Wednesday, November 29, 2006

Decision Support System (DSS) & buku “Blink”, apa hubungannya?

Dear all,

Saya beberapa waktu lalu dipinjamin buku dari mahasiswa dengan judul “Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir” karangan Malcolm Gladwell. Sebuah buku yang menarik dan kontroversial, krn menceritakan ttg dua detik pertama yang sangat menentukan ketika kita melihat sesuatu dan berikutnya mengambil suatu keputusan. Saat itu, 'komputer internal' kita akan mencari berbagai database, diolah dan diproses yang menghasilkan keputusan tertentu. Oleh Malcolm hal ini disebut “kemampuan berpikir tanpa berpikir” dimana keputusan sekejap bisa didapat dari informasi yg sedikit namun akurat melalui snap judgment dan thin slicing.

Jika dibandingkan dengan Sistem Informasi (SI) yang disebut Decision Support System (DSS), sepertinya hal yang mirip. Tapi saya coba utk membahas lebih lanjut kedua hal tadi dan dibandingkan. Blink bagi saya adalah hal yg menarik dan mungkin pernah saya pakai beberapa kali, Kadang kita bisa mempercayai bahwa hal pertama yang muncul di kepala kita jika menghadapi sesuatu, merupakan keputusan yang terbaik yg sdh diolah otak kita. Tapi kadang kita menyangsikan juga. Yang pasti, otak bisa memproses data2 yang pernah disimpan selama ini sesuai aturan/rule yang pernah kita pelajari. Atau kemungkinan2 lain adalah data benar aturan salah, data salah aturan benar, dan data dan aturan salah semua.

Jadi Blink bisa berfungsi baik, jika masalah yg kita hadapi adalah hal2 yg sudah kita pahami dengan baik selama bertahun2. Seperti contoh di buku, seorang pakar sejarah bisa langsung mengenali patung kuno yg ternyata palsu dengan sekali melihatnya, seorang ahli kuliner langsung bisa mengetahui makanan berasal dari rumah makan mana hanya dengan mencicipinya dll. Jadi dengan akumulasi DATA, kemudian diolah menjadi INFORMASI, lalu mengendap menjadi KNOWLEDGE dan akhirnya diintisarikan menjadi WISDOM, keputusan yang tepat bisa diambil dengan waktu singkat. Jadi tidak tepat juga istilah Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir tadi. Proses berpikir tadi berlangsung sangat cepat dan efisien sehingga outputnya pun dengan cepat sekali bisa didapat. Sangat tidak mungkin seorang yang baru belajar suatu hal, bahkan hanya membaca suatu buku lalu bisa membuat keputusan berbasis isi dari buku yang baru dibaca tadi.

Sekedar analogi, bisa dibayangkan mengapa Michael Dell bisa memimpin Dell dengan baik, Bill Gates tahu betul kebutuhan pasar, Jack Welch sangat piawai memimpin GE dan pemimpin2 di negara tertentu yg sangat bijak memimpin negaranya. Mereka sudah bertahun-tahun mengerjakan dan mendalami bidang mereka sampai bener2 paham apa yang harus dilakukan. Jadi mungkinkah orang yang gak tau apa2 diminta memimpin suatu perusahaan, BUMN, Kementrian, DPR/D dll? Kapan mereka sempat mengakumulasi semua Data, lalu diolah jadi Informasi, menjadi Knowledge apalagi boro2 sampai jadi Wisdom? Hehehe cuma intermezzo aja sih....... Semoga gak spt itu kenyataannya...:D

DSS yang diaplikasikan pd suatu perusahaan tidak akan berfungsi dengan baik jika database yang disimpan selama ini tidak akurat, sehingga pada waktu disimpan di Datawarehouse (gudangnya seluruh database dan hanya digunakan utk analisa) tdk memberikan suatu knowledge terhadap suatu hal tertentu. Pada waktu terjadi proses analisa, jika tidak menggunakan aturan yang sesuai pun, bakalan memberikan Support yang tidak tepat, sehingga pengambilan keputusan menjadi tdk tepat.

Untuk mencapai hal itu, Sistem Informasi harus dibangun dari lapisan paling bawah dulu yaitu Transaction Processing System (TPS) yang bisa menghasilkan database Operasional yang akurat. Jika hal ini belum dicapai, tidak mungkin dikembangkan DSS di atasnya. Dari berbagai database Operasional yang ada dikumpulkan dalam Datawarehouse, diolah dan dianalisa dengan aturan2 tertentu, outputnya bisa kita gunakan utk pengambilan keputusan. Sistem ini bisa juga disebut Business Intelligence, Management Information System, Executive Information System dll.

Jadi kembali ke Blink, bersyukurlah kita dikarunia Sistem Informasi yang sangat canggih dan kompleks dan semoga tidak bisa ditiru oleh komputer. Otak manusia bisa membuat suatu logic yg sangat rumit dan membaca informasi yg sdh tersimpan bertahun-tahun lamanya, lalu mengolahnya dg logic tadi. Walau dibilang processor komputer bisa menghitung sangat cepat, dan memory bisa menyimpan data sampai ukuran terabyte, tetap tidak akan bisa mengalahkan otak manusia ciptaan Allah SWT. Semakin belajar ttg Teknologi Informasi, semakin tahu bahwa manusia merupakan sistem yang paling sempurna.

No comments: