Tuesday, December 18, 2007

Information Technology Infrastructure Library/Service Management


Dear all,

Mungkin beberapa dari anda belum familiar dengan apa itu ITIL/SM (IT Infrastructure Library/Service Management). Sebuah istilah yang mulai populer akhir-akhir ini di dunia TI, yang berupa Framework untuk mengelola infrastruktur TI di suatu organisasi dan bagaimana memberikan service terbaik bagi pengguna layanan TI. ITIL sendiri dimulai oleh OCG (Office of Governance Commerce) di Pemerintah Inggris untuk memberikan guidance bagi organisasi/perusahaan disana.

Secara gampang, ITIL sendiri merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada manajemen pelayanan teknologi informasi sehingga suatu perusahaan dapat mencapai kualitas dukungan layanan yang diinginkan. Saat ini ITIL telah didukung oleh susunan materi dan kursus pelatihan (termasuk ujian dan sertifikasi). Saat ini, ITIL telah mencapai versi terbaru yaitu ITIL V3 - Service Life Cycle.

ITIL mencakup delapan kumpulan, yaitu service support, service delivery, rencana pengembangan service management, ICT infrastruktur management, application management, business perspective, security management, dan software asset management. Dua di antaranya, yaitu service support dan service delivery merupakan area utama, yang disebut juga IT Service Management (ITSM). Secara bersama-sama, dua area ini mengandung beberapa disiplin yang bertanggung jawab untuk penentuan dan manajemen pelayanan Teknologi Informasi (TI) yang efektif.

Sebenarnya tujuan utama dari penerapan ITIL/SM ini adalah sebagai jembatan antara pihak manajemen dan divisi TI agar keduanya bisa berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Sering terjadi, fokus bisnis dan fokus TI berjalan sendiri-sendiri sehingga perusahaan tidak bisa memanfaatkan infrastruktur TI yang ada dengan optimal. Departemen/divisi TI dalam suatu perusahaan seharusnya merupakan suatu organisasi yang memberikan layanan (Service Organisation). Divisi TI harus sensitif dan responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan bisnis. Mereka juga harus bisa mengenali dan memahami pelanggan mereka (user di dalam sistem).

Jika kita kenal SLA (Service Level Agreement) sebagai bentuk perjanjian layanan dari suatu IT provider kepada pelanggan, didalam perusahaan kita juga akan kenal OLA (Operational Level Agreement) yang merupakan perjanjian layanan dari suatu divisi TI kepada pelanggan/pengguna internal. Divisi TI bisa memberikan layanan secara professional, efeknya mereka juga bisa merupakan bagian dari bisnis itu sendiri. TI harus bisa menjadi enabler (pemampu) bukan hanya sebagai tool (alat bantu) dalam suatu bisnis. Semoga memberikan wawasan baru, salam hangat.

Saturday, September 22, 2007

IT itu mahal? Sistem Informasi mungkin mahal...


Dear all,

Beberapa waktu lalu, ada mahasiswi saya yang nanya "Kenapa IT itu mahal pak? Sehingga banyak implementasi yang tidak berhasil". Menurut dia, sebagian besar temen-temennya juga berpendapat seperti itu. Kemudian setelah melalui beberapa diskusi, baru saya tahu bahwa temen-temennya tadi bertanya begitu karena mereka menganggap IT adalah koneksi Internet. Hmmmm tidak bisa disalahkan sih pendapat seperti itu.

