Friday, December 17, 2010
Seberapa besar ketergantungan anda pada Teknologi Informasi
Dear all,
Seperti kita ketahui, saat ini begitu banyak peralatan Teknologi Informasi yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari peralatan telekomunikasi bergerak, PC/notebook maupun digital kamera. Perkembangan teknologi jaringan juga memungkinkan kita selalu bisa terkoneksi baik melalui jaringan telephone dan jaringan data. Hampir dikatakan, interaksi kita antar manusia sudah berubah dari pertemuan fisik menjadi pertemuan virtual/maya. Dalam artikel ini, saya akan batasi tulisan ini pada topik komunikasi menggunakan telepon dan akses dan pengolahan data/informasi menggunakan PC/notebook melalui Internet.
Bagian 1. Komunikasi menggunakan telpon dan SMS/email/chatting
Sejalan dengan kebiasaan kita dalam memakai peralatan-peralatan tersebut, terjadi perubahan dimana kita menjadi semakin tergantung padanya. Pada saat kita ingin berkomunikasi dengan orang lain, cukup dengan menekan tombol maka terjadilah koneksi antar kita dengan lawan bicara. Tidak diperlukan hapalan terhadap nomer yang dituju karena semua sudah tersimpan dalam address-book. Tanpa harus melihat muka (ekspresi) dan bahasa tubuh lawan bicara, kita berusaha melakukan interaksi dua-arah mengandalkan nada bicara dan konten percakapan kita. Jika hal itu sulit dilakukan (misal karena kesibukan, sungkan, takut dll) maka komunikasi kita akan digantikan oleh text baik melalui SMS/email/chatting.
Adakah yang merasa bahwa komunikasi digital seperti itu bagaimanapun berbeda dengan komunikasi tradisional kita selama ini. Mulai dari usaha kita untuk mencari/mendapatkan lawan bicara sudah mengalami perubahan. Dahulu pada saat kita akan bertemu dan melakukan komunikasi, pasti kita akan menyiapkan diri untuk mengerti dan memahami siapa lawan bicara nanti. Pertemuan dengan anggota keluarga, teman, rekan kerja, atasan/bawahan, orang yang pertama kenal dan lain-lain akan membutuhkan persiapan yang berbeda. Kadang-kadang kita harus menyiapkan seksama topik pembicaraan, gaya bicara & bahasa tubuh sesuai dengan kebutuhan bahkan pakaian/kostum yg kita kenakan. Boleh dibilang, seluruh anggota tubuh kita akan diajak bekerja sama dalam proses komunikasi nanti.
Pada saat kita akan berkomunikasi secara digital baik melalui telpon atau SMS/email/chatting, terjadi perubahan mendasar dalam diri kita. Proses pencarian lawan bicara cukup diwakili dengan menekan tombol di address-book telpon atau email. Tidak butuh suatu usaha yang rumit untuk berbicara/menulis suatu topik baik kepada atasan, rekan kerja, teman, anggota keluarga dan lain-lain. Dengan 1 tombol, anda dapat menghubungi siapapun di dalam ratusan atau ribuan Contact di telpon/email/chatting anda. Setelah terjadi koneksi, tidak butuh persiapan mental apakah usaha kita akan ditolak atau diterima. Berbeda rasanya ketika kita sudah susah payah mencari suatu orang untuk ditemui, begitu ketemu malah ditolak untuk berkomunikasi. Bahkan ketika kita mengirim SMS/email/chatting, kadang tanpa berpikir panjang kita langsung mengirimkan pesan ketika tanpa mempertimbangkan reaksi yang akan timbul dari orang yang kita hubungi tersebut.
Terjadi kecenderungan percakapan suara di telpon maupun teks di SMS/email/chatting menjadi lebih “ringan” nilainya dibanding percakapan tradisional. Dengan beranggapan kita tidak berhadapan langsung, efek atau reaksi yang akan timbul sering kita abaikan. Etika dan sopan santun kadang akan diabaikan, termasuk pemahaman yang kita dapat bisa berbeda karena keterbatasan indera kita dalam menangkap jawaban dari lawan bicara. Sudahkan anda merasakan hal ini? Pernahkah anda merindukan suatu komunikasi yang lebih berkualitas dengan seseorang karena selama ini hanya tergantung pada peralatan Teknologi Informasi?
