Thursday, March 26, 2009

Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Touchscreen


Dear all,

Sekedar sharing Teknologi Populer mengenai Touchscreen. Artikel ini sudah dimuat di Harian Jogja edisi 8 Maret 2009. Semoga berguna, salam.

Saat ini sudah menjadi hal biasa bagi kita untuk melihat berbagai device, baik itu notebook, handphone maupun layar PC, menggunakan teknologi touchscreen. Teknologi touchscreen adalah suatu display/layar yang digunakan untuk mengetahui keberadaan dan lokasi suatu “sentuhan” di dalam suatu area. Terminologi ini mengacu pada kontak atau sentuhan pada layar dengan menggunakan jari atau tangan. Teknologi ini juga bisa mengetahui sentuhan dari obyek pasif seperti stylus dan sejenisnya.

Sampai awal tahun 80an, teknologi touchscreen hanya bisa mengenali satu titik sentuhan, tapi dalam perkembangannya sekarang bisa mengenali beberapa titik sentuhan (multi-touch). Contoh yang terbaru adalah produk terkenal dari Apple berupa iPhone maupun MacBook Air di touchpad-nya. Cara kerja touchscreen pun sebenarnya cukup mudah. Setiap kali kita menyentuh layar tersebut akan terjadi perubahan state (status) pada layar yang kemudian akan dipahami oleh software untuk diterjemahkan menjadi suatu informasi.


Device yang memanfaatkan touchscreen akan memberikan kemudahan dan kecepatan akses bagi penggunanya. Kita tidak perlu repot untuk mencari tombol pada keyboard/keypad dalam mengeksekusi suatu perintah. Pengguna yang sudah terbiasa, akan secara optimal mengakses menu-menu yang paling sering digunakan sehingga proses keseluruhan akan lebih cepat. Beberapa contoh penerapan pada notebook/PC ataupun handphone, menu-menu utama akan lebih mudah diakses. Notebook jenis Tablet atau layar PC touchscreen pada ATM/vending machine/kiosk sangat terbantu dalam hal ini. Menu sudah disusun sedemikian rupa sehingga pengguna tidak perlu banyak berpikir, langsung menyentuh pada layar dan perintah akan segera dieksekusi. Contoh lain, device untuk mengetahui inventory pada gudang atau kondisi barang pada rak di supermarket akan lebih cepat dan mudah jika menggunakan touchscreen. Teknologi yang terbaru bahkan memungkinkan kita menulis dengan jari atau stylus, dan diterjemahkan seperti apa adanya. Hal ini sering disebut kemampuan Handwriting Recognition (pengenalan tulisan/gambaran tangan). Produk Apple seperti iPod maupun touchpad di MacBook Air malah bisa mengenali sentuhan pada beberapa titik sekaligus (multi-touch) tanpa ada masalah. Sebagai contoh, zooming foto/gambar pada iPhone bisa dilakukan dengan menggerakan 2 jari sekaligus.

Walaupun begitu, ada beberapa kelemahan yang timbul. Jika kita ingin memberikan perintah yang kompleks misalnya mengetik dengan cepat suatu kalimat pada layar, kadang terjadi error yang diakibatkan software tidak mampu menterjemahkan apa yang kita input-kan. Juga pada teknologi touchscreen yang lama, sentuhan berbarengan pada beberapa titik sekaligus akan membingungkan software dalam memahaminya.Teknologi touchscreen juga akan menyumbangkan tambahan biaya pada device tersebut. Notebook atau HP yang menggunakan teknologi ini akan lebih mahal harganya dengan device tanpa touchscreen walaupun fungsi-fungsinya sama. Sehingga perlu dipertimbangkan pada saat membeli, apakah kita sudah benar-benar membutuhkan teknologi tersebut atau tidak.

Teknologi touchscreen membutuhkan perawatan khusus, dimana layar harus selalu terjaga kebersihannya agar sentuhan (input) bisa diterjemahkan dengan tepat. Bagi yang suka ceroboh dalam menggunakan device, sebaiknya pertimbangkan pemilihan teknologi ini. Jika rusak, akan sia-sia harga mahal yang kita bayar pada device tersebut. Saat ini teknologi touchscreen sangat tepat digunakan pada device yang membutuhkan interaksi sederhana dan pengguna ingin memanfaatkan secara cepat dan akurat. Tapi jika interaksi yang akan kita lakukan cukup kompleks, mungkin keypad/keyboard dikombinasikan mouse/pointer masih merupakan pilihan terbaik. Semoga dalam perkembangannya, teknologi touchscreen makin murah, pintar dan akurat dalam memahami input, sehingga kedepan makin banyak device yang bisa kita manfaatkan dengan bantuan teknologi tersebut. Salam, surahyo.

Pemanfaatan Database pada Perusahaan Kecil


Dear all,

Sekedar sharing tentang pentingnya pemanfaatan Database bagi suatu organisasi baik skala besar maupun kecil. Artikel ini sudah dimuat di Harian Jogja edisi 22 Maret 2009. Semoga memberikan wawasan baru, salam.

Saat ini tiap organisasi/perusahaan baik itu skala kecil, menengah maupun besar sudah menggunakan sistem informasi untuk membantu kegiatan operasionalnya. Bagi perusahaan skala menengah dan besar, mereka biasanya sudah menggunakan aplikasi berbasis pada database sehingga mempermudah dalam pencarian dan pemanfaatan informasi yang dipunyai. Dengan dukungan dana dan divisi Teknologi Informasi yang ada, perusahaan tersebut tidak sulit dalam mengembangkan sistem informasi tersebut. Sekarang bagaimana dengan perusahaan skala kecil dalam membangun database seperti itu?

Sebelum kita bahas lebih dalam, apa sebenarnya definisi dari database itu sendiri? Database adalah kumpulan informasi yang dapat diatur dan diakses berdasarkan struktur logik dari informasi tersebut. Dengan kata lain, berbeda dalam pencarian informasi di atas aplikasi spreadsheet dimana kita harus tahu nama file, nama sheet kemudian di kolom dan baris keberapa, baru kita bisa temukan informasi tersebut. Dengan menggunakan DBMS (Database Management System), pencarian informasi akan dapat dilakukan dengan mudah. Database Management System adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat organisasi logik dari database dan bagaimana cara mengaksesnya.

Mengapa dibutuhkan pengelolaan data? Perusahaan harus bisa memantau apa yang terjadi pada kegiatan operasional sehingga bisa mengambil langkah yang cepat dan tepat jika terjadi masalah. Misal penjualan yang cepat harus diikuti manajemen inventori yang cepat pula. Bagian keuangan juga dengan cepat bisa menghitung rugi dan laba untuk membantu manajemen dalam menentukan apakah perlu menambah produksi, membeli bahan mentah dan lain sebagainya. Langkah pertama dari perusahaan kecil dalam membuat database adalah membuat standarisasi pada seluruh data-data yang ada. Standar tadi meliputi Identifier, Naming, Definition, Integrity Rule, dan Usage Right. Kemudian menentukan jenis aplikasi DBMS apa yang sesuai untuk dipakai dalam membantu penyusunan dan pemanfaatan data-data tersebut.

Aplikasi DBMS populer yang tersedia antara lain adalah Microsoft Access atau aplikasi kategori Open Source seperti OpenOffice Base yang bisa secara didapat gratis. Aplikasi-aplikasi tersebut digunakan kebanyakan oleh bisnis-bisnis kecil dan menengah, di dalam sebuah organisasi yang kecil bahkan mungkin juga digunakan oleh perusahaan yang cukup besar, dan juga para programmer untuk membuat sebuah sistem buatan sendiri untuk menangani pembuatan dan manipulasi data. Setelah database selesai dibuat, perusahaan skala kecil bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk mendukung kegiatan operasional. Kegiatan tersebut disebut Online Transaction Processing (OLTP) yang meliputi pengumpulan info, pemrosesan info, memperbaharui info. Database yang mendukung OLTP disebut Database Operasional (Operational Database).

Setelah memanfaatkan aplikasi DBMS, langkah berikut adalah mengelola informasi. Hal ini bukan suatu pekerjaan yang mudah, meliputi siapa yang bisa melihat dan menggunakan, bagaimana mem-backup, berapa lama harus disimpan, teknologi penyimpanan yang tepat dan lain-lain. Sebagai penutup, sudah saatnya perusahaan kecil beralih dalam pengelolaan informasi yang dimiliki dengan menggunakan aplikasi DBMS, tidak lagi hanya menggunakan Spreadsheet saja. Kemudahan dalam pencarian informasi akan membantu perusahaan kecil dalam memantau kegiatan operasional dan mempermudah dalam pengambilan keputusan. Semoga bermanfaat, salam (surahyo).

Tuesday, March 17, 2009

Ancaman Keamanan pada Digital Lifestyle



Dear all,

Saat ini sudah menjadi hal yang biasa jika seseorang mempunyai beberapa handphone termasuk nomernya, nomer rekening di bank, kartu kredit, akun email, akun Instant Messaging dan akun situs Social Networking. Bagi sebagian orang, hal-hal tersebut disebabkan bukan oleh kebutuhan tapi lebih kepada ikut-ikutan terhadap lingkungan terdekatnya (Life Style). Sepertinya terlihat keren dan modern, tapi jika tidak dikelola dengan baik hal-hal tersebut akan menjadi ancaman keamanan terutama privacy bagi pemiliknya.

Di dalam Digital Lifestyle, yang paling penting di masing-masing akun adalah adanya identitas pemilik. Identitas pemilik yang berupa ID yang unik berupa nomer KTP atau passport, akan diasosiasikan dengan database di perusahaan penyedia layanan (telekomunikasi, perbankan, email, Social Networking).

Menariknya lagi, antar ID di layanan berbeda akan saling berkaitan satu sama lain. Misal di dalam database rekening kita di bank, akan tercatat nomer handphone dan alamat email. Profil di dalam Social Networking (Friendster, Facebook dan sejenisnya) juga tercatat nomer handphone dan alamat email. Sebaliknya, dalam profil kita di handpone atau email kadang kita tulis alamat email bahkan nomer rekening bank atau kartu kredit. Bisa dilihat suatu benang merah, jika kita berhasil mendapatkan salah satu ID dari seseorang akan bisa membawa kita kepada ID-ID yang lain dari pemiliknya.

Yang lebih berbahaya lagi, sebagian orang karena tidak mau repot, menggunakan PIN atau password yang dihubungkan dengan ID dari layanan lain. Sebagai contoh, PIN ATM kadang menggunakan modifikasi tanggal lahir atau nomer handphone. Password email atau Social Networking bisa menggunakan modifikasi nomer ATM atau nama/tanggal lahir dan sebagainya. Sekarang tinggal mau dimulai dari mana kita akan melakukan penggalian informasi awal dari suatu ID (misal nomer handphone atau alamat email) untuk mendapatkan informasi berikutnya yang lebih penting (nomer rekening bank berikut PIN ATM). Teknik ini sering disebut sebagai Social Engineering Attack dimana penyerang (attacker) akan mulai mempelajari karakteristik seseorang, kemudian akan meminta informasi yang lebih detail dengan cara memancing korban melalui SMS, telepon atau email yang seolah-olah resmi dan bisa dipercaya.

Salah satu contoh skenario adalah mengirim SMS yang berisi pemberitahuan bahwa pemilik nomer tadi mendapatkan hadiah dari suatu perusahaan. Korban akan dipancing untuk ke ATM dan melakukan beberapa aktifitas dipandu melalui telepon, dimana tujuan akhirnya adalah mengirimkan sejumlah uang ke penyerang. Cara ini juga bisa dilakukan melalui email untuk meminta korban mengunjungi suatu situs (seolah-olah) asli suatu layanan Internet Banking, dan korban diminta mengisi data-data penting seperti username dan password.

Kenapa data-data kita bisa didapat dengan mudah oleh mereka? Langkah awal yang bisa dilakukan misal membaca data-data yang terdapat di handphone dari seseorang yang telah dijual, hilang atau dicuri. Handphone sekarang sudah menjadi digital wallet (dompet digital) dimana kita menyimpan semua nomer-nomer rekening bank, kartu kredit dan alamat email. Beberapa orang tidak menghapus data-data penting di handphone pada saat dia menjualnya. Cara lain adalah menyadap percakapan di fasilitas WiFi yang sekarang tersedia bebas dan gratis di café, hotel, kampus dan lain-lain. Saat ini kita dengan bebasnya menggunakan layanan tersebut dan secara tidak sadar mengirimkan data-data penting melalui chatting, email, diskusi di Social Networking dan lain-lain. Kebanyakan layanan WiFi yang ada sekarang tidak dilindungi oleh sistem keamanan seperti penyandian dan otentikasi sehingga sangat mudah disadap. Cara lain yang lebih sulit dan membutuhkan waktu adalah mempelajari karakteristik korban melalui Social Networking (Friendster/Facebook dll) dengan membaca profil, memahami isi percakapan antar teman, atau aktifitas-aktifitas lain. Setelah mendapatkan data yang cukup, penyerang akan mencoba menggali lebih dalam dengan berpura-pura menjadi teman dan menanyakan sesuatu atau menjadi pihak bank yang akan mengkonfirmasi rekening dengan memberikan data-data pribadi yang didapat dari situs tersebut dan lain-lain.

Sebagai penutup, kita harus lebih hati-hati dalam menyimpan data-data penting di dalam layanan digital yang menjadi trend saat ini (Digital Lifestyle). Pertama adalah karena data tersebut makin mudah diakses dibanding data analog (misal buku rekening bank). Kedua, antara data satu dan data lain semakin saling terkait sehingga sekali mendapatkan data di layanan A (misal nomer handphone atau email) akan bisa melangkah ke layanan B (misal perbankan). Dan yang terakhir, banyak orang yang tidak mau direpotkan dengan nomer PIN atau password sehingga menggunakan kode yang mudah ditebak, tidak pernah diganti dan bahkan menggunakan PIN/password yang selalu sama untuk semua layanan digital. Semoga memberikan pencerahan dalam menyikapi Digital Lifestyle yang menjadi trend saat ini. Salam, surahyo

Wednesday, March 4, 2009

Jangan lupakan sisi keamanan (pada jaringan WiFi anda)


Dear all,

Menyambut seminar Information Security Day 2009 (20 Maret 2009), saya sharing ttg pentingnya keamanan pada jaringan WiFi yang sudah mulai banyak diterapkan di rumah (tidak hanya di kantor atau tempat umum lainnya). Artikel ini sudah dimuat di Harian Jogja, edisi 1 Maret 2009. Selamat menikmati dan memberikan komentar, salam.

Surahyo

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saat ini semua orang sudah familiar dengan istilah Hot-Spot, WiFi (Wireless Fidelity), Jaringan Wireless dan sejenisnya. Layanan seperti ini akan mudah ditemui di berbagai tempat-tempat umum seperti kampus, hotel, rumah-makan, bandara dan lain-lain. Dengan menggunakan layanan WiFi, kita dengan mudah bisa terkoneksi ke Internet tanpa perlu dibebani kerepotan dengan menyambungkan kabel ke suatu alat yang disebut switch/hub. Tentunya kita harus memeliki peralatan seperti Notebook atau Mobile-Phone yang mendukung koneksi WiFi dan adanya software yang membantu koneksi peralatan kita tadi ke suatu alat yang sering disebut Access Point.

Dengan semakin terjangkaunya Access Point (AP) tersebut, mulai dengan harga 400 ribuan ke atas, tidak begitu sulit bagi kita untuk membuat sendiri suatu koneksi Wireless di rumah. Sebelumnya, kita bahas dulu apa sebenarnya Access Point itu. Access Point adalah suatu peralatan (device) yang digunakan untuk menyambungkan Notebook/PC/HP kita ke jaringan. AP semacam pengganti Switch/Hub yang mengharuskan kita menggunakan kabel. AP menggunakan gelombang radio sebagai pengganti kabel sehingga didapatkan kemudahan dan kepraktisan. Gelombang radio yang saat ini digunakan adalah frekuensi 2.4 GHz yang merupakan frekuensi ISM (Industrial, Scientific and Medical) yang secara khusus tidak memerlukan ijin walaupun harus diatur pemakaiannya agar tidak terjadi interferensi dengan layanan lain. Frekuensi ini secara umum mempunyai 2 range yang diadopsi yaitu IEEE 802.1b dengan kecepatan maksimal 11 Mbps dan IEEE 802.1g dengan kecepatan maksimal 54 Mbps.

Setelah kita membeli AP, yang pasti harus ada tentunya koneksi Intenet melalui ISP (Internet Service Provider). Kita bisa berlangganan melalui layanan Dial-Up menggunakan Analog Modem (misal TelkomNet Instan) atau bisa berlangganan Broadband Network melalui ADSL Modem (misal Speedy), 3.5G Modem (Telkomsel, Indosat, XL dll), CDMA Modem maupun Permanent Connection lain ke berbagai ISP. Koneksi ke ISP inilah yang nanti akan menentukan seberapa cepat koneksi Internet anda di Notebook/PC/HP yang terkoneksi ke AP, bukan ditentukan dari kecepatan koneksi AP ke Notebook/PC/HP anda. Jadi walaupun terkoneksi ke AP dengan kecepatan 1 Mbps pun, belum tentu kecepatan koneksi Internet lebih rendah dari koneksi ke AP lain yang kecepatannya 54 Mbps.

AP kemudian kita koneksikan ke modem dengan beberapa konfigurasi yang disesuaikan dengan persyaratan ISP. Misal setting IP Address, Gateway, DNS Server dan lain lain. Secara teknis, AP ini akan berfungsi sebagai Router/Gateway bagi jaringan Wireless anda. Biasanya pihak ISP akan membantu anda dalam setting ini. Selanjutnya, setting AP dengan mengaktifkan fungsi DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) agar Notebook/PC/HP yang terkoneksi akan mendapatkan IP Address secara otomatis. Jangan lupakan fitur keamanan juga harus diaktifkan misal WEP/WPA yang berfungsi sebagai pengaman jalur Wireless (enkripsi) agak tidak mudah disadap oleh orang lain. Ingat, WiFi akan memancarkan gelombang radio kemana-mana, sehingga siapapun bisa melihat dan membaca komunikasi data yang sedang kita lakukan. Bahkan sebaiknya juga, kita aktifkan fungsi otentikasi (pengenalan) agar yang bisa koneksi hanya anggota keluarga kita, bukan ke siapa saja termasuk tetangga anda yang nanti bisa menikmati Internet gratis tanpa berlangganan. Hal ini sering terjadi dimana layanan WiFi dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, karena tidak diaktifkannya fungsi-fungsi Security (keamanan). Selain ancaman keamanan, tentunya kecepatan akses Internet kita juga bakal lambat, karena dibagi dengan orang lain yang tidak berhak. Semoga kiat-kiat sederhana ini bisa membantu anda dalam membangun jaringan Wireless di rumah.

Wednesday, February 18, 2009

Apakah Facebook akan menggunakan segala informasi tentang kita?


Dear all,

Akhir2 ini saya sering sekali ditanya (melalui email atau chat) mengenai Privacy di Facebook. Apakah kalau kita upload foto, lalu foto2 kita jadi milik Facebook? Apakah data2 pribadi kita bisa dimanfaatkan Facebook utk keperluan mereka? Dan seterusnya dan seterusnya.

Setelah saya explorasi ke Facebook sendiri, membaca "Facebook Bill of Rights and Responsibilities" dan beberapa dokumen termasuk pernyataan Mark Zuckerberg sendiri, ternyata ada penjelasan resmi yg sudah diposting oleh pihak Facebook sendiri.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Facebook Bill of Rights and Responsibilities

This group is for people to give input on Facebook's terms of use. These terms are meant to serve as the governing document for how the service is used by people around the world.

Thanks for taking the time to share your thoughts with us.

Here are responses to some of the things you've written below:

1. You own your information. Facebook does not. This includes your photos and all other content.

2. Facebook doesn't claim rights to any of your photos or other content. We need a license in order to help you share information with your friends, but we don't claim to own your information.

3. We won't use the information you share on Facebook for anything you haven't asked us to. We realize our current terms are too broad here and they make it seem like we might share information in ways you don't want, but this isn't what we're doing.

4. We will not share your information with anyone if you deactivate your account. If you've already sent a friend a message, they'll still have that message. However, when you deactivate your account, all of your photos and other content are removed.

5. We apologize for the confusion around these issues. We never intended to claim ownership over people's content even though that's what it seems like to many people. This was a mistake and we apologize for the confusion.

---

Update on Terms
by Mark Zuckerberg

A couple of weeks ago, we revised our terms of use hoping to clarify some parts for our users. Over the past couple of days, we received a lot of questions and comments about the changes and what they mean for people and their information. Based on this feedback, we have decided to return to our previous terms of use while we resolve the issues that people have raised.

Many of us at Facebook spent most of today discussing how best to move forward. One approach would have been to quickly amend the new terms with new language to clarify our positions further. Another approach was simply to revert to our old terms while we begin working on our next version. As we thought through this, we reached out to respected organizations to get their input.

Going forward, we've decided to take a new approach towards developing our terms. We concluded that returning to our previous terms was the right thing for now. As I said yesterday, we think that a lot of the language in our terms is overly formal and protective so we don't plan to leave it there for long.

More than 175 million people use Facebook. If it were a country, it would be the sixth most populated country in the world. Our terms aren't just a document that protect our rights; it's the governing document for how the service is used by everyone across the world. Given its importance, we need to make sure the terms reflect the principles and values of the people using the service.

Our next version will be a substantial revision from where we are now. It will reflect the principles I described yesterday around how people share and control their information, and it will be written clearly in language everyone can understand. Since this will be the governing document that we'll all live by, Facebook users will have a lot of input in crafting these terms.

You have my commitment that we'll do all of these things, but in order to do them right it will take a little bit of time. We expect to complete this in the next few weeks. In the meantime, we've changed the terms back to what existed before the February 4th change, which was what most people asked us for and was the recommendation of the outside experts we consulted.

If you'd like to get involved in crafting our new terms, you can start posting your questions, comments and requests in the group we've created—Facebook Bill of Rights and Responsibilities. I'm looking forward to reading your input.

Silahkan dibaca, kemudian anda bisa sharing komentar disini.

Salam, surahyo.

Tuesday, February 3, 2009

Wireless Broadband Network ada gak di Indonesia?



Dear all,

Saya kira semua sudah paham dengan layanan2 baru yg ditawarkan oleh berbagai provider akhir2 ini yaitu Wireless Broadband Network melalui 3G dan 3.5G. Mengacu pada standard dari IEEE 802.16-2004, Broadband Network adalah "having instantaneous bandwidth greater than around 1 MHz and supporting data rates greater than about 1.5 Mbit/s". Tapi apakah layanan yg diberikan para provider benar2 seperti itu? Kemudian saya mencoba membuat suatu experiment sederhana menggunakan Facebook dengan menambahkan suatu status yg berupa keluhan layanan Wireless Broadband. Ternyata respon-nya luarbiasa, sehingga saya perlu buat Notes di Facebook dan itupun mendapat banyak komentar. Mari kita lihat bersama2 hasil diskusi di Notes yg saya posting di Facebook dengan judul:
Wireless Broadband Network di Indonesia, makhluk apa tuh?


---------------------------------------------------------------------------------------------
Wireless Broadband Network di Indonesia, makhluk apa tuh?
Sunday, January 4, 2009 at 9:27am

dear all,

Saya baru2 ini buat status di FB dg judul dpt ini:
"Surahyo is re-thinking about definition of "Broadband Network" in Indonesia. Do it exist? I tried Indosat & Telkomsel, they're so sloooow...! 11:41pm -

Dan hasilnya, ada 11 Comments:
Ifik Arifin at 11:47pm January 3
dead slow, even the 3.5G !

Surahyo Sumarsono at 12:01am January 4
Iya nih pak Ifik, saya udh hopeless akhir2 ini. Coba Indosat 3.5G, trus ganti Simpati Flash, trus coba lagi Matrix, dimana semua coba dr GPRS, 3G ataupun 3.5G. Apa jalur data abis semua ya? Dipakai buat apa? Atau Provider ngirit krn resesi global? hehehe..gak jelas deh

Anis Fuad at 12:13am January 4
broadbandnya masih belum high bandwidth tapi mungkin broad internet access (karena akses Internet sudah relatif llebih luas) dengan bandwidth yg belum tentu high....

Edo Rodadi at 1:54am January 4
Sekedar sumbang pandangan setelah nanya2 ke teman internal operator...maaf bukannya sok tahu...Yaa maklum boss, pengertian 3.5G itukan 7.2 mbps per radio per BTS...yaa kalo kapasitas assosianya 3.5G clientnya ada 50...tinggal bagi aja 144 kbps dengan asumsi dibagi rata...padahal kenyataanya pemakai 3.5G kan pada haus BW apalagi sesudah layanan unlimited download dengan speed yang dibatasi...
sampai sekarang saya belum dapet info berapa banyak max capacity 3.5G client/3G client per radio per BTS...
Udah gitu diperparah tidak adanya SLA....ya sudahlah...kalo pas dapet kenceng ya itu nasib baik...kalo pas dapet lambat yaa nasib juga :) tapi nasib yang kurang baek...
Itulah yang menyebabkan saya nggak jadi pasang solusi 3.5G untuk alternate WAN link Astra....jadi untuk sementara masih pake speedy...
Malem semuanya....

Surahyo Sumarsono at 6:37am January 4
Wah ini ada pakar jaringan ikut nimbrung. Saya setuju pendapat Edo nih. Apalagi skrg banyak paket murah utk voice, yg bikin macet jalur shg susah nelpon atau ditelpon. Saya dulu udh komplain di blog ttg voice, bentar lagi mau komplain ttg paket data yg amburadul ttg Service Level Agreement-nya. Semua operator cuma bisa "acquire" new customer, tp gak bisa "enhance" dan "retain" customer melalui service mereka.

Ifik Arifin at 7:21am January 4
Hm, masalahnya bukan sekadar teknologi, tapi uang yg dikeluarkan, nampaknya tdk sepadan dengan service yg didapat. Jelas2 korban manipulasi marketing

Yudha Prayitna at 8:15am January 4
Ingat pak euforia broommm ama Tsel flash, mana sekarang modem 3.5 G ada yang jual 500 rb pula, nasip nasip, mending ngikut yang murah ajah

Aik Wulandari at 9:15am January 4
I use Indosat M2...that they bill me almost 750K a month....but i honestly....i am not satisfied with the broadband service they offered....As the customer...i almost am speechless, hopeless...serba less...less....I thought they never heard what customers said....I just dont have any choice that I still keep using Indosat M2.

Surahyo Sumarsono at 9:15am January 4
Saya udah 3 bulan ini akhirnya pindah ke paket yg unlimited Rp. 300 rb/bulan krn yg sebelumnya max 3 GB/bulan dg kecepatan bla bla bla....lbh sering dpt kecepatan GPRS!!!!!.....wah saya musti capture hasil traffic monitoring saya nih, lalu kubuat blog trs di-forward ke orang2 di Indosat deh.

Aik Wulandari at 9:18am January 4
setujuuuuuuuu!!!!! they had a very bad service.... i also has a very very very bad service every time I use indosat at Cikampek area.... their staff informed me that they actually are overloaded.... I DONT CARE!!!! makanya sy jadi serba less...less...an ttg indosat....

Intan Laksmi Indira at 9:21am January 4 via Facebook Mobile
Udah 2bLn ini indosat broadband susah bgtz pak,,buat bisa connect kudu panjang doanya,hihihi
Eman2 1,5 giga nganggur aja :(

Nah, bagi teman2 yg punya pengalaman sama, tolong bagi pendapat atau komen disini. Mau saya rangkum dan ditulis di Blog. Kemudian nanti di forward ke temen2 saya yg kerja di Operator.

Makasih ya, salam
Surahyo

Wireless Broadband Network di Indonesia, makhluk apa tuh?
Share
Sunday, January 4, 2009 at 9:27am | Edit Note | Delete
dear all,

Saya baru2 ini buat status di FB dg judul dpt ini:
"Surahyo is re-thinking about definition of "Broadband Network" in Indonesia. Do it exist? I tried Indosat & Telkomsel, they're so sloooow...! 11:41pm -

Dan hasilnya, ada 11 Comments:
Ifik Arifin at 11:47pm January 3
dead slow, even the 3.5G !

Surahyo Sumarsono at 12:01am January 4
Iya nih pak Ifik, saya udh hopeless akhir2 ini. Coba Indosat 3.5G, trus ganti Simpati Flash, trus coba lagi Matrix, dimana semua coba dr GPRS, 3G ataupun 3.5G. Apa jalur data abis semua ya? Dipakai buat apa? Atau Provider ngirit krn resesi global? hehehe..gak jelas deh

Anis Fuad at 12:13am January 4
broadbandnya masih belum high bandwidth tapi mungkin broad internet access (karena akses Internet sudah relatif llebih luas) dengan bandwidth yg belum tentu high....

Edo Rodadi at 1:54am January 4
Sekedar sumbang pandangan setelah nanya2 ke teman internal operator...maaf bukannya sok tahu...Yaa maklum boss, pengertian 3.5G itukan 7.2 mbps per radio per BTS...yaa kalo kapasitas assosianya 3.5G clientnya ada 50...tinggal bagi aja 144 kbps dengan asumsi dibagi rata...padahal kenyataanya pemakai 3.5G kan pada haus BW apalagi sesudah layanan unlimited download dengan speed yang dibatasi...
sampai sekarang saya belum dapet info berapa banyak max capacity 3.5G client/3G client per radio per BTS...
Udah gitu diperparah tidak adanya SLA....ya sudahlah...kalo pas dapet kenceng ya itu nasib baik...kalo pas dapet lambat yaa nasib juga :) tapi nasib yang kurang baek...
Itulah yang menyebabkan saya nggak jadi pasang solusi 3.5G untuk alternate WAN link Astra....jadi untuk sementara masih pake speedy...
Malem semuanya....

Surahyo Sumarsono at 6:37am January 4
Wah ini ada pakar jaringan ikut nimbrung. Saya setuju pendapat Edo nih. Apalagi skrg banyak paket murah utk voice, yg bikin macet jalur shg susah nelpon atau ditelpon. Saya dulu udh komplain di blog ttg voice, bentar lagi mau komplain ttg paket data yg amburadul ttg Service Level Agreement-nya. Semua operator cuma bisa "acquire" new customer, tp gak bisa "enhance" dan "retain" customer melalui service mereka.

Ifik Arifin at 7:21am January 4
Hm, masalahnya bukan sekadar teknologi, tapi uang yg dikeluarkan, nampaknya tdk sepadan dengan service yg didapat. Jelas2 korban manipulasi marketing

Yudha Prayitna at 8:15am January 4
Ingat pak euforia broommm ama Tsel flash, mana sekarang modem 3.5 G ada yang jual 500 rb pula, nasip nasip, mending ngikut yang murah ajah

Aik Wulandari at 9:15am January 4
I use Indosat M2...that they bill me almost 750K a month....but i honestly....i am not satisfied with the broadband service they offered....As the customer...i almost am speechless, hopeless...serba less...less....I thought they never heard what customers said....I just dont have any choice that I still keep using Indosat M2.

Surahyo Sumarsono at 9:15am January 4
Saya udah 3 bulan ini akhirnya pindah ke paket yg unlimited Rp. 300 rb/bulan krn yg sebelumnya max 3 GB/bulan dg kecepatan bla bla bla....lbh sering dpt kecepatan GPRS!!!!!.....wah saya musti capture hasil traffic monitoring saya nih, lalu kubuat blog trs di-forward ke orang2 di Indosat deh.

Aik Wulandari at 9:18am January 4
setujuuuuuuuu!!!!! they had a very bad service.... i also has a very very very bad service every time I use indosat at Cikampek area.... their staff informed me that they actually are overloaded.... I DONT CARE!!!! makanya sy jadi serba less...less...an ttg indosat....

Intan Laksmi Indira at 9:21am January 4 via Facebook Mobile
Udah 2bLn ini indosat broadband susah bgtz pak,,buat bisa connect kudu panjang doanya,hihihi
Eman2 1,5 giga nganggur aja :(

Nah, bagi teman2 yg punya pengalaman sama, tolong bagi pendapat atau komen disini. Mau saya rangkum dan ditulis di Blog. Kemudian nanti di forward ke temen2 saya yg kerja di Operator.

Makasih ya, salam
Surahyo


Ferry Fahrizha at 10:13am January 4
Rata-rata semua operator nampaknya masih sibuk membesarkan customer base tanpa memikirkan SLA. They need to have a big player international wireless ISP coming to the market and crush them where they stand now. Mungkin dari situ mereka baru berpikir ulang untuk memperbaiki standar level layanan mereka.... Kalo enggak begitu, kaya'nya masih susah untuk mereka berubah.. lha dengan layanan jelek begini aja, orang masih mau bayar mereka kok :(

Yudha Prayitna at 12:02pm January 4
Mungkin tips ini bisa membantu, saya pakai IM2 broom unlimited, sebelum kuota 2 GB speed tertulis 256kbps, nyatanya bisa dapat speed 32-56 kbps antara jam 18-22 udah bagus sekali,kadang lebih banyak manyun, terus akhirnya saya migrasi jam akses ke jam 6-7.30, hasilnya speed full 256kbps bs saya dapat, kalau uda over kuota 64 bisa didapat, ngecek email, FB, dll bisa lebih nyaman.

Aik Wulandari at 12:52pm January 4
kayaknya customer aja nggak diopeni tuuuuhhh..... orang-orang indosat tuh kayaknya juga nggak bisa jadi marketing yang baik.... aku udah ngadepin sendiri kok... silakan buktikan... well... ngurusin customer aja nggak bisa gimana mau mikirin gimana harusnya wireless broadband yang memuaskan... amburadul!!!

Arnastya Iswara Sanantagraha at 3:25pm January 4
semakin tambah customer... ya pake B/W yang ada dulu aja
Andini Hapsari at 5:07pm January 4
Hehehe.., Pak Yayok.., aku cerita nih ke temenku yg di operator ttg keluhan di halaman bpk ini.. :)

Albi Ariza at 5:17pm January 4
Sebenarnya business-model perusahaan telco itu gmn pak? Apakah hanya utk meraih pelanggan sebanyak2nya dulu tanpa perduli sla dgn tujuan utk memperbesar arpu? Kalau seperti itu modelnya saya kira akan sulit sustainable ya. Lha wong sekarang udah perang tarif gini.akibatnya sla turun,pelanggan seneng tapi sambil mrengut. Hehe.. Mungkin bisa dikomunikasikan concern kita sbg pelanggan ini kepada pihak operator pak. Trm ksh.

Adhib Rakhmanto at 7:17pm January 4
wah saya g tau seluk beluk jaringan nie...'tapi yg saya rasakan selama memakai jasa internet tidak jauh beda dengan komentar2 diatas....saya pake speedy office yang perbulan menghbiskan dana 750K....hasilna...lelet..lemodh.. kadang cmn bisa sign in YM aj...browsing mau cari artikel..beuh lama kali....yang sangat menyakitkan adalah tidak connect....sering putus....putusnya bisa sampe seharian penuh...duh....ini ada apa ya...??
trs saya pinjem punya tmen..IM2...lelet juga..dan sering g konek juga...duh....jarak dng BTS dan banyak nya user yg lewat BTS trsbt berpengaruh memang...*duh g tau istilahnya apaan nie...tapi ya apa g kebangetan klo saya trasnfer foto lewat YM ukuran 50anKb..KILOBYTE...butuh waktu lama bgt....upload file laporan praktikum ke teman saya lewat box.net (yg biasanya ni cepet bgt..lebih cepet dari rapidshare) kurang dari 5Mb...beuh...ckckck..sampe saya ktiduran.
telkomflash (pnjem tmn juga)...hem....sama sajah...
apa mungkin krn statusnya barang pnjman y?hehehe

Putu Eka Andayani at 9:32pm January 4
Kasihan konsumen Indonesia, di bisnis apapun selalu jadi pihak dengan bargaining power yang rendah. Meskipun kita beli “nasi goreng spesial” dengan harga yg juga spesial, tidak ada perusahaan yang mengembalikan kelebihan uang konsumen saat perusahaan hanya mampu menyajikan “nasi goreng biasa” (kecuali mungkin perusahaan nasi goreng beneran). Tapi kalau konsumennya telat bayar dikit aja, langsung layanan diputus (atau tiket hangus/penumpang ditinggal - dalam kasus industri penerbangan) tanpa ba bi bu.
Waktu libur natal, 3 hari IM2 saya mati..pet... Sampai saya bela-belain ke warnet supaya komunikasi dunia maya tetap bisa saya lakukan. Saya tanya Pak Yayok dan beberapa teman, ternyata semua mengalami hal yang sama.
Setelah akhirnya nyambung juga, leletnya minta ampun dehh. Anehnya status di modemnya saya sinyal HSDPA INDOSAT (dengan angkuhnya), full. Mending ga usah pake embel-embel 3G (apalagi 3.5G) kalo cuma bisa ngasi GPRS (bahkan "pra"-GPRS).

Arief Kurniawan Nur Prasetyo at 4:35am January 5
Saya bukan ahli IT, jadi g bisa berkomentar tentang teknis jaringan brodband saya hanya akan berbagi pengalaman. Alhamdulillah, sampai detik ini sejak saya memakai TelkomselFlash, tidak ada keluhan sedikitpun. Semua lancar sesuai dengan harapan, rata-rata kecepatan yg didapatpun sudah cukup bagus, mulai dari 350kbps sampai 450kbps (angka di Du Meter), untuk videocall aja masih OK.
Dengan memakai paket unlimited dengan harga Rp 100.000,00/bulan, saya kok merasa koneksi jaringan yg saya dapat selama ini sudah cukup.
Mungkin temen-temen bisa mencoba TelkomselFlash. Kalaupun ada satu atau dua kasus sinyal lemah, itu banyak penyebabnya. Dari sisi provider, mungkin lagi ada perbaikan jaringan. Dari sini user, mungkin modem kita yg bermasalah, kabel modem, atau bahkan laptop anda yang terkena virus. Virus dalam komputer dapat mengirim/transfer data tanpa kita ketahui dan itu menyedot banyak bandwith yg kita punya. Coba cek dulu komponen-komponen yang mendukung jaringan di diri kita. Thx

Retno Nuramini Hartawati at 3:13pm January 5
Nulis apa lagi ya pak, semua sudah terwakili...tetapi intinya IM2 saya jelek sekali...entah kenapa?? apalagi waktu ke Jogja bulan desember kemarin, benar2 koneksinya lelet sekali jadi selama 12 hari di sana ... sedih banget.. susah buka internet, apa karena di dalam gedung MMUGM dan perpus FK? tahu deh . tetapi didaerah giwangan juga susah ....
3 bulan yang lalu juga susah sekali di Jakarta, sudah komplain tetapi tidak ditanggapi ... susah, kalau suka bepergian kemana-mana dengan pelayanan IM2 yang cukup mahal jadi terbuang percuma karena pemakaian tidak maksimal .....
Mungkin saran pak Arif, boleh dicoba... Capek juga sudah 1.5 th lelet ...

Aik Wulandari at 3:14pm January 5
Mungkin mas Arief benar ya bahwa sinyal lemah itu banyak penyebabnya.... tapi kenapa sy selama ini (atau cuman kebetulan) hanya mendapatkan sinyal lemah di Indonesia???? berarti kan bukan karena virus, dll.... Dan kenapa hampir seluruh orang di Indonesia mengiyakan masalah ini?? Adik saya pun pake TelkomselFlash....tapi menurut dia top banget lemotnya.... Soooo.....????

Bob Delinuz de Kock at 4:05pm January 5
mo nyoba provider yg laen juga males, pasti sama aja kan ya?
kalo emang merasa di kota ini (kupang) belom mampu untuk memaksimalkan pengoperasian t-selflash,, ya sebaiknya jangan dibuka dunkz.. kasian customer.. bayar tetep.. bayangin aja telat sehari lsg diblokir, padahal bisa make nya cuman dini hari aja, CATET : DINI HARI AJA, jam 2.30 baru mulai bisa conect dengan speed yang sumpeh mati lambatnya.. huhuhuhuhuhu..., mo balikin modemnya kena pinalti.. gimana dunkz, maju kena mundur kena.. BT gw..

Surahyo Sumarsono at 7:14am January 6
Dear all, makasih sekali atas semua masukan di atas, ini enaknya Social Networking shg bisa diskusi dg mudah secara virtual. Beberapa teman di Operator/Provider sdh baca, walau pasti kupingnya jadi panas kali ya hehehe..:D
Ini bbrp kesimpulan yg bisa saya ambil:
1. Lebih banyak ke permasalahan Management, dimana bisa saya bagi 2 yaitu CRM (Customer Relationship Management) dan Traffic Management (lbh ke teknis pengelolaan bandwith sharing dll).
2. Tuntutan kompetisi yg tinggi membuat operator membuat strategi (dg agak panik) utk mempermudah mendapatkan customer baru, tapi belum bisa fokus ke pelayanan pelanggan. Maaf, bisa jadi agar investasi mahal di infrastruktur agar cepat balik modal...yg saya jamin gak akan bisa survive dlm jangka panjang. Akibatnya pelayanan pelanggan tidak dikelola dg maksimal. Saya yakin banyak yg tidak puas, kpn2 saya coba buat survey online utk akurasi-nya.
3. Dari sisi teknis, lihat komen berikut krn terbatas jumlah kata per komen.

Surahyo Sumarsono at 7:20am January 6
3. Dari sisi teknis, berbekal pengalaman sbg konsultan utk traffic management di bbrp tempat, banyak area yg tidak mampu melayani jumlah pelanggan dg jumlah tertentu. Akibatnya, mulai dr yg susah koneksi, koneksi putus nyambung (kyk pacaran aja) dan koneksi super lelet (3.5G berasa GPRS hehe). Saya sering keliling berbagai kota, contoh skrg ini di caravan Taman Safari Cisarua, ada sinyal 3.5G cuma 1-2 bar, tp cepet sekali koneksi-nya dan bandwith ckp lumayan. Pernah lagi pas ada kerjaan di Banjarnegara, koneksi gampang dan bandwith lumayan. Nah, bagi yg di kota2 besar, bahkan Jogja pun, sdh berbulan2 ini susah koneksi dan lambretta hehe. Tergantung kemauan operator utk menambah peralatan, konfigurasi di traffic management di device mereka, shg bisa diatur layanannya.
4. Maaf pengalaman pribadi, kbtln saya sering jd pembicara di Indosat. Jika sdg lambat, kadang2 (sangat jarang loh), cukup komplain di status YM saya, nanti pasti ada orang Indosat telpon. to be continued..

Surahyo Sumarsono at 7:26am January 6
lanjutan....
Bahkan ada technical support yg datang, nanti bakal cepet lagi krn di sistem ada user management dimana biasanya ada pelanggan tertentu yg lbh diperhatikan SLA (Service Level Agreement)-nya. Cuma apa mesti saya hrs selalu begitu? Bocoran aja, pelanggan2 yg tmsk orang penting misal bupati/walikota, pengusaha besar dll pasti di monitor terus tuh.
So...asal pihak manajemen provider tsb bisa serius mengelola CRM dan Traffic Management-nya, mustinya ada cara utk bisa meningkatkan pelayanan ke pelanggan. Yg nantinya bisa membuat pelanggan puas dan loyal. Nah disinilah peran kita2 sbg customer utk tetep kritis dan memberi masukan ke mereka2. Semoga terjadi win-win solution bagi kita dan mereka di masa yg akan datang. Makasih, salam

Anis Fuad at 7:08am January 7
kasihan banget ya staff di provider...yg harus melototin bupati/walikota dan pengusaha besar. Buat yg lain..kalau pingin spt itu berlomba-lombalah jadi bupati/walikota, pengusaha besar atau seperti mas Yayok he..he..he..

Surahyo Sumarsono at 8:46am January 7
Wah mas Anis melemparkan isu nih, saya bukan pengusaha besar, masih golongan UKM lho. BTW, usul mas Arief juga bisa diaplikasikan kalau memang ada masalah dg Windows kita (krn bajakan hehehe). Untungnya saya pakai Linux, jd jalur koneksi ke Provider lebih bersih. Tapi tetep ya, stlh balik ke JKT td malam (pulang dr Cisarua), buat konek ke Indosat maupun Telkomsel susah banget, rebutan dg pelanggan2 yg se-abrek2. Udh gitu, kalau konek pun lambatnya setengah mati. Beruntunglah yg tinggal di kota kecil dan ada layanan 3G/3.5G (plus blm banyak pelanggan0, pasti lbh nyaman.

Wing Wahyu Winarno at 9:12pm January 11
Saya pernah make Indosat Broadband, Broom unlimited, Speedy, dan Smart (yg paket Rp289rebu gratis 2GB/bln). Kl dicatat kecepatannya dlm kurun waktu beberapa minggu, yg paling stabil atau mendekati janji providernya, saya kira kok Speedy. Mungkin teknisinya benar, bahwa satu point saluran, hanya bisa dipakai oleh maks 8 nomor telpon, jadi seburuk2nya speed (yg waktu saya mulai langganan dulu cuma 384 kbps tapi skrg sdh 1 mbps), maka saya dpt 384/8=50 kbps kurang dikit. Utk donlot2, sering "hanya" 10-15 kbps, tapi sering juga di atas 60 kbps, tapi kadang sih juga <5 kbps. (Sdh saya ul di maswing.org tuh). Tapi janji 384 kbps cuma dipenuhi 50 kbps berarti 1/8-nya ya? Nah, sekarang bgmn dgn Isat (dan saya juga dengar keluhan yg sama dari T-Flash user) janji mrk yg 3.6 MBps ternyata hanya dipenuhi kurang dari5 kbps? Seper berapa tuh? Jadi, dlm jangka panjang (hampir tiap hari saya donlot2), Speedy still the best. Mungkin krn tetangga saya pd gak pake speedy (dan berdoa semoga tetap begitu)

Dian Ratnasari at 9:23pm January 22
saya pake indosat broadband... cape deh... tapi sekarang dah rada cepet, pake indosat accelelator, walo gambarnya bureng (read : buram) yang penting lumayan cepet (walo kadang bikin darah tinggi)... hooho..

Wednesday, January 21, 2009

Apa yg terjadi pada komunitas Web 2.0 saat Inauguration Obama?


Dear all,

Topik masih hangat ttg Inauguration Obama yg memberikan imbas yang sangat menarik dan responsif sekali kepada komunitas pengguna Web 2.0 termasuk Facebook kita ini.
Silahkan dicermati bagaimana layanan2 Web 2.0 tadi bereaksi dari jam ke jam menjelang dan saat pelaksanaan Inauguration. Beberapa saya delete karena tidak begitu penting.
Saya hanya membayangkan, Pemilu kita nanti bisa mendapat respon seperti ini tidak ya? Hehehe pesimis sih.
Yang bagus lagi adalah kita bisa belajar bagaimana pemanfaatan Web 2.0 bagi solusi bisnis di perusahaan nantinya. Corporate Portal yang model lama akan digantikan dengan model baru seperti Facebook ini, sehingga aplikasi bisnis (keuangan, kepegawaian, inventory dll) bisa mudah diakses di Intranet yg sudah ada, kemudian aktivitas sosial antar karyawan (kantor pusat, kantor cabang, partner dll) juga akan lebih mudah karena dilakukan secara virtual.

BTW, silahkan dibaca artikel di bawah ini yang saya kutip dari BusinessWeek.com
dengan link:
http://www.businessweek.com/the_thread/techbeat/archives/2009/01/live-blogging_t.html?chan=technology_technology+index+page_top+stories

Salam, surahyo


----------------------------------------------------------------------------------------

Live-Blogging the Social Media Inauguration
Posted by: Douglas MacMillan on January 20

The 2008 Presidential Elections marked the first time that the various social media sites on the Web played a major role in shaping U.S. politics. Up through election day, average citizens got involved in the process on sites like Facebook, where they vigorously campaigned for their candidate, and on YouTube, where they uploaded videos of their voting experience.
So it’s fitting that today, when Barack Obama swears into office on the steps of the Capitol, millions of people are reuniting on these same sites to share the experience. Throughout the day, I’ll be touring the social Web and reporting live updates on how people are engaging with each other — from tried-and-true venues like Twitter as well as more experimental venues, like Ustream’s chat-enabled iPhone application that’s live-streaming the event.
Continue to check back for updates, this should be fun. And in the comments section below, share your own experiences from the day. What site proved most helpful? Did any tech problems arise? How did the Web make today different from past Inauguration Days?

5:23 PM: Leave a Message After the Oath
---deleted---

4:36 PM: CNN Update
The latest global stats from CNN: As of 3:30, the news outlet counts upwards of 136 million page views to its site today and 21.3 million video streams since 6 AM. That’s nearly four times the site’s previous record of 5.3 million video streams on election day.

3:42 PM: The Mistake Heard ‘Round the Blogosphere
In an otherwise by-the-book ceremony, one glitch during Obama’s oath became instant fodder for online chatter. As Chief Justice John Roberts came to the phrase “faithfully the office of president of the United States,” he left out the word faithfully, causing Obama to pause abruptly in his recitation. From there, the YouTube clip caught instant viral life:
At first, some Twitter users attributed the mistake to the new President: “Aw, he was nervous taking the oath! He’s human too,” wrote grace2244. But soon, reports spread that it was indeed Roberts’ error. “ABC says the guy giving the oath mixed up the words -hence Obama’s pause,” wrote Twitter user hidama.
But then, a new wrinkle gave bloggers, TV pundits, and the Twittering masses plenty of grist to chew over the afternoon: does leaving one word out of the oath call into question his official status as President? On TV, Fox News senior political analyst Brit Hume fueled the fire, saying “I suspect that everybody is going to forgive him and allow him to take over as president but I’m not sure he actually said what is in the Constitution.” Celebrity-gossip blog TMZ chimed in: “Could this be a conservative conspiracy?”
Over at ABC News’ Legal blog, Jan Crawford Greenburg at least temporarily settled the matter by pointing out that there’s precedent for Presidential oath-fumbling: “Chief Justice William Howard Taft, who had been President himself, also flubbed the oath when he was swearing in Herbert Hoover in 1929,” she wrote.

3:27 PM: Microsoft’s Gee-Whiz Moment
It’s not often you get to say that the coolest social media moment of the day was brought to you by Microsoft; it just doesn’t sit right. But lo and behold, the Redmond company’s Photosynth technology helped create this astounding interactive 3-D image, which pieces together photos submitted to CNN’s site of the instant President Obama is putting his hand to the Bible from dozens of different vantage points around the Capitol steps. Currently, the image is a little tricky to navigate, since it appears that only about 100 or so images have been incorporated. But the site is still requesting more images, so I expect by the time most Mall-goers get home at the end of the day this will grow into a spectacular, high-tech keepsake of this historic day.

3:00 PM: Facebook Update
Champagne bottles are likely popping open at Facebook’s Palo Alto offices the afternoon. The social networking site proved it was able to withstand a huge deluge of activity, peaking with 8,500 status updates the minute Obama took the oath. There were an average of 4,000 status updates every minute of the broadcast, and a total of 600,000 updates were sent through the Facebook/CNN live feed tool.

2:42 PM: MySpace Goes Ignored
Of the dozen or so Inauguration Day-related press pushes that came my way in the past week, MySpace had the most elaborate and, I thought, unique. The News Corp.-owned social networking site teamed up with Ashton Kutcher’s production company Katalyst Media to create the video below, in which celebrities like Cameron Diaz, Michael Strahan, and P. Diddy issue “presidential pledges”: What they plan to do to help the new administration bring about real changes in the country through simple actions, such as not using as much gas or remembering to turn the lights off.
The idea for this campaign was to encourage MySpace users to create their own video pledges and share them on the site. The start-studded video itself generated 700+ comments, but combing through them today I couldn’t find a single “presidential pledge” video created by a user. This is probably partly a result of poor promotion — and admittedly, it’s hard to generate buzz for a campaign like this when you’re competing with a new President. But judging by the low (nonexistent?) ratio of user videos to user comments, part of the problem seems to be technological: the site should have it made it easier to upload videos and rewarded those who did by displaying them more prominently on the site.

1:59 PM: Postcards from Around the Country
On photo-sharing site Flickr, the number of posts tagged "inauguration" now numbers in the tens of thousands. Many of those are picture updates from this morning's viewing parties in the streets, offices, and schools across the country. Here's a sampling:
A real estate office in Scottsdale, Ariz., courtesy of Flickr user JohnHallAssociates.

1:34 PM: Twitter Update
This just in from Twitter: The micro-blogging site saw a peak of five times its normal tweets-per-second rate during President Obama's swearing in. But not every tweet got through, says co-founder Biz Stone. "Some folks did experience a 2-5 minute delay receiving updates at the peak but the system recovered quickly," Stone says. "We'll be looking at that this afternoon and correcting for the next big event."
12:47 PM: Now Taking Suggestions for Change
At 12:01 PM, the official web site for the U.S. President, whitehouse.gov rolled over to its new look. As expected, it looks a lot like Change.gov, Obama's official transition site which won praise for its clean look and Citizen's Briefing Book feature, which invited visitors to send in ideas about issues. That features has been renamed, but there's still a forum for submitting ideas, called the Office of Public Liaison, which promises "bring new voices to the table, build relationships with constituents and seeks to embody the essence of the President's movement for change through the meaningful engagement of citizens and their elected officials by the federal government." Just keep your proposal snappy -- the Web form only allows for 500 characters.

12:29 PM: Good Speech. What's For Lunch?
---deleted---

12:18 PM: CNN Statistics
This just in from CNN: The news site is reporting 13.9 million live video streams globally since 6 AM. That's already approaching triple the number of live streams served over the course of the entire Election Day, when there were 5.3 million.

12:07 PM: Facebook's Status
A side-story today is Facebook's attempt to out-Twitter Twitter. In a partnership with CNN, the social networking site got some 2.1 million users to sign up to watch the news site's live feed while discussing the events via status updates, directly next to the video player. So far, Facebook is reporting surprisingly high activity: 200,000 status updates have gone through the CNN site from about 3,000 people. Why does this matter? Because this is the first time we've seen a large number of people using Facebook status updates more like a real-time chat, or a microblog. Over the next year, we're likely to see Facebook alter its status update tool to encourage more active updating like this. If that happens, Twitter might lose the single most important point of differentiation it has to the behemoth social network: its flurry of constant activity.

11:45 AM: Streaming Video Vital Signs
On election day, online news outlets and Web video sites set new records for live streaming video feeds. Today, they're expected to topple those records -- and in a more condensed time frame, no less. While #1 player CNN appears to be holding up, I've heard first-hand reports that Web TV site Joost and live-streaming site Ustream has already begun suffering serious outages. Any problems now will only intensify over the next hour.

11:26 AM: Celebrity Accounts
---deleted---

11:15 AM: Twitter Embeds
Updates are coming fast and furious on micro-blogging site Twitter, where users are sharing 140-character Inauguration-related musings by including #inaug09 in their tweets. By last count, these posts are coming at a rate of 75-100 per minute, but the site hasn't experienced any outages in service so far. Many people are reporting their at-work celebrations ("Festive snacks, balloon-flag archways and video on the big screen"), while some intrepid Twitter-reporters are uploading pictures and eyewitness accounts from the National Mall in D.C. This photo comes from a user named "beanz80," who writes only "The scene":

10:40 AM: Mr. President, Throw Away Your Speech
"Crowd-writing" has produced millions of Wikipedia entries, at least one novel, and now this: an inauguration speech by the people, for the people. News site Slate teamed up with collaborative writing site MixedInk to take reader suggestions on what Obama should say in his first speech as President. After combing through 385 user-submitted speeches, Slate editors picked two of the best and mashed them up with past inauguration speeches from Dwight Eisenhower and Woodrow Wilson. The result is a compelling speech, one the keen orator Obama himself may be hard-pressed to top: "Future generations of Americans will look back at this moment of crisis and opportunity and they will judge us—but not by our words. They will measure us—but not by the promises we make. For language has the power to move us to action, but it is never a substitute for it." Read the full speech here.

Friday, October 24, 2008

HOAX, sepele tapi mengganggu


Dear all,

Sebelumnya, silahkan perhatikan foto di atas ini? Sempat menghebohkan karena dianggap terjadi beneran tapi akhirnya terbukti hasil rekayasa. Akhir2 ini kita juga sering disibukkan dengan datangnya email, SMS atau message di YM mengenai penutupan account di Yahoo jika kita tidak memforward berita tsb ke temen2 yang lain. Akibatnya beberapa orang panik dan langsung memforward berita itu ke semua teman yang ada di address book email, SMS atau YM kita. Sebenarnya apa sih yang menarik di hal-hal seperti ini. Kita coba lihat arti kata HOAX menurut Wikipedia berikut ini:
"A hoax is a deliberate attempt to dupe, deceive or trick an audience into believing, or accepting, that something is real, when in fact it is not; or that something is true, when in fact it is false."

Jadi kita lihat sebagian besar informasi yang dikirim melalui email, SMS, YM atau bahkan dimuat disuatu website/blog dengan isi yang mengajak pembaca untuk percaya dan melakukan suatu hal bisa jadi adalah informasi yang tidak bisa kita percayai. Hoax kadang hanya digunakan untuk practical joke (sekedar bercanda) tapi bisa juga ke hal-hal serius. Bahkan dalam beberapa hal bisa menjadi Social Engineering Attack yang berbahaya pada suatu sistem tertentu. Atau ditujukan untuk menjatuhkan kredibilitas personal/perusahaan tertentu.

Penulis sendiri pernah mengalami hal buruk pd thn 2000 pd saat masih kuliah di The University of Melbourne. Waktu itu ada email masuk mengenai dampak buruk minuman CocaCola (maaf menyebut produk), disertai foto2 yang meyakinkan ttg dampak itu. Karena semasa tinggal di Indonesia biasanya lgsg forward, saat itu saya forward ke milist Department di kampus saya. Apa yang terjadi? Dalam hitungan menit saya langsung ditelpon dan diemail oleh Administrator Sistem di kampus dan diperingatkan utk tidak memforward berita2 seperti itu yang belum tentu isinya benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, email saya juga bakal mengganggu orang2 yg tidak membutuhkan berita seperti itu. Sejak itu saya kapok dan tidak pernah sama sekali memforward berita kalau kita betul2 tidak yakin akan kebenaran isinya.

Isi email, SMS atau message di YM bisa sangat beragam, mulai berita buruk ttg produk suatu perusahaan, ttg kebahagiaan yg akan didapat, ttg malapetaka yg akan didapat dan lain sebagainya. Jika kita tidak mencermati dengan seksama, kadang kita akan tertipu utk melakukan suatu tindakan yang bisa berakibat kurang baik. Sebagai contoh, ada yg sampai mau memberikan username & password utk mengakses suatu layanan, parahnya lagi PIN utk akses Internet Banking (disebut sebagai Social Engineering Attack). Atau paling tidak akan mengganggu (annoying) ke orang lain dengan berita yang meresahkan, mengejutkan atau memberikan janji2 palsu. Di era dimana komunikasi menjadi jauh lebih mudah karena Teknologi Informasi (email, SMS, YM, website dll), diperlukan kehati-hatian kita dalam menerima informasi, disaring mana yang benar, kemudian kita forward kepada orang yang membutuhkan saja. Jangan sampai kita ikut terlibat dalam menyebarkan berita yang tidak benar dan mengganggu orang lain. Teknologi Informasi telah merubah pola orang dalam bersosialisasi dan berinteraksi. Semoga berguna buat anda. Salam, Surahyo.

Thursday, October 16, 2008

Kenapa Netbook (UMPC) menjadi populer?


Dear all,

Baru-baru ini saya membeli Netbook, sebuah istilah baru utk notebook dengan ukuran layar yang kecil (kurang dari 10 inch), dengan spesifikasi yang minimal untuk menjalankan sebuah Sistem Operasi dan beberapa aplikasi bisnis. Sebagai gambaran, processor ada yg menggunakan Intel Atom, VIA, dan beberapa processor yang cocok utk kebutuhan ringan dan hemat konsumsi baterai. Memory bisa mulai ukuran 512 MB sampai 2 GB, dan storage bisa berupa harddisk 2.5 inch standar notebook atau menggunakan Solid State Disk (SSD) yang kecil, cepat aksesnya, tidak rentan guncangan tapi harga lebih mahal dari HD biasa dengan ukuran yang sama.


Beberapa ciri lain dari Netbook ini adalah kemampuan baterai yang cukup lama (lebih dr 4 jam), bobot yang ringan (kurang dr 1 kg), webcam, tanpa optical drive dan harga yang murah (rata2 di bawah USD 500). Merk yang saya beli kebetulan adalah Aces Aspire One harga 4.7 juta waktu itu, dg spesifikasi Intel Atom 1.6 GhZ, RAM 1 GB, HD 120 GB, webcam, 3 USB port, VGA, SD/MMC Card reader, WiFi, battery 6 cell dan berwarna biru. Package yang saya beli menyertakan Windows XP Home Edition dan MS Office 2007 trial edition utk 60 hari. Saya coba membuat partisi baru utk installasi Linux GOS dan berjalan dengan lancar kecuali butuh driver WiFi.

Saya mencoba menggunakan Netbook ini utk mengajar di beberapa tempat,cukup nyaman utk digunakan krn ukuran kecil, ringan, dan cukup utk menjalankan aplikasi2 standar seperti Office (MS Office & OpenOffice), browser (IE, Firefox, Safari), email application (Outlook, Thunderbird dll), Multimedia (music, video) dan lain-lain. Dengan penggunaan normal, battery 6 cell bisa lebih dari 5 jam. Tampilan fisik pun tidak mengecewakan, cukup menarik perhatian orang lain utk memberikan perhatian ke Netbook ini. Cuma karena saya biasa bekerja dengan IBM Thinkpad X60, tidak bisa dibandingkan kecepatan dan kehandalannya. Dan juga krn layar sangat kecil (8.9 inch), pastinya cukup melelahkan utk kerja dalam waktu yg lama. Beberapa produk lain adalah Asus Eee PC, Lenovo S, HP Mini Note, MSI Wind, Dell Inspiron Mini dll.

Kenapa Netbook menjadi populer akhir2 ini, terlihat bahwa orang semakin membutuhkan akses Internet yang ringan, kecil, mudah dan murah. Bahkan digunakan utk kebutuhan bisnis yg ringan pun bisa dilayani oleh Netbook ini. Dari beberapa sumber, Intel pernah menyatakan agak menyesal mengeluarkan Intel Atom utk kebutuhan Netbook ini krn cukup powerful utk kebutuhan bisnis ringan, sehingga bisa berkompetisi dg produk Intel yg lbh mahal utk low entry seperti Centrino dll. Tapi menurut pendapat saya pribadi pun, selama ini kita sering membeli sebuah produk IT (seperti notebook) dengan spesifikasi yang berlebihan dibanding kebutuhan kita. Bisa jadi, utk kebutuhan standar kita cukup membutuhkan notebook dg spesifikasi spt Netbook ini. Konsumen bakal makin dimanjakan dengan solusi murah karena masing2 vendor akan bersaing utk mendapatkan pembeli. Semoga bisa memberikan wawasan baru. Salam, surahyo.

Kenapa (tidak) harus pakai Blackberry?


Dear all,

Sekarang sering sekali terdengar berita mengenai Blackberry, sebuah smartphone bikinan perusahaan Kanada yg bernama Research In Motion/RIM (http://www.rim.com). Mengapa sekarang begitu populer di Indonesia? Apakah ini seperti fenomena Nokia Communicator beberapa waktu yang lalu? Secara pribadi, saya menganggap hal itu hampir mirip. Mari kita coba lihat dulu sejarah tentang solusi berbasis Teknologi Informasi ini.

Pada awalnya, RIM menciptakan software yang mempermudah akses email dengan meniru cara kerja pager 2 arah. Atau dengan kata lain, email yang masuk ke server bisa langsung dikirim ke suatu device yang terkoneksi secara wireless yang kemudian bisa dibalas secara langsung juga. Dengan kata lain, kita tidak harus berada di depan komputer utk membaca/membalas email tapi cukup menggunakan device khusus utk itu. Untuk itu dibutuhkan aplikasi email-client di device yang kita pegang dan aplikasi konektor dengan email server di kantor. Ini yang sering kita sebut "push-email", atau email yang datang ke server bisa langsung "didorong" ke device kita sehingga bisa direspon dengan cepat.

Lalu apa bedanya dengan kita menggunakan HP (Smartphone/PDA-Phone) yang bisa membuka email account yang kita punyai? Umumnya jika kita ingin membuka email, kita harus connect dulu secara aktif melalui GPRS/3G/3.5G ke server email baru download ke HP kita. Atau dengan kata lain, kita "menarik" email dari server ke HP, yang disebut "pull-email". Akibatnya, bisa jadi ada beberapa informasi penting yang mestinya direspon cepat menjadi tidak berguna karena kita lupa/tidak sempat utk "menarik" email tersebut. Dengan melihat demand yang tinggi utk para staff perusahaan yang sering mobile dan membutuhkan akses email secara cepat, akhirnya meluncurkan HP yang sudah mempunyai aplikasi push email yang terintegrasi di dalamnya. Saat ini, HP Blackberry sudah sangat banyak sekali tipenya, mulai dari yang murah sampai yang mahal seperti Blackberry Bold.

Solusi Blackberry ini masuk ke Indonesia pada Desember 2004 oleh operator Indosat dan partner RIM yaitu Starhub. Pada mulanya tidak begitu mendapat respon yang cukup, karena pada awalnya solusi ini ditujukan buat pelanggan dari perusahaan. Operator lain (Telkomsel, Excelcom dll) menyikapi dengan membuat solusi aplikasi Blackberry Connect yang bisa diinstall pada Smartphone/PDA-Phone biasa seperti Nokia, Sonny Erricson dll. Saat itu orang masih merasa beda jika mempunya Nokia Communicator maupun sejenisnya.

Perlahan tapi pasti, solusi ini akhirnya juga diberikan ke pelanggan biasa (bukan perusahaan), sehingga bisa memberikan kemudahan dalam mengakses email dimana saja. Pengguna Blackberry semakin banyak, sehingga membentuk komunitas sendiri. Dari fungsi utama utk bisa selalu berinteraksi dengan pekerjaan di kantor melalui push-email, menjadi suatu simbol status dalam pergaulan. Tapi, apakah kita benar2 membutuhkan solusi seperti itu? Kita lihat bagaimana para pengguna ini di dalam perusahaan, apakah mereka merasa terbantu atau justru kadang2 terganggu?

Banyak staff yang mobile kadang merasa terganggu dengan push-email karena mereka tidak bisa berkilah lagi bahwa email belum/tidak bisa dibaca. Bahkan malam hari atau weekend dimana saatnya kita istirahat, email akan selalu masuk dan memaksa kita utk memberikan respon. Di negara maju, sudah timbul suatu penyakit yang disebut "crackberry" atau kecanduan Blackberry. Istilah ini dipopulerkan Paul Levy, presiden dari Boston Medical Center.

Kembali kita sebagai pengguna biasa, apakah kita benar2 membutuhkan akses email setiap saat? Jangan2 email yang terkirim ke kita hanya Spam Email yang mengganggu? Kemudian jika kita memang membutuhkan push-email, apakah kita juga harus menggunakan Smartphone dari Blackbery itu sendiri? Padahal saat ini banyak aplikasi yang bisa berfungsi seperti Blackberry Connect utk mengintegrasikan device kita ke server email. Beberapa aplikasi tadi bahkan ada yang gratis, dan bisa terkoneksi ke mail server umum (bukan perusahaan) seperti Google Mail dll. Saya sendiri sebagai praktisi/pengajar/pemerhati IT yang pekerjaannya sangat tergantung email tidak selalu membutuhkan layanan push-email, apalagi harus menggunakan smartphone khusus utk itu. Saya hanya menggunakan sebuah Smartphone biasa, lalu menggunakan aplikasi gratis (misal Emoze) utk mendapatkan push-email, yang lucunya malah sering saya non-aktifkan. Kebetulan saya cukup disiplin utk mengecek email manually, dan rajin membersihkan Spam Email di beberapa email account saya (perusahaan maupun umum). Sekali lagi, kembali ke kita sendiri utk mengevaluasi seberapa butuh solusi ini, berapa banyak biaya yang musti disiapkan, untuk apa pemanfaatannya dll. Semakin paham tentang solusi berbasis IT, semakin bijak dan cermat kita dalam menggunakannya. Sekali lagi ini adalah pendapat pribadi saya, semoga berguna. Salam, surahyo.

Saturday, August 2, 2008

Price War, apakah strategi terbaik dari Operator Seluler?



Dear all,

Menurut beberapa sumber seperti Kominfo dan lain-lain, sektor telekomunikasi telah mengalami pertumbuhan 48%, terutama telepon nirkabel FWA yang mencapai 78% dan sektor selular yang mencapai 51% dari tahun sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan pemahaman yang makin baik dari masyarakat Indonesia terhadap kebutuhan telekomunikasi nirkabel, sehingga mereka menyisihkan dana untuk membeli mobile phone (handphone) dan kartu SIM dari operator. Bisa terlihat mulai dari direktur perusahaan sampai masyarakat bawah seperti penjual sayur, tukang becak pun memiliki handphone (HP), sehingga HP bukan merupakan barang mewah lagi seperti beberapa tahun lalu.


Selain vendor pembuat HP yang menikmati keuntungan ini, tentunya para operator seluler juga merasakan pertumbuhan customer mereka. Beberapa tahun lalu, kita harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan nomer (SIM Card). Sekarang dengan biaya yang sangat murah, bahkan tidak masuk akal menurut saya, setiap orang bisa membeli nomer baru untuk HP mereka. Jika kita mengingat konsep CRM (Customer Relationship Management), para operator sedang giat-giatnya melakukan tahap kesatu yaitu Acquire (mendapatkan) customer baru.

Dengan cara memberikan kemudahan mendapatkan Kartu Perdana, banyak orang yang bisa mempunyai beberapa nomer sekaligus. Bahkan uniknya (berbeda dengan negara lain), kita biasa memiliki 1 nomer GSM dan 1 nomer CDMA. Hal itu membuat para operator berani menyatakan bahwa mereka mempunyai jutaan atau puluhan juta pelanggan berdasar jumlah nomer yang berhasil mereka jual. Apakah ini benar-benar data yang bisa dipercaya? Menurut saya pribadi, hal ini tidak bisa dikatakan sebagai data akurat. Banyak pelanggan yang beli nomer baru hanya karena iming-iming Kartu Perdana murah plus pulsa/sms murah. Setelah itu, bisa jadi mereka pindah ke operator lain (Customer Churn) karena tawaran yang lebih menarik.

Bahkan program registrasi yang mestinya digunakan untuk mendata pelanggan lebih detail (Customer Database) tidak berjalan dengan semestinya. Operator sebenarnya bisa menggunakan database ini untuk melakukan tahap kedua di CRM yaitu Enhance (meningkatkan) hubungan dengan customer. Pengalam an saya pribadi, setiap kali pergi keluar Jawa dimana saya terpaksa tidak bisa menggunakan nomer CDMA sehingga saya beli nomer baru CDMA. Setiap kali saya beli, maka registrasi akan dilakukan. Anehnya, beberapa kali saya registrasi dengan nomer yg berbeda, sistem dari operator tidak memberitahu bahwa nama saya telah terdaftar dsb. Akhirnya, saya pun bisa registrasi dengan nama asal-asalan dengan nomer KTP asal-asalan pula. Jadi untuk apa sistem registrasi ini?

Semestinya sistem registrasi bisa mengenali dan memahami siapa pelanggan operator tersebut, kemudian bisa memberikan pelayanan customized sesuai dengan kebiasan kita menggunakan nomer tersebut. Kemudian akhir-akhir ini yang lebih menjengkelkan, nomer GSM saya yang merupakan nomer paska bayar dengan biaya yang lumayan tinggi per bulannya, sering mengalami masalah. Hal ini terjadi juga pada nomer istri saya, nomer-nomer staf saya yang juga paska bayar. Nomer kami sering tidak bisa dipanggil atau memanggil. SMS kadang bisa sampai bisa tidak. Saya hanya berpikir, apakah ini gara-gara tiap operator memberikan tarif luar biasa murah ke pelanggan pra bayar? Yang terjadi secara teknis mungkin terjadinya overloaded pada sistem ataupun BTS, sehingga pelanggan sulit menghubungi dan dihubungi. Seharusnya juga, nomer paska bayar diatur melalui jalur tersendiri sehingga tidak kehabisan resource dari sistem (bandwith dll).

Dengan harga super murah ke semua pelanggan terutama pra bayar, membuat operator panen pelanggan baru. Tapi apakah dengan strategi seperti ini akan membuat pelanggan semakin puas dengan layanan? Jika operator tidak memiliki backup keuangan yang kuat, dalam beberapa bulan kemudian mereka bisa kolaps karena keuntungan semakin tipis, pelanggan bisa pindah ke operator yang lebih murah. Selain itu, pelanggan akan semakin bijak melihat operator mana yang asal murah, dan operator mana yang bisa menjaga kualitas layanan. Operator pun akan kesulitan untuk memantau mana pelanggan loyal yang perlu diberi perlakuan khusus dan pelanggan yg hanya bergabung karena pulsa/sms murah saja.

Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, kebanyakan pelanggan disana adalah paska bayar. Jumlah nomer yang dikeluarkan dari operator bisa dikelola dengan baik, kebiasaan penggunaan layanan dari pelanggan bisa dipahami dengan baik, sehingga layanan menjadi semakin baik. Strategi mendapatkan pelanggan baru bukan diberi iming-iming harga murah saja, tapi juga layanan yang konsisten dan prima. Pelanggan tidak perlu membeli nomer-nomer baru seperti di Indonesia, yang hanya dipakai sesaat lalu dibuang. Entah kapan operator di Indonesia bisa memulai strategi yang lebih bijak dalam mendapatkan (acquire), meningkatkan (enhance) dan mempertahankan (retain) para pelanggan mereka. Saya sebagai pelanggan paska bayar (GSM & CDMA) menginginkan layanan yang lebih baik dari operator dengan cara memberikan koneksi yang baik & konsisten, mengenali kebiasaan saya dalam pemakaian, memberikan layanan yang spesifik ke masing-masing pelanggan, dan tentu dengan tarif yang masuk akal (tidak harus terlalu murah). Semoga ada perubahan dalam beberapa bulan ke depan. Salam dari saya, terimakasih. Surahyo

Thursday, February 7, 2008

On-Demand Customer Relationship Management



Dear all,

Melanjutkan artikel saya tentang Customer Relationship Management (CRM) beberapa waktu lalu, tidak ada salahnya juga bisa kita diskusikan konsep (relatif) baru dalam pengelolaan CRM itu sendiri. Saat ini, banyak perusahaan yang sudah menerapkan CRM baik menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI)maupun dengan cara manual (analog). Bagi perusahaan yg menerapkan CRM dengan menggunakan TI, tantangan terbesar adalah bagaimana Sistem Informasi tersebut bisa sesuai dengan kebutuhan dan investasi yang dilakukan bisa memberikan keuntungan. Apalagi jika perusahaan tersebut belum mempunyai konsep dan framework CRM yang jelas, yang sesuai dengan jenis usaha dan karakter dari para customernya. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan merasa penerapan aplikasi CRM mereka menjadi tidak optimal.

Tantangan di atas bisa diartikan bahwa tanpa melalui pemahaman yang menyeluruh terhadap konsep CRM pada suatu perusahaan, dan kemudian terjadi penerapan aplikasi CRM yang sudah jadi, bisa mengakibatkan perusahaan hanya sekedar mengikuti fitur/fungsi dari aplikasi CRM itu sendiri. Kustomisasi sangat dimungkinkan,tapi biasanya membutuhkan biaya yang besar dan effort yang tidak sedikit. Sedangkan jika perusahaan tersebut mengembangkan sendiri (in-house development), sangat tergantung dari siklus Planning, Development dan Implementation yang bisa dikelola dengan baik atau tidak, termasuk kualitas SDM IT perusahaan tersebut.

Melihat peluang seperti yang tersebut di atas, beberapa solusi baru dalam CRM mulai diperkenalkan sejak beberapa tahun yang lalu. Salah satu yang sangat terkenal adalah solusi On-Demand CRM yang diperkenalkan oleh Salesforce.com (http://www.salesforce.com). Salesforce.com berusaha memberikan suatu paradigma baru dalam penggunaan Sistem Informasi dalam perusahaan, dimana kita tidak membutuhkan lagi hardware maupun software yang harus kita beli, install dan maintenance. Suatu konsep yang sering disebut sebagai ASP atau Application Service Provider. Jika suatu perusahaan membutuhkan solusi CRM, yang mereka butuhkan adalah account di Salesforce.com lalu perusahaan tersebut bisa mempunyai solusi CRM yang bisa digunakan secara langsung selama terkoneksi ke server On-Demand CRM tersebut. Keterangan ada di http://www.salesforce.com/platform/why-ondemand/index.jsp

Bisa dijelaskan, bahwa On-Demand CRM adalah menyewa solusi CRM pada suatu provider IT menggunakan koneksi Internet. Dikatakan On-Demand karena kita bisa memakai kapanpun kita mau dan bayar sesuai dengan layanan yang kita pakai saja. Jadi yang dibutuhkan adalah PC di perusahaan yang terkoneksi ke server Salesforce.com melalui Internet, lalu buka account yang sudah terdaftar, kemudian kita bisa menggunakan layanan baik untuk kebutuhan Sales, Marketing, Customer Service maupun yang lain. Biaya yang dikeluarkan mulai dari $10/user/month utk group edition atau bahkan kita bisa mencoba Free-Trial Edition selama 1 bulan utk sekedar mengetahui berapa cocok solusi itu utk kita. Bahkan ditawarkan solusi untuk Personal Edition tanpa biaya, silahkan dicoba deh. Biaya bisa dilihat di http://www.salesforce.com/products/editions-pricing/

Hebatnya lagi, Salesforce.com menawarkan juga solusi integrasi ke server database internal perusahaan sehingga kita bisa langsung berinteraksi ke database customer yang sudah kita punyai sebelumnya. Sebagai kesimpulan, solusi On-Demand seperti ini ke depan akan semakin banyak diminati, dimana perusahaan bisa lebih fokus ke Core-Business mereka, tidak lagi direpotkan dengan pengembangan, implementasi dan maintenance sistem informasi mereka. Tentunya tidak semua jenis Sistem Informasi Perusahaan bisa disewa seperti ini, karena ada beberapa jenis harus tetap di-implementasi di dalam perusahaan menyangkut kerahasiaan data, ketergantungan dan lain lain. Selamat mencoba solusi baru ini, salam. Surahyo

Tuesday, December 18, 2007

Information Technology Infrastructure Library/Service Management


Dear all,

Mungkin beberapa dari anda belum familiar dengan apa itu ITIL/SM (IT Infrastructure Library/Service Management). Sebuah istilah yang mulai populer akhir-akhir ini di dunia TI, yang berupa Framework untuk mengelola infrastruktur TI di suatu organisasi dan bagaimana memberikan service terbaik bagi pengguna layanan TI. ITIL sendiri dimulai oleh OCG (Office of Governance Commerce) di Pemerintah Inggris untuk memberikan guidance bagi organisasi/perusahaan disana.