Sebenarnya IT itu tidak hanya koneksi Internet saja. Bisa kita lihat, komponen di IT bisa terdiri dari: Software, Hardware, Network dan Database. Jadi koneksi Internet bisa kita masukkan ke Network, yang memang mahal kalau di negara tercinta kita ini. Tapi apakah koneksi Internet selalu digunakan di semua perusahaan? Jawabnya adalah TIDAK, karena di sebagian besar perusahaan, Internet saat ini hanya digunakan sebagai kanal (channel) untuk berinteraksi dengan pelanggan atau partner, belum digunakan utk mendukung integrasi antar perusahaan. Jadi tanpa Internet pun, perusahaan akan bisa beroperasi dan berkompetisi dengan baik. Yang lebih utama di komponen IT justru di Software (aplikasi Keuangan, Kepegawaian, Pergudangan dll), Harware (PC, notebook, printer dll), Network (Local Area Network dan Wide Area Network), Database (database keuangan, inventory, customer dll) utk mendukung operasional perusahaan tsb.

Kembali ke istilah IT, banyak orang salah menafsirkan bahwa IT adalah Sistem Informasi. Padahal IT itu hanya satu bagian dari sesuatu yg lebih kompleks yang disebut Sistem Informasi. Kalau kita bicara ttg penerapan di perusahaan, sebenarnya kita bicara tentang Sistem Informasi. Dimana Sistem Informasi itu terdiri dari:
1. Business Process
2. Information Technology (Hardware, Software, Network, Database)
3. People (System Owner, System User, IS Specialist)
Dari gambar yg saya ambil dari buku Intro to IS karangan James A. O'Brien, McGraw-Hill 2007 di atas, terlihat biaya terbesar rata2 utk penerapan Enterprise System adalah utk Business Process Re-engineering (BPR). Terlihat kontribusi IT sendiri yg terdiri dari Software & Hardware sebesar 27%. BPR sendiri merupakan kegiatan dari perusahaan utk menyesuaikan Business Process-nya ke Best Practice dari suatu industri tertentu. Dimana para pengguna (user) harus melakukan perubahan dalam cara bekerja mereka, yg merupakan hal yg terberat karena sudah bisa bekerja dg pola lama selama bertahun-tahun. Perusahaan banyak mengeluarkan biaya karena harus menyewa konsultan2 yang terkenal seperti Accenture, IBM-PriceWaterhouseCooper, Cap Gemini dan lain-lain.

Berikut itu jangan lupakan biaya yang harus dikeluarkan dalam mengelola People sebagai komponen yang paling sulit kita kendalikan. Change Management yg terarah, meliputi sosialisasi, pelatihan, mentoring, motivasi bagi pengguna dll pun memberikan kontribusi biaya juga bagi perusahaan tersebut. Sering kali bahkan penolakan dari pengguna (user) akan memberikan beban dari manajemen dalam rangka penerapan Sistem Informasi tersebut.

Sedangkan biaya yg dikeluarkan utk Hardware sendiri saat ini sudah sangat terjangkau, karena teknologi sudah semakin mature dan terstandarisasi. Bahkan beberapa perusahaan sudah melakukan Outsourcing atau sewa PC agar bisa lebih simpel dalam pengelolaannya. Software utk kebutuhan bisnis makin beragam dan terstandarisasi sehingga makin terjangkau harganya, bahkan gratis kalau menggunakan Open Source Software (OSS) spt Linux, OpenOffice dll. Tekonologi jaringan mudah didapat, bahkan untuk membangun sebuah LAN sederhana, biayanya sangat terjangkau (hub/switch bisa dibawah 500 ribu + kabel2). Pengembangan database pun makin mudah didapat, karena banyak pilihan di DBMS Application spt MS SQL, Oracle atau OpenSource DBMS spt MySQL, PostgreSQL dll.

Jadi sebagai kesimpulan, biaya yang dikeluarkan dalam rangka penerapan Sistem Informasi bisa mahal karena ada komponen-komponen yg tidak diperhatikan dengan baik dari awal. Perencanaan yang asal2an akan mengakibatkan pemetaan Business Process tidak maksimal, bahkan hanya membuang biaya saja. Setelah dikembangkan sistem tsb, tidak dibarengi dengan strategi Change Management yg tepat sehingga komponen People tidak bisa mengikuti atau seirama dengan Sistem-nya. Utk komponen IT, sdh mulai terjadi standarisasi dan kematangan (mature) sehingga makin mudah kita utk mencari alternatif yang terjangkau harganya. Internet? Itu hanya bagian dari Network, dimana Network merupakan bagian dari IT yg mana IT jg merupakan bagian dari Sistem Informasi itu sendiri. Mungkinkah perusahaan berjalan tanpa Internet? Sangat mungkin sekali, kalaupun dibutuhkan paling hanya utk komunikasi dengan email, chat, website dengan koneksi minimal dengan biaya 100-200 ribu per bulan. Semoga memberikan pemahaman baru, terimakasih. Salam, surahyo.

Wednesday, August 29, 2007

Apple iPhone



Dear all,

Mungkin sebagian pembaca pernah mendengar atau melihat iklan iPhone. Sebuah device baru dari Apple yg membuat banyak orang kagum thd inovasi2 yg dilakukannya. Masih ingat betapa fenomenalnya iPod di dunia (walau di Indonesia tdk begitu)? iPod berhasil membuka mata banyak produsen dan pemakai MP3 player bagaimana seharusnya kita menikmati musik itu. Dengan desain yang sangat cantik, mudah digunakan, dan yg paling penting adalah adanya iTunes. Desain cantik iPod sendiri mengalami puluhan kali revisi, shg didapatkan bentuk yg sempurna, tanpa sekrup atau apapun, putih bersih dan indah. Menu2nya sangat mudah digunakan, seperti kalau kita menggunakan Apple Macintosh di PC/Notebook. iTunes jg bukan hanya aplikasi player MP3 di PC dan tool sinkronisasi ke iPod, tapi juga sebagai sarana pengguna utk download konten MP3 secara LEGAL dari situs Apple. Itulah kehebatan Steve Jobs utk memaksa industri musik percaya dengannya dan mau menjual konten lagu lewat jaringan iTunes. Kalau anda cari info di Internet, terlihat betapa powerfull-nya iPod. Hampir semua mobil kelas atas di Amerika dan Eropa menyediakan iPod konektor di sound system-nya. Industri aksesoris iPod sdh mencapai $ 1 milyar....wow ck ck ck (http://www.businessweek.com).

Kembali ttg iPhone, kita lihat sekali lagi Apple mencoba membuka mata orang utk memahami bagaimana seharusnya handphone itu digunakan (bukan diciptakan). Ingat sekali lagi, seperti iPod juga, Steve Jobs memberikan CARA baru bagi kita utk mendengarkan musik digital. Desain iPhone memang cantik dan keren, tapi lebih hebat lagi adalah cara kita menggunakannya. Walau bukan hal yang baru, iPhone tidak menggunakan keypad sama sekali. Keyboard virtual iPhone mungkin yg terbaik saat ini, walau kecil tapi sangat mudah digunakan tanpa bantuan stylus sama sekali. Begitu jari kita mendekati huruf, ukurannya akan membesar shg mudah ditekan.

Semua menu sangat mudah diakses, dengan tampilan yg enak dilihat. Mulai dari menelpon, SMS, cek email, buka web, dengerin musik (kata mereka ini adalah iPod terbaik yg pernah ada), melihat video, buka Google Map dll semua sangat mudah sekali digunakan. Bahkan dg adanya sensor, tampilan di layar yg jernih itu bisa berubah sendiri dr portrait ke landscape tergantung posisi kita memegang iPhone tadi. Scrolling menu apa aja, cukup dengan menggerakan jari ke atas ke bawah. Zooming cukup dengan 2 jari membuka keluar dll. Yang pasti sangat mudah dan memberikan pengalaman baru dalam menggunakan handphone. Dengan harga $499 utk memory 4 GB, dan $599 utk 8 GB, saya yakin pembeli akan puas dengan performance-nya.

Sekedar informasi, iPhone ini belum mendukung 3G tapi sdh ada WiFi. Ada alasan tersendiri Apple belum menyertakan ini, krn mereka menganggap layanan 3G belum maksimal. Tapi dari semua itu, Apple berhasil memperlihatkan bagaimana sebaiknya handphone itu digunakan. Bukan dari inovasi teknologi-nya saja, karena O2, Dopod, Nokia, Motorola dll pun sudah mempunyai teknologi itu. Jadi Apple berhasil menangkap kebutuhan pengguna, lalu menuangkannya dalam sistem yg mudah, keren dan handal. Saya pribadi menganggumi Steve Jobs yang berhasil membawa Apple utk bangkit lagi, baik dari divisi komputer (Macintosh Desktop dan Notebook), digital music player (iPod) dan sekarang handphone (iPhone). Kapan2 akan saya tulis kehebatan Apple Macintosh deh. Saya sendiri gak sabar ingin memiliki iPhone sebagai suatu gadget yg bagus utk dikoleksi. Salam, surahyo.

Tuesday, July 17, 2007

Tantangan Networking Specialist

Dear all,

Mungkin semua sudah tahu apa itu network/jaringan yg digunakan sebagai infrastruktur Sistem Informasi di berbagai organisasi/perusahaan. Secara umum, hampir semua perusahaan mempunyai jaringan yang bisa menghubungkan antar PC dan peripheral lain baik secara lokal (LAN), antar kota/negara (WAN) atau bahkan ke jaringan publik (Internet). Dengan kata lain, komunikasi data dengan mudah dilakukan antar PC, divisi, kantor cabang, partner, customer dan lain-lain.

Tapi kalau kita cermati, kebanyakan jaringan yang dibuat adalah sekedar menghubungkan antar PC atau antas sistem dengan peralatan2 seperti hub/switch dan router. Lalu dibuat pengkabelan dengan UTP, Coaxial, Wireless, Fiber Optic dan sebagainya. Apakah sekedar menghubungkan seperti itu sudah cukup? Sepertinya tantangan bagi ahli jaringan sekarang semakin kompleks dan terus berkembang.

Saya beberapa hari lalu baru memberikan materi workshop Networking dengan Cisco Device di Makasar. Beberapa peserta yang dari Banking dan industri lain menanyakan tentang pengelolaan jaringan yg baik itu seperti apa. Terlihat sekarang bahwa data yang dilewatkan di atas jaringan bukan hanya sekedar text biasa seperti jaman kita menggunakan DOS dulu. Ada aplikasi2 yang sifatnya sangat penting misal Core Banking System (CBS), Enterprise Resource Planning (ERP) dll yang membutuhkan perlakuan berbeda ketika melewati suatu jaringan. Misal maksimal delay (waktu tunggu) yang diijinkan tidak boleh melebihi waktu tertentu agar koneksi tidak bermasalah. Bahkan tantangan untuk bisa mengkoneksikan antar kantor cabang bisa menjadi sumber sakit kepala bagi ahli jaringan, ketika bandwith yang disewa dari provider besarnya hanya terbatas.

Aplikasi2 yang berjalan di atas suatu Sistem Informasi di perusahaan sekarang semakin beragam dengan menggunakan tidak hanya text tapi juga gambar, suara, video dll. Trafik yang semakin kompleks tadi membuat jalur di atas jaringan menjadi tidak optimal karena terjadi perebutan jalur, antrean yang panjang, kemacetan dan lain-lain. Jadi secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa seorang Networking Specialist semakin banyak. Kalau dulu cukup mempelajari cara pengkabelan dan setting peralatan jaringan (network device), sekarang harus memahami tipe aplikasi yang lewat, proses bisnis antar divisi/kantor/partner, prioritas bagi aplikasi tertentu, jumlah user/divisi/cabang/partner/customer dan lain sebagainya. Belum lagi ada tantangan untuk menyatukan komunikasi suara dan video di atas jaringan, dengan konsep Unified Communication yaitu integrasi Voide, Video dan Data di atas infrastruktur yang sama.