Bagian 2. Akses dan pengolahan data/informasi menggunakan PC/notebook melalui Internet
Di bagian 2 ini saya akan coba membahas bahwa saat ini begitu mudahnya kita mendapatkan data/informasi dari Internet dengan menggunakan PC/notebook kita (termasuk mobile phone juga). Mari kita coba bandingkan masa lalu dimana kita belum mengenal Internet dan bersusah payah untuk mendapatkan data/informasi termasuk pengolahannya.
Dahulu setiap kali kita membutuhkan data/informasi, pasti akan ada usaha kita untuk baik membaca dari buku, paper ilmiah atau populer, majalah dan lain-lain. Kita cenderung akan lebih fokus dan berusaha menikmati, bahkan kalau sangat menarik kita bisa masuk dalam konteks tersebut sambil berimajinasi. Sebuah kenikmatan membaca buku yang mungkin bagi rekan-rekan mulai berkurang frekuensi-nya di saat-saat sekarang.
Saat ini, dengan adanya Search Engine misal Google maupun yang lain, setiap kali membutuhkan informasi kita cukup mengetikkan kata kunci (keywords). Bahkan dengan adanya Ensiklopedia seperti Wikipedia maupun ringkasan-ringkasan dari situs formal maupun non-formal seperti Blog, Forum dan sejenisnya membuat kita cepat mendapatkan informasi yang kita inginkan tanpa harus membaca utuh satu buku atau artikel aslinya.
Hal baiknya adalah kecepatan kita dalam menemukan informasi yang kita butuhkan, terlepas dari keakuratan informasi tersebut. Bahkan relatif kita bahkan bakal dibanjiri oleh berbagai informasi, sampai kadang kita mendapatkan kesulitan untuk memilah mana yang penting mana yang bukan.
Hal yang tidak menguntungkan adalah ketergantungan kita pada sumber-sumber digital tersebut, sehingga begitu tidak ada koneksi dengan sumber (baik Internet maupun offline), kita kadang mengalami kebingungan dalam membaca dan memahami informasi (atau bahkan knowledge) dan sulit dalam mengambil keputusan. Apalagi jika sumber-sumber tersebut tidak mempunyai cadangan/backup, sehingga jika terjadi gangguan/kerusakan akan membuat kita harus memulai dari awal lagi untuk memahami suatu informasi/knowledge.
Pernahkan kita mencoba untuk menyimpan catatan-catatan penting pada buku/notes lagi? Pernahkah kita mencoba memahami dan meresapi suatu informasi/knowledge yang penting ke dalam otak kita, dengan anggapan mungkin sumber digital itu tidak ada lagi? Pernahkah kita mencoba mengambil keputusan dengan mengingat semua memori yang ada dalam kepala kita, tanpa bantuan informasi/knowledge digital? Bagaimanapun juga, otak kita adalah sebuah supercomputer terhebat di jagat raya ini, yang merupakan ciptaan Allah SWT. Informasi/knowledge di sekeliling kita (secara analog) baik merupakan manusia. Lingkungan hidup bahkan benda mati pun merupakan sumber-sumber yang tidak akan habis dipelajari.
Sekali waktu, silahkan rekan-rekan mencoba berjalan pada suatu lingkungan yang segar alami di pedesaan, pegunungan atau pantai tanpa membawa peralatan digital apapun untuk coba menguji lagi sistem analog di tubuh kita apakah masih mampu berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan kita (manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lain). Sebuah renungan sederhana dari penulis untuk diri sendiri, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan juga. Salam, surahyo.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Saya suka tulisan-tulisan anda mengenai IT. Kebetulan saya juga di bidang yang sama. Saya selalu menunggu tulisan Anda berikutnya.
http://blog.stie-mce.ac.id/eddys
artikel anda sangat menarik.
Post a Comment