Secara gampang, ITIL sendiri merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada manajemen pelayanan teknologi informasi sehingga suatu perusahaan dapat mencapai kualitas dukungan layanan yang diinginkan. Saat ini ITIL telah didukung oleh susunan materi dan kursus pelatihan (termasuk ujian dan sertifikasi). Saat ini, ITIL telah mencapai versi terbaru yaitu ITIL V3 - Service Life Cycle.

ITIL mencakup delapan kumpulan, yaitu service support, service delivery, rencana pengembangan service management, ICT infrastruktur management, application management, business perspective, security management, dan software asset management. Dua di antaranya, yaitu service support dan service delivery merupakan area utama, yang disebut juga IT Service Management (ITSM). Secara bersama-sama, dua area ini mengandung beberapa disiplin yang bertanggung jawab untuk penentuan dan manajemen pelayanan Teknologi Informasi (TI) yang efektif.

Sebenarnya tujuan utama dari penerapan ITIL/SM ini adalah sebagai jembatan antara pihak manajemen dan divisi TI agar keduanya bisa berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Sering terjadi, fokus bisnis dan fokus TI berjalan sendiri-sendiri sehingga perusahaan tidak bisa memanfaatkan infrastruktur TI yang ada dengan optimal. Departemen/divisi TI dalam suatu perusahaan seharusnya merupakan suatu organisasi yang memberikan layanan (Service Organisation). Divisi TI harus sensitif dan responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan bisnis. Mereka juga harus bisa mengenali dan memahami pelanggan mereka (user di dalam sistem).

Jika kita kenal SLA (Service Level Agreement) sebagai bentuk perjanjian layanan dari suatu IT provider kepada pelanggan, didalam perusahaan kita juga akan kenal OLA (Operational Level Agreement) yang merupakan perjanjian layanan dari suatu divisi TI kepada pelanggan/pengguna internal. Divisi TI bisa memberikan layanan secara professional, efeknya mereka juga bisa merupakan bagian dari bisnis itu sendiri. TI harus bisa menjadi enabler (pemampu) bukan hanya sebagai tool (alat bantu) dalam suatu bisnis. Semoga memberikan wawasan baru, salam hangat.

Saturday, September 22, 2007

IT itu mahal? Sistem Informasi mungkin mahal...


Dear all,

Beberapa waktu lalu, ada mahasiswi saya yang nanya "Kenapa IT itu mahal pak? Sehingga banyak implementasi yang tidak berhasil". Menurut dia, sebagian besar temen-temennya juga berpendapat seperti itu. Kemudian setelah melalui beberapa diskusi, baru saya tahu bahwa temen-temennya tadi bertanya begitu karena mereka menganggap IT adalah koneksi Internet. Hmmmm tidak bisa disalahkan sih pendapat seperti itu.

Sebenarnya IT itu tidak hanya koneksi Internet saja. Bisa kita lihat, komponen di IT bisa terdiri dari: Software, Hardware, Network dan Database. Jadi koneksi Internet bisa kita masukkan ke Network, yang memang mahal kalau di negara tercinta kita ini. Tapi apakah koneksi Internet selalu digunakan di semua perusahaan? Jawabnya adalah TIDAK, karena di sebagian besar perusahaan, Internet saat ini hanya digunakan sebagai kanal (channel) untuk berinteraksi dengan pelanggan atau partner, belum digunakan utk mendukung integrasi antar perusahaan. Jadi tanpa Internet pun, perusahaan akan bisa beroperasi dan berkompetisi dengan baik. Yang lebih utama di komponen IT justru di Software (aplikasi Keuangan, Kepegawaian, Pergudangan dll), Harware (PC, notebook, printer dll), Network (Local Area Network dan Wide Area Network), Database (database keuangan, inventory, customer dll) utk mendukung operasional perusahaan tsb.

Kembali ke istilah IT, banyak orang salah menafsirkan bahwa IT adalah Sistem Informasi. Padahal IT itu hanya satu bagian dari sesuatu yg lebih kompleks yang disebut Sistem Informasi. Kalau kita bicara ttg penerapan di perusahaan, sebenarnya kita bicara tentang Sistem Informasi. Dimana Sistem Informasi itu terdiri dari:
1. Business Process
2. Information Technology (Hardware, Software, Network, Database)
3. People (System Owner, System User, IS Specialist)
Dari gambar yg saya ambil dari buku Intro to IS karangan James A. O'Brien, McGraw-Hill 2007 di atas, terlihat biaya terbesar rata2 utk penerapan Enterprise System adalah utk Business Process Re-engineering (BPR). Terlihat kontribusi IT sendiri yg terdiri dari Software & Hardware sebesar 27%. BPR sendiri merupakan kegiatan dari perusahaan utk menyesuaikan Business Process-nya ke Best Practice dari suatu industri tertentu. Dimana para pengguna (user) harus melakukan perubahan dalam cara bekerja mereka, yg merupakan hal yg terberat karena sudah bisa bekerja dg pola lama selama bertahun-tahun. Perusahaan banyak mengeluarkan biaya karena harus menyewa konsultan2 yang terkenal seperti Accenture, IBM-PriceWaterhouseCooper, Cap Gemini dan lain-lain.

Berikut itu jangan lupakan biaya yang harus dikeluarkan dalam mengelola People sebagai komponen yang paling sulit kita kendalikan. Change Management yg terarah, meliputi sosialisasi, pelatihan, mentoring, motivasi bagi pengguna dll pun memberikan kontribusi biaya juga bagi perusahaan tersebut. Sering kali bahkan penolakan dari pengguna (user) akan memberikan beban dari manajemen dalam rangka penerapan Sistem Informasi tersebut.

Sedangkan biaya yg dikeluarkan utk Hardware sendiri saat ini sudah sangat terjangkau, karena teknologi sudah semakin mature dan terstandarisasi. Bahkan beberapa perusahaan sudah melakukan Outsourcing atau sewa PC agar bisa lebih simpel dalam pengelolaannya. Software utk kebutuhan bisnis makin beragam dan terstandarisasi sehingga makin terjangkau harganya, bahkan gratis kalau menggunakan Open Source Software (OSS) spt Linux, OpenOffice dll. Tekonologi jaringan mudah didapat, bahkan untuk membangun sebuah LAN sederhana, biayanya sangat terjangkau (hub/switch bisa dibawah 500 ribu + kabel2). Pengembangan database pun makin mudah didapat, karena banyak pilihan di DBMS Application spt MS SQL, Oracle atau OpenSource DBMS spt MySQL, PostgreSQL dll.

Jadi sebagai kesimpulan, biaya yang dikeluarkan dalam rangka penerapan Sistem Informasi bisa mahal karena ada komponen-komponen yg tidak diperhatikan dengan baik dari awal. Perencanaan yang asal2an akan mengakibatkan pemetaan Business Process tidak maksimal, bahkan hanya membuang biaya saja. Setelah dikembangkan sistem tsb, tidak dibarengi dengan strategi Change Management yg tepat sehingga komponen People tidak bisa mengikuti atau seirama dengan Sistem-nya. Utk komponen IT, sdh mulai terjadi standarisasi dan kematangan (mature) sehingga makin mudah kita utk mencari alternatif yang terjangkau harganya. Internet? Itu hanya bagian dari Network, dimana Network merupakan bagian dari IT yg mana IT jg merupakan bagian dari Sistem Informasi itu sendiri. Mungkinkah perusahaan berjalan tanpa Internet? Sangat mungkin sekali, kalaupun dibutuhkan paling hanya utk komunikasi dengan email, chat, website dengan koneksi minimal dengan biaya 100-200 ribu per bulan. Semoga memberikan pemahaman baru, terimakasih. Salam, surahyo.

Wednesday, August 29, 2007

Apple iPhone



Dear all,

Mungkin sebagian pembaca pernah mendengar atau melihat iklan iPhone. Sebuah device baru dari Apple yg membuat banyak orang kagum thd inovasi2 yg dilakukannya. Masih ingat betapa fenomenalnya iPod di dunia (walau di Indonesia tdk begitu)? iPod berhasil membuka mata banyak produsen dan pemakai MP3 player bagaimana seharusnya kita menikmati musik itu. Dengan desain yang sangat cantik, mudah digunakan, dan yg paling penting adalah adanya iTunes. Desain cantik iPod sendiri mengalami puluhan kali revisi, shg didapatkan bentuk yg sempurna, tanpa sekrup atau apapun, putih bersih dan indah. Menu2nya sangat mudah digunakan, seperti kalau kita menggunakan Apple Macintosh di PC/Notebook. iTunes jg bukan hanya aplikasi player MP3 di PC dan tool sinkronisasi ke iPod, tapi juga sebagai sarana pengguna utk download konten MP3 secara LEGAL dari situs Apple. Itulah kehebatan Steve Jobs utk memaksa industri musik percaya dengannya dan mau menjual konten lagu lewat jaringan iTunes. Kalau anda cari info di Internet, terlihat betapa powerfull-nya iPod. Hampir semua mobil kelas atas di Amerika dan Eropa menyediakan iPod konektor di sound system-nya. Industri aksesoris iPod sdh mencapai $ 1 milyar....wow ck ck ck (http://www.businessweek.com).

Kembali ttg iPhone, kita lihat sekali lagi Apple mencoba membuka mata orang utk memahami bagaimana seharusnya handphone itu digunakan (bukan diciptakan). Ingat sekali lagi, seperti iPod juga, Steve Jobs memberikan CARA baru bagi kita utk mendengarkan musik digital. Desain iPhone memang cantik dan keren, tapi lebih hebat lagi adalah cara kita menggunakannya. Walau bukan hal yang baru, iPhone tidak menggunakan keypad sama sekali. Keyboard virtual iPhone mungkin yg terbaik saat ini, walau kecil tapi sangat mudah digunakan tanpa bantuan stylus sama sekali. Begitu jari kita mendekati huruf, ukurannya akan membesar shg mudah ditekan.

Semua menu sangat mudah diakses, dengan tampilan yg enak dilihat. Mulai dari menelpon, SMS, cek email, buka web, dengerin musik (kata mereka ini adalah iPod terbaik yg pernah ada), melihat video, buka Google Map dll semua sangat mudah sekali digunakan. Bahkan dg adanya sensor, tampilan di layar yg jernih itu bisa berubah sendiri dr portrait ke landscape tergantung posisi kita memegang iPhone tadi. Scrolling menu apa aja, cukup dengan menggerakan jari ke atas ke bawah. Zooming cukup dengan 2 jari membuka keluar dll. Yang pasti sangat mudah dan memberikan pengalaman baru dalam menggunakan handphone. Dengan harga $499 utk memory 4 GB, dan $599 utk 8 GB, saya yakin pembeli akan puas dengan performance-nya.

Sekedar informasi, iPhone ini belum mendukung 3G tapi sdh ada WiFi. Ada alasan tersendiri Apple belum menyertakan ini, krn mereka menganggap layanan 3G belum maksimal. Tapi dari semua itu, Apple berhasil memperlihatkan bagaimana sebaiknya handphone itu digunakan. Bukan dari inovasi teknologi-nya saja, karena O2, Dopod, Nokia, Motorola dll pun sudah mempunyai teknologi itu. Jadi Apple berhasil menangkap kebutuhan pengguna, lalu menuangkannya dalam sistem yg mudah, keren dan handal. Saya pribadi menganggumi Steve Jobs yang berhasil membawa Apple utk bangkit lagi, baik dari divisi komputer (Macintosh Desktop dan Notebook), digital music player (iPod) dan sekarang handphone (iPhone). Kapan2 akan saya tulis kehebatan Apple Macintosh deh. Saya sendiri gak sabar ingin memiliki iPhone sebagai suatu gadget yg bagus utk dikoleksi. Salam, surahyo.