Ilmu-ilmu baru bagi seorang Networking Specialist misal seperti Traffic Management, Quality of Service, Intelligent Network, Unified Communication dan lain-lain menjadi semakin populer dan dibutuhkan. Mereka tidak mungkin hanya cukup dengan memahami pengkabelan, setting switch/router, TCP/IP saja. Untuk itu, seorang Networking Specialist harus selalu meng-upgrade knowledge dan skill agar sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi/perusahaan sekarang. Demikian cerita dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca. Salam, surahyo

Tuesday, July 10, 2007

Enterprise Information System (EIS)

Sering kita melihat bahwa aplikasi/software yang dipakai sehari-hari di atas PC adalah aplikasi yang sifatnya individual. Artinya aplikasi tsb hanya digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai tersebut, misal MS Office/OpenOffice, Photoshop, Acrobat Reader dan lain-lain. Tentunya hal ini sudah sangat mencukupi jika memang informasi yang diolah hanya diperlukan oleh pemakai tsb saja. Dengan skala yang sedikit lebih luas, ada juga aplikasi yang melayani kebutuhan suatu bagian/divisi saja. Misal aplikasi kepegawaian, aplikasi keuangan, aplikasi penjualan dan sebagainya. Di dalam aplikasi seperti ini, antar pemakai di divisi yang sama bisa saling berbagi informasi dengan mudah.

Sekarang bagaimana dengan informasi yang harus digunakan oleh divisi/bagian lain? Semua informasi ttg berapa banyak barang yg terjual di divisi Sales apakah dengan mudah bisa langsung diketahui oleh bagian Keuangan juga bagian Logistik? Saat-saat inilah kita akan membutuhkan suatu sistem informasi yang bisa menyatukan semua informasi yang ada di masing-masing bagian/divisi tadi. Oleh beberapa textbook, sistem informasi ini sering disebut Enterprise Information System (EIS).

Hal mendasar dari EIS adalah platform teknologi yang bisa menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu (single) informasi secara lojikal, sehingga Enterprise (perusahaan/organisasi) bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Dalam hal ini, tidak hanya sekedar penggunaan teknologi jaringan misal LAN (local area network) sehingga antar divisi terhubung secara fisik tapi juga integrasi proses bisnis masing2 divisi. Dibutuhkan juga penyatuan semua database secara lojikal, sehingga bukan hanya antar divisi tapi juga pengaksesan informasi untuk semua level di organisasi baik dari staf operasional, manajer maupun direktur.

Contoh EIS yang sering kita dengar adalah Enterprise Resource Planning (ERP), Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM) dan masih banyak yang lainnya. Tantangan terbesar dalam implementasi EIS adalah tingkat kesulitannya karena sangat kompleks, membutuhkan waktu lama, biaya mahal dan belum tentu berhasil. Walaupun begitu, sekarang makin banyak pilihan untuk solusi EIS ini. Sehingga perusahaan bisa menentukan solusi mana yang paling cocok. Beberapa contoh vendor EIS misal SAP (www.sap.com), Oracle (www.oracle.com) maupun yang lain. Tidak menutup kemungkinan, EIS juga bisa dibangun sendiri oleh staf IT internal suatu perusahaan, selama memenuhi syarat2 di atas.

Wednesday, February 28, 2007

Customer Relationship Management (CRM)

Dear all,

Mungkin sudah sering dengar CRM (Customer Relationship Management) atau Pengelolaan Hubungan dengan Pelanggan. Sebenarnya apa sih konsep ini? Merujuk kepada beberapa text book, kegiatan CRM meliputi Acquire (mendapatkan), Enhance (Tingkatkan) dan Retain (Pertahankan) pelanggan. Artinya bagaimana kita bisa selalu mendapatkan pelanggan baru, meningkatkan hubungannya sehingga mereka puas dengan layanan kita, yang ujung-ujungnya mereka bisa menjadi pelanggan yang loyal yang selalu bisa kita pertahankan.

