbudaya, yaitu etika. Etika bisa merupakan suatu kesepakatan di dalam suatu lingkungan yang memberikan arahan mana yang baik, buruk, salah, benar dan lain-lain. Sehingga memang di lingkungan berbeda bisa berlainan etika-nya.
Kembali pada pemanfaatan media elektronik (berbasis TI), mengingat adanya kelebihan dan kekurangan yang disebut di atas, sepertinya kita butuh etika dalam menuliskan, mengungkapkan, membagikan berbagai informasi kepada semua orang. Kekakuan penyelesaian masalah karena penggunaan aturan baku (misal hukum) kadang-kadang akan membuat kesulitan kita dalam mendapatkan solusinya. Insya Allah, jika kita bisa bersikap bijak dan memahami etika yang berlaku, dan pasti mengacu pada ajaran agama kita masing-masing, solusi bisa kita dapatkan dengan baik.
Sekali lagi, ini hanya sekedar tulisan saya yang sangat sederhana, tanpa landasan pemahaman yang mendalam mengenai topik di atas. Paling tidak saya mencoba untuk belajar menulis sesuatu yang lebih berguna baik melalui Notes, status, komentar, foto dan lain-lain. Kadang masih terjadi kekhilafan dalam hal-hal tersebut, baik di blog, email, & FB tapi saya akan berusaha memperbaikinya. Ketidak hati-hatian saya dalam menulis status, memberikan komentar pada orang lain tanpa konfirmasi atau cek-ricek, mengupload foto yang tidak berkenan dan masih banyak yang lain. Mohon maaf jika selama ini ada hal-hal yang disengaja ataupun tidak, yang menimbulkan ketidaknyamanan Blogger yang lain. Jika dimungkinkan, pasti akan saya usahakan untuk memperbaikinya.
Sebagai penutup, saya kebetulan menemukan sebuah tulisan di blog yang saya coba pahami dan renungkan artinya. Sebuah cara bagi saya untuk melakukan koreksi diri terhadap diri saya yang sering melakukan kesalahan. Silahkan dibaca di:
Bicara Menentukan Peribadi:
http://jqafsadr.blogspot.com/2009/02/bicara-menentukan-peribadi.html
Semoga bermanfaat buat rekan-rekan Blogger, salam dan terimakasih
Surahyo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
saya setuju dng tulisan diatas,saat ini trennya mmng sprti itu,sebut saja, wikipedia,foursquare,google - utk maps/earthnya, kaskus.us, ripiu.com dll. benar/tidaknya konten yg diisi oleh web users jd suatu problematika. untuk disandingkan dengan UU, punya masalah sendiri,karena konten web adalah lintas wilayah,sedangkan UU sifatnya hanya mengikat secara regional saja (CMIIW).
youtube dan wikipedia,punya algoritma tersendiri utk verifikasi data,walaupun blm optimal tp yg jelas butuh biaya besar. salah satu solusi sederhana mungkin, adalah; selain mengisi konten,web user juga punya kapabilitas utk verifikasi konten, ambil contoh simpel adalah kaskus.us.
menurut saya, etika dalam pemanfaatan dunia elektronik diperlukan. adanya etika dapat memberi batasan pada berekspresi yang dapat merugikan orang lain.
kejadian yang terjadi akhir-akhir dalam pemanfaatan media elektronik yang tak kenal etika dan norma sehingga dirasakan perlu adanya etika dalam pemanfaatan media elektronik, adanya etika ini diharapkan membatasi pemanfaatan media elktronik yang merugikan orang lain.......
Post a Comment