Saturday, December 9, 2006

e-Government di Indonesia, bagaimana perkembangannya?

Dear all,

Hari Rabu tgl 7 Des 2006 lalu, saya diajak majalah e-Indonesia beserta dg 2 pembicara lain mengisi seminar e-Government di Kabupaten Pacitan. Pertama-tama saya bertanya kenapa di Pacitan, kemudian baru menyadari bahwa kabupaten itu merupakan tempat kelahiran Presiden SBY. Perjalanan ditempuh kira-kira 3 jam dari Jogja melalui Wonosari, melewati perbukitan kapur. Terlihat bahwa kabupaten ini agak tertinggal dalam hal penetrasi Telekomunikasi dan Teknologi Informasi.

Sebelum berangkat, saya mencoba mengakses website Pacitan di www.pacitan.go.id, dan cukup lumayan juga informasi yg tertuang disitu. Tapi pertanyaan kita, apakah e-Government itu sama dengan website? Ternyata masih banyak orang yg beranggapan seperti itu. Memang betul, salah satu indikasinya adalah adanya layanan informasi ttg pemerintahan untuk masyarakat yg bisa diakses melalui website. Ini merupakan tahap ke 1 dari Evolusi e-Government. Nantinya diikuti dengan tahap kedua yaitu Interaksi Terbatas yg berupa Intranet terkoneksi antar bagian untuk email, akses ke database online & form yang bisa didownload. Tahap ketiga adalah Transaksi yg berisi Layanan berbasis elektronik secara otomatis. Aplikasi meliputi penerbitan sertifikat dan pembaharuan lisensi. Dan yang terakhir adalah Transformasi yg berwujud Integrasi antar pemerintahan. Semua tahap dari transaksi meliputi pembayaran secara elektronik. Aplikasi meliputi portal pemerintah. Model baru dalam pemberian pelayanan dengan kerjasama dengan pihak swasta.

Jadi secara umum arti dari e-Government adalah penyelenggaraan pemerintahan berbasis (menggunakan) eletronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Penekanan disini adalah kepada “GOVERNMENT” bukan pada “e” (atau Teknologi Informasi)-nya. Jadi bukan ditentukan seberapa canggih teknologi yg dipakai di webserver-nya, bukan karena komputer2 di kantor menggunakan teknologi terbaru dan tercepat, jaringan yg hebat, atau dengan kata lain menggunakan investasi yg mahal sekali utk membuat infrastuktur e-Gov tsb.

Keberhasilan lebih ditentukan oleh bagaimana agar kita sebagai masyarakat bisa dilayani dengan baik. Misal dulu butuh 1 minggu utk membuat KTP, dg adanya e-Gov kita bisa membuat KTP baru dlm 2 jam. Jika ingin membuka usaha baru, tanpa perlu repot cukup mengakses suatu sistem, maka semua urusan perijinan dilakukan dengan mudah dan murah. Bupati/walikota lebih mudah memahami kinerja organisasinya sehingga kalau ada masalah dengan mudah bisa diselesaikan. Potensi daerah bisa lebih dioptimalkan dan berbagai hal lain.

Kendala terbesar dalam penerapan e-Government adalah pada komponen People (orang2 yg terlibat) dan Prosedur Kerja. Komponen satunya yaitu Teknologi Informasi lebih mudah dikelola. Pemahaman yg baik dari level executive sampai pelaksana akan sangat membantu keberhasilan e-Gov. Level executive paham dengan baik mengapa mereka memerlukan e-Gov dan akan mendukung dengan sepenuh hati. Pelaksana akan berusaha melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh2 agar e-Gov yg mereka miliki bisa dimanfaatkan dengan optimal. Untuk itu diperlukan berbagai usaha utk membantu hal-hal tsb.

Kegiatan edukasi dan sosialisasi adalah langkah awal yg harus dilakukan agar semua level bisa mempunyai pemahaman yang sama. Mereka harus sadar bahwa penerapan e-Gov tidak hanya adanya Sistem Informasi yang baru tapi juga akan mengadopsi cara kerja baru. Transparansi bakal didapat sehingga beberapa orang akan kuatir kecurangan mereka selama ini akan diketahui dg mudah. Kedisiplinan dalam menggunakan sistem harus terjaga, agar pengguna di bidang/instansi yang lain bisa memanfaatkan informasi tsb. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara kontinyu shg didapat hasil yg maksimal. Selain itu, pembuatan Master Plan di awal pengembangan adalah hal yg mutlak. Sehingga tidak asal pilih rekanan/vendor dan kemudian tinggal mengikuti apa yg mereka buat. Pemilik sistem harus tahu dengan baik apa keinginannya. Banyak kasus yg terjadi karena Pemerintah hanya asal buat e-Gov utk mengikuti trend saja, dan didikte oleh rekanan/vendor. Sehingga biayanya sudah sangat mahal, hasil tidak didapatkan secara optimal.

Yang jelas, masih banyak hal yg harus kami lakukan utk melakukan sosialisasi pemahaman e-Gov. Utk itu kami masih akan banyak melakukan roadshow keliling berbagai Daerah Tk 2 bersama dengan tim diatas. Cerita ini masih berlanjut di lain kesempatan. See you later.......

5 comments:

Dani Iswara said...

sistemnya mungkin bs diatur biar gak korupsi (terutama pengadaannya..), tapi orgnya...teutep.. :)

anis said...

saya setuju bahwa sosialisasi e-gov harus terus menerus dilakukan. Yang disosialisasikan tidak hanya potensinya tetapi juga kelemahannya. Jika pemerintahan tidak memiliki motivasi yang kuat untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik, mungkin e-gov akan gagal juga. Sehingga pengalaman kegagalan2 tersebut saya kira juga penting untuk disosialisasikan. Btw, e-gov itu singkatannya bukan elek government to?
Sukses pak Yayok dengan road shownya....

Anonymous said...

"e-gov itu singkatannya bukan elek government to?" <-- :))
----------------

I'm agree with u sir, .ukuran kesuksesan e-gov itu sendiri diukur dari seberapa efisiensi dan efektivitas sistem e-gov tersebut memudahkan akses masyarakat terhadap jasa pemerintahan pastinya..

Cayoo pak Rahyo ^-^

http://kupuungu.wordpress.com

Anonymous said...

what's this?!sosialisasi thok??ga ad workshop??byuh..what a wasting time..segerombolan orang berpakaian cokelat nangkring di tahta mereka masing-masing.10 menit pertama,menyimak dgn pandangan antusias dan membuka-buka lembaran manual presentasi.20 menit berikutnya,memandang pembicara dan mencoba mendengarkan dgn seksama.30 menit setelah itu,pandangan setengah menerawang memikirkan suatu urusan yg sdg berada di luar sana atau di rumah.60 menit terakhir,nemuin teman berbagi cerita di sekitar tempat duduk dan lupa akan ekosistem dalam ruangan saat itu. (asumsi waktu cuap-cuap 2 jam,yg g ngerti mksdny tolong pelajari kemampuan seni anda.latih otak kanan anda terlebih dahulu)

tema yg sama,topik beda :
suatu antrean komunitas MANUSIA SETENGAH ABAD berjajar di depan ruangan.masuk satu per satu mengambil posisi rapi di depan hamparan bangunan kayu lebar 24 meter x panjang 12 meter x tinggi 2 meter. alunan suara dari sekumpulan kotak hitam total 20ribu watt mendayu-dayu.mereka hanya diam dan mengerut-ngerutkan dahi sambil terkadang menekuk garis bibir mereka.sesekali mereka menengok satu lubang bertuliskan "EXIT" di atasnya.sementara di atas masih terlihat beberapa makhluk gondrong-gondrong berjingkrak-jingkrak dengan beat yang keras dari drum,gitar,bass,keyboard,dll dan dengan bangga memakai baju hitam-hitam bertuliskan KORN di dada sebagai simbol kemegahan identitas malam itu.sementara di bawah..hanya diam terpaku,sesekali menutup telinga atau menguap dan mengelus-elus beberapa helai rambut putih yg masih bisa terselamatkan di kepala.

ngarti kaga' mksdny yg gw tulis di atas tuh tadi?simpulkan ndiri yaw..

ps :
people had their own segment.change the segment,might change the people too.but what if the people didn't want to be changed or couldn't survive from some changes?people would legally try to stop everything that possibly change their segment.coz they're afraid unused anymore and out of the job.

find the right person,find the right community,and find the right path to re-construct everything that broken.it's a waste just talking to people,if they didn't have the capabilities.there are better place that more suitable for them who didn't have the capabilities.no need to push.coz everything's changing so fast at these days.a fate that must be accepted..ready or not..it would come by the time.so,just let the way it is..there are skies over the sky.

Tiwiw Tea said...

Salam Kenal Pak Surahyo,

Saya Tiwi, tertarik juga dengan perkembangan e-government di Indonesia,..kalo boleh, ingin tahu juga perkembangan nya sampai tahun 2008 ini sudah sejauh apakah?

Trims a lot
^_^