CRM secara umum digunakan untuk membantu kegiatan di Sales, Marketing dan Customer Service. Lebih tepatnya, CRM dipakai sebagai sarana penghubung dari suatu perusahaan ke pelanggannya. Dengan melalui channel (kanal) yang dikelola dengan baik, kita bisa mendengarkan apa yang diinginkan pelanggan, apa yang mereka keluhkan, bagaimana competitor bertindak terhadap produk/jasa kita, dan berbagai kegiatan sejenis.

Bagaimana pengembangan dan implementasi CRM dengan menggunakan Sistem/Teknologi Informasi? Sebenarnya, dengan menggunakan aplikasi spreadsheet seperti MS Excell, OpenOffice Calc dll pun bisa dibuat CRM sederhana. Data pelanggan secara rajin dan teliti dicatat, sehingga setiap mereka menggunakan jasa/produk kita, kita bisa melayani sesuai riwayat data transaksi. Tidak perlu mereka ditanyai satu persatu secara detail, bahkan cukup dengan mneyebutkan Customer ID kita bisa tahu semua informasi detail mereka. Untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), misal bengkel mobil, akan sangat nyaman begitu ada mobil masuk ke bengkel, bagian Sales/Customer Service langsung memasukkan nomer mobil sehingga bisa diketahui siapa pemiliknya, kapan terakhir servis, jenis oli yang dipakai, montir langganan dll. Sehingga begitu pelanggan duduk, CS sudah siap dengan menjawab segala pertanyaan.

Untuk perusahaan besar, pasti dibutuhkan aplikasi pengelolaan database (DBMS = DataBase Management System), bisa dengan MS SQL, Oracle, MySQL, IBM DB2 dll. Semua kegiatan yang dilakukan dengan customer akan disimpan secara lengkap, sehingga kalau dibutuhkan akan mudah diakses. Diatas itu akan bisa dibangun aplikasi yang sesuai business logic dari CRM tiap perusahaan. Kebutuhan di perbankan akan berbeda di industri telekomunikasi, begitu juga di retail, hospitality dll. Beberapa vendor besar sudah menyediakan solusi CRM, seperti PeopleSoft, Siebel dll, walaupun akhir2 ini ada trend dimana perusahaan tidak harus implementasi CRM tapi bisa menyewanya. Sering disebut CRM On-Demand,misal solusi yg ditawarkan Salesforce.com (http://salesforce.com). Sehingga perusahaan bisa lebih fokus ke bagaimana cara pemanfaatannya bukan ke pengembangan dan implementasinya. Waah sebenarnya masih panjang cerita CRM, tapi cukup sekian dulu deh. Kapan2 dilanjutin yaaa......

Monday, February 26, 2007

3G, bagaimana nasibmu nanti?

Dear all,

I'm back setelah 2 bulan suuiiibuuuk dengan kegiatan akhir tahun 2006 dan awal tahun 2007 di Inixindo, UGM dan lain-lain.
Saya menulis ini gara2 pernah ketemu dengan bbrp orang dan mendapatkan pertanyaan yang lucu ttg HP saya. Kebetulan saya menggunakan Nokia E61 yang support 3G. Bbrp orang bertanya "Itu HP apa pak?" dan saya jawab "Nokia E61, dan sudah support 3G loh". Lalu mereka bertanya lagi "Lho, kok gak ada kameranya? Ntar gimana dong 3G-nya?". Halah....3G harus pakai kamera? Yang bener aja....??? Rupanya gara2 iklan Excellcom yg selalu memperlihatkan fitur Video Call di 3G membuat banyak orang juga mengganggap 3G = Video Call. Hmmm........mau komentar gimana yaaa?????

3G sebenarnya adalah 3rd Generation dari koneksi wireless utk Mobile Phone. Setelah kita kenal 2.5G (Generasi 2.5) dengan koneksi GPRS (General Packet Radio Service), rupanya para operator ingin memberikan layanan lebih ke pelanggan dengan menyediakan jalur yang lebih cepat dalam berkomunikasi data (bukan suara saja tentunya). Sehingga mereka berlomba-lomba investasi infrastruktur baru yang mampu mengirimkan data sampai ratusan Kbps (gak jelas kecepatan real yg mereka berikan) karena naik-turun mulu.

Kembali ke laptop...... jadi apa yg bisa kita dapatkan kalau sdh ada 3G di HP dan di infratruktur? Sesuai dengan janjinya, tentunya kecepatan akses yang lebih cepat daripada GPRS atau CDMA bahkan. Konten yg bisa dikirim tentunya bisa lebih advanced dibanding yg sdh ada sebelumnya, misal video streaming (atau video call tadi), TV-on demand, atau sekedar akses Internet yg lebih cepat dll. Tapi sekedar janji loh...lagian kebanyakan masih dalam taraf ujicoba jaringan baru-nya. Jadi belum dipastikan nanti kalau sudah banyak yang pakai akan menurun atau tetap kualitasnya.

Sekarang pertanyaannya adalah seberapa mampu 3G bisa survive di layanan operator2 tadi? Berapa orang dari pembaca yang sering pakai MMS? Ada yang pernah dengar WAP? Layanan apa yang paling banyak dipakai para pengguna HP? Beberapa pertanyaan tadi akan bisa kita jadikan judgment awal apakah 3G bisa bertahan (secara bisnis bagi operator) atau tidak. Saya sendiri mungkin hanya kurang dari 10x menggunakan MMS. Kalau ada koneksi WiFi, saya akan pilih di HP saya utk download file besar, browsing atau chatting. Untuk pemakaian di notebook, saya cari dulu WiFi, kalau gak ada pakai CDMA, kalau gak ada baru GPRS. Itupun kadang dimatikan download image di browser supaya lebih murah dan cepat. Bagi saya yang berprofesi di bidang TI, belum butuh banget akses data kecepatan di HP saya. Saya tetap pakai GPRS utk cek email, kalau kepepet baru browsing. Hampir sebagian besar aktivitas masih di Notebook tadi. Sebagian besar pembaca juga pasti masih pakai HP utk telpon dan SMS, kalau perlu banget baru konek (GPRS atau CDMA) utk kebutuhan2 yg urgent. Itupun masih mikir biaya GPRS/CDMA yg akan dikeluarkan walau ada bbrp operator yang kasih flat-rate utk akses data di Internet.

Jadi kalau menurut saya, ini pendapat pribadi dan mungkin salah, 3G akan bisa survive asal konten yg diberikan jelas bermanfaat bagi semua pemilik mobile phone, harga terjangkau, kualitas yang stabil, dan makin murahnya HP yg support 3G. Sampai sekarang pun, saya kira hanya Jepang saja yang berhasil menjual jasa High-Speed Access ke pengguna HP di negaranya. Bagi negara lain mungkin 3G hanya sebagai pelengkap, supaya tidak dianggap ketinggalan jaman. Saya pribadi cukup salut juga dengan Indosat yg memberi layanan 3G hanya utk pengguna Matrix (pascabayar) dan hanya di kota2 tertentu. Berbeda dengan Excellcom dan Telkomsel yg utk semua pelanggan, Indosat memprediksikan kalau pelanggan yg pakai 3G adalah di segmen tertentu saja dan akan bisa bertahan lama. Bukan asal coba2 layanan gratis di awal, lalu gak lagi begitu di-charge yg cukup mahal. Semoga prediksi saya salah ttg 3G, sehingga bisa laris...hehe